Berita

UINSA Newsroom, Selasa (27/12/2022); Computer Assisted Test (CAT) Indeks Profesionalisme dan Moderasi Beragama (IPMB) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama RI Tahun 2022, resmi digelar secara serentak pada Selasa, 27 Desember 2022. UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menjadi salah satu titik lokasi pelaksanaan tes tersebut, memfasilitasi sebanyak 840 ASN internal UINSA dan peserta dari eksternal sebanyak 47 orang.

Lokasi tes CAT IPMB di UINSA dilaksanakan di beberapa titik lokasi. Antara lain Ruang Meeting Rektor Lt. 2 Gedung Twin Towers, Tower Teuku Ismail Yakub. Gedung Laboratorium Terintegrasi sebanyak 9 ruang, terdiri dari 5 ruang Lab. Bahasa dan 4 ruang Lab. Komputer. Termasuk tiga ruang pada Laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Panitia Pelaksana CAT IPMB 2022 pada UINSA Surabaya, Nanang Kurniawan, S.Sos, M.M., menyebutkan, kegiatan ini dibagi ke dalam empat sesi ujian. Pada kesempatan ini, sebagian besar ASN UINSA telah dijadwal mengikuti tes. “Sisanya, yang saat ini menjadi panitia kegiatan sekitar 54 orang akan dijadwalkan pada Januari 2023,” terang Nanang.

Tes ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024. Juga berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2022 tentang Rencana Strategis Kementerian Agama 2020-2024. Serta sebagai upaya penyusunan IPMB ASN.

Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., menjelaskan, CAT IPMB merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi ASN yang ketiga, yakni sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Sebagaimana terkandung dalam pasal 10 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dua fungsi lainnya adalah sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, serta Pelayan Publik.

Maka, untuk kebutuhan pemenuhan fungsi ASN yang ketiga ini, menurut Rektor, setiap ASN harus selesai dengan dirinya sendiri. “Karena ASN itu, atau seseorang yang tidak selesai dengan dirinya tidak akan mampu menyelesaikan problem tempat kerjanya,” ujar Prof. Muzakki.

ASN, lanjut Rektor, diharapkan mampu menjadi figur panutan kebangsaan. Sehingga, CAT IPMB menjadi hal yang penting dilakukan dalam rangka memetakan potensi profesionalisme kerja, serta indeks moderasi ASN.

Ke depan, tidak boleh lagi ada pelayanan administrasi kepada masyarakat yang didasarkan pada perbedaan sektarianisme, etnisitas, bahkan agama sekalipun. “Indonesia ini sudah kita sepakati bersama dulu di awal kemerdekaan untuk menjadi tempat bertemunya berbagai perbedaan yang ada di tanah air,” terang Rektor sekaligus Guru Besar Bidang Sosiologi Pendidikan UINSA tersebut.

Rektor yang juga dipercaya sebagai Anggota Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat Masa Lalu (PPHAM) ini menjelaskan, bahwa ASN memiliki keistimewaan yang berbeda dari komponen bangsa yang lain. Karena ASN diberikan kepercayaan oleh negara untuk memberi layanan kepada warga masyarakat.

“CAT ini persis seperti general check-up. Dengan begitu kita tahu dimana yang sakit, dimana yang ada problem kesehatan. Lalu kita intervensi, supaya yang sakit bisa disembuhkan. Bagi yang sudah sehat, kita jaga jangan sampai terpengaruh oleh tubuh yang sakit dan menjadi lebih profesional di bidangnya,” terang Prof. Muzakki.

Rektor pun mengajak kepada semua ASN UINSA untuk mengikuti dengan baik kegiatan CAT IPMB. “Ini adalah bagian dari kemuliaan yang sedang diberikan oleh negara kepada kita, atau yang sedang disediakan oleh negara kepada kita. Agar kita bisa menjadi aparatur sipil negara yang bisa menjalankan amanat negara dalam konteks pemberi layanan administrasi yang dibutuhkan warga masyarakat,” tukas Prof. Muzakki. (Nur/Humas)