@Pendidikan Bahasa Inggris
Tuesday, 22 February 2022
Mengisi tanggal cantik 22/2/2022, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris kembali menyelenggarakan Research Discussion Forum (RDF) pada Selasa (22/2). Kegiatan yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga 9.30 WIB ini mengusung judul Integration of Literacy Skills based on AKMI Framework into ELT dengan narasumber Ibu Dr. Siti Asmiyah, S.Pd., M.TESOL. Secara resmi, kegiatan dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Bapak Dr. Saiful Jazil, M.Ag yang kemudian selanjutnya diserahkan kepada moderator Ibu Rakhmawati, M.Pd yang memandu jalannya forum diskusi.
Narasumber mengawali pemaparannya dengan menyajikan latar belakang Integration of Literacy Skills based on AKMI Framework into ELT dan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai masing-masing kata kunci yang pada RDF kali ini banyak disebutkan termasuk “Literasi” dan juga AKMI atau Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia. Menjelang dimulainya masa perkuliahan semester genap, topik RDF ini menjadi penting sehingga dosen pun juga bisa melakukan integrasi kemahiran berliterasi pada asesmen yang ada di mata kuliah. “Literacy can be applied in any levels in any subject matters”, tegas Ibu Asmiyah. Beliau juga menambahkan dengan adanya program Madrasah Education Quality Reform 2020-2024 yang digagas oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, maka penting untuk melakukan integrasi kemampuan literasi yang berdasarkan AKMI pada setiap pembelajaran di madrasah memgingat bahwa AKMI berfokus pada peningkatan kemampuan berpikir pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi sosial dan budaya.
Lebih lanjut, keempat tipe literasi dipaparkan oleh Ibu Asmiyah, namun porsi pemaparan lebih banyak pada literasi membaca dan literasi sosial dan budaya sebab pada dua jenis literasi itulah beliau terlibat secara langsung pada kegiatan pelatihan. Pada setiap jenis literasi terdapat 5 tingkatan kemahiran literasi yang menunjukkan kemampuan masing-masing peserta didik atau dengan kata lain peserta didik dikelompokkan berdasarkan 5 tingkatan literasi tersebut yang meliputi perlu intervensi, dasar, cakap, terampil, dan perlu kreasi. Guru atau pengajar perlu megakomodasi setiap level yang ada pada pemeblajran yang dilakukan sehingga masing-masing peserta didik dapat memiliki serta meningkatkan kemahirannya literasinya sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilalui.
Ibu Asmiyah menambahkan dalam pemaparannya bahwa setiap jenis literasi memiliki domain dan sub domain berkesesuaian dengan hal-hal yang diprioritaskan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Sub domain yang ada menjadi konteks untuk integrasi literasi AKMI pada pembelajaran di madrasah. Secara spesifik, Ibu Asmiyah memberi gambaran runtut pada peserta RDF terkait alur berpikir berkenaan dengan AKMI dan Literasi hingga pada contoh penerapannya dalam perencanaan pembelajaran termasuk asesmennya sebelum kemudian kegiatan berlanjut pada sesi diskusi dan tanya jawab antara narasumber dan juga peserta Research Discussion Forum. Diskusi hingga mengarah kepada kiat-kiat bagaimana mengakomodasi kelas yang berisikan peserta didik dengan tingkatan kemampuan literasi yang berbeda-beda dalam penerapan integrasi literasi AKMI. Poin tersebut merupakan hal yang juga masih didiskusikan pada forum-forum lain dan membuka kemungkinan-kemungkinan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut, lebih luas, maupun lebih spesifik kontekstual terkait dengan topik literasi AKMI.