Berita

UINSA Newsroom, Sabtu (03/05/2025); Hari kedua kegiatan ‘Konsolidasi Strategi Publikasi UM-PTKIN 2025,’ pada Sabtu, 03 Mei 2025 diisi dengan paparan materi dari para narasumber. Beberapa materi paparan yang dibahas dalam kesempatan ini antara lain desain konten publikasi, pemberitaan, serta branding audiovisual.

Sesi pertama terkait ‘strategi visual komunikasi dan optimalisasi platform publikasi,’ dipandu Zidnie Ilman Elfikri, S.S., anggota Tim Panitia Nasional PMB PTKIN Pokja Humas dari UIN Salatiga. Dibuka dengan diskusi interaktif studi kasus perubahan logo Instagram, Zidnie mengajak para peserta untuk mengupas terkait pola publikasi yang telah dilakukan masing-maisng PTKIN.

Zidnie juga secara interaktif mengajak peserta mengupas terkait keunggulan masing-masing PTKIN khususnya pada media sosial Instagram. Mulai dari desain yang digunakan, strategi pemilihan tema, serta pemakaian aplikasi-aplikasi pendukung dalam desain grafis.

“Visual bukan sekadar estetika, tapi bagian penting dari narasi kita. Bagaimana sebuah desain bisa membentuk persepsi dan kepercayaan publik terhadap kualitas PTKIN,” ujar Zidnie.

Sesi diskusi makin hidup ketika Zidnie mengajak peserta berbagi praktik terbaik dalam pemanfaatan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, serta membandingkan pendekatan antar PTKIN dalam menjangkau generasi muda.

Selanjutnya paparan sesi kedua diisi Vaurina, S.Sos., dari UIN Raden Fattah Palembang. Dalam kesempatan ini Vaurina memandu terkait pemetaan tema release pemberitaan yang akan dilakukan Tim Pokja Humas PTKIN. Menurutnya, meskipun publikasi audivisual itu penting dan notabene lebih banyak disukai namun publikasi melalui release tetap penting dilakukan.

Sesi ketiga paparan, terkait branding visual dipandu langsung M. Sandi Apriko. Kreator karakter NOAH, ikon Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) SPAN dan UM-PTKIN ini berbagi ilmu terkait pentingnya menciptakan branding lembaga. Ia menegaskan, bahwa branding itu bukanlah logo, banner, merk, atau bahkan sekadar sloga. Branding itu erat kaitannya dengan nilai atau interpretasi seseorang terhadap sesuatu.

Mengusung pendekatan Marketing 6.0 yang dikembangkan Philip Kotler, Sandi menekankan bahwa perubahan perilaku konsumen saat ini sangat dinamis. Menurutnya, Gen Z tidak hanya tertarik pada informasi akademik, tetapi juga ingin melihat makna, karakter, dan keberpihakan sosial dari sebuah institusi pendidikan.

Sesi paparan terakhir, diisi Suhirman Adita, M.Pd., Perwakilan Pokja Humas dari UIN Mataram yang menyampaikan terkait ‘Strategi Publikasi Kehumasan.’ Menurutnya, praktisi kehumasan PTKIN perlu untuk berkoordinasi dengan unit kerja, khususnya yang membidangi data akademik maupun kemahasiswaan. Salah satunya terkait kebutuhan Humas akan data PMB agar dapat merumuskan strategi publikasi terbaik.

Nur Hayati, S.I.Kom., Pranata Hubungan Masyarakat pada Bidang Humas Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (AAKK) yang hadir mewakili UINSA dalam kegiatan Panitia Nasional PMB PTKIN Tahun 2025 kali ini pun berkesempatan berbagi informasi terkait pola publikasi yang dilakukan di kampus.

Perwakilan Pokja Humas PTKIN dari UINSA Surabaya ini menyampaikan, bahwa bekerja di dunia kehumasan butuh effort yang tinggi. Mengingat selera konsumen dalam hal ini calon maba sangat fluktuatif dan heterogen. Praktisi kehumasan pada PTKIN perlu melakukan riset secara massif dan terstruktur untuk dapat menghasilkan ide-ide segar dalam proses publikasinya.

“Humas memiliki tugas ganda dalam hal publikasi. Pertama, memahami selera pasar. Kedua, menjadi penyambung lidah lembaga untuk masyarakat. Fungsi ini terkadang membuat Humas tidak lepas dari kewajiban memahami selera pimpinan, bagaimana kedua bisa klik and match dengan selera yang disukai masyarakat,” terang Nur.

Sehingga, melalui kegiatan ‘Konsolidasi Strategi Publikasi UM-PTKIN 2025,’ ini Nur berharap dapat belajar lebih banyak lagi dari Pokja Humas PTKIN lain di seluruh Indonesia. Terutama tentang bagaimanakah strategi promosi terbaik di masing-masing PTKIN.

“Tentu, setiap daerah, setiap PTKIN memiliki karakter dan kekhasannya masing-masing. Strategi di PTKIN satu, mungkin tidak sesuai untuk lainnya. Tapi kesempatan belajar bersama seperti ini penting, supaya kita bisa memetakan keunggulan dan kekurangan kita sendiri untuk kemudian kita lakukan perbaikan ke depannya,” imbuh Nur.

Hari kedua konsolidasi ditutup dengan kesepakatan untuk memperkuat distribusi konten digital terintegrasi lintas PTKIN dan pembentukan tim kreatif bersama yang siap memproduksi materi promosi berbasis data, narasi emosional, dan pendekatan visual yang menarik. (Nur/Humas)

Reportase: Nur Hayati
Foto: Pokja Humas PTKIN