Berita

Sekretaris Program Studi Hubungan Internasional Nur Luthfi Hidayatullah, S.IP., M.Hub.Int. menjadi pembicara dalam Webinar Nasional di UPN Veteran Jawa Timur pada Selasa, 17 Desember 2024. Webinar Nasional yang diselenggarakan secara hybrid tersebut bertema: “Transformasi Bea Cukai Indonesia: Pelajaran dari Masa Lalu dan Prediksi untuk Masa Depan di Era Presiden Prabowo Subianto”. Webinar Nasional tersebut juga dihadiri oleh Ir. Oentarto Wibowo, M.P.A., Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai 2022 sebagai pemateri, dan Helga Yohana Simatupang, S.IP., M.A., Dosen Hubungan Internasional UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai moderator.


Dalam webinar yang diselenggarakan sebagai tugas akhir mahasiswa kelas Politik Luar Negeri Indonesia tersebut, Nur Luthfi Hidayatullah, S.IP., M.Hub.Int. mempresentasikan bahwa kebijakan ekonomi Indonesia di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih mengarah kepada kerja sama regional dengan ASEAN China Free Trade Area, East Asia Summit, dll. Kemudian, kebijakan Presiden Jokowi lebih kepada memastikan kerja sama ekonomi dan investasi asing bermanfaat kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, kebijakan Presiden Prabowo lebih ke mengoptimalkan sumber pendapatan negara untuk kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara dan makan siang bergizi bagi siswa di sekolah.


Berikutnya, Ir. Oertanto Wibowo, M.P.A. menjelaskan bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berada dibawah Kementerian Keuangan. Di era penjajahan Belanda, gula dan minyak bumi terkena cukai. Sedangkan saat ini, Indonesia menerapkan Cukai terhadap hasil tembakau, minuman beralkohol dan ethyl alkohol. Selain itu, juga ada ppnpm pajak barang mewah. Badan Penerimaan Negara bukan hal yang taboo, tapi membutuhkan penyesuaian politik.


Beliau menambahkan bahwa kunci dari kesuksesan UMKM dalam melaksanakan ekspor ke luar negeri adalah menjaga kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Dalam mencari buyer di luar negeri untuk menerima produk UMKM, dibutuhkan keterampilan negosiasi perdagangan. Keterampilan negosiasi perdagangan tidak hanya penting bagi praktisi, tetapi juga dapat dipraktikkan oleh mahasiswa.


Lebih lanjut, webinar tersebut menekankan pentingnya partisipasi mahasiswa Hubungan Internasional dalam praktik negosiasi perdagangan dalam pembelajaran di kelas. Sebagai contoh, pembuatan skenario sidang international trade negotiation, dimana mahasiswa memerankan perwakilan negara yang sulit diajak bernegosiasi, dengan berbagai strategi negosiasi, misalnya kesiapan data, keterbatasan bahasa, dll.
Diharapkan webinar tersebut memberikan manfaat tidak hanya bagi mahasiswa peserta, tetapi juga mengembangkan kerja sama antara Ditjen Pajak dengan perguruan tinggi, misalnya dalam bidang penelitian, pengembangan human capital, dan pengabdian kepada masyarakat (NLH).

Loading