
UINSA Newsroom, Rabu (02/07/2025); UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar Ujian Terbuka Doktor Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Promovendus “Anik Faridah” pada Rabu, 02 Juli 2025 di Gedung Amphitheatre Kampus A. Yani UINSA Surabaya. Ujian Terbukanya Doktor ini secara khusus juga dihadiri Gubernur Provinsi Jawa Timur, Dr(HC). Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si.
Mengusung tema “Transformasi Pesantren Ramah Anak,” disertasi ini mengangkat Studi multi situs di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan Pondok Pesantren Karangasem Muhammadiyah Paciran Lamongan. Dua Pesantren yang menjadi perwakilan dari pesantren salaf dan modern di Jawa Timur.

Dalam ujian terbuka yang dipimpin Ketua sidang, Prof. Dr. Hj. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag., ini Promovendus, Anik Faridah menjelaskan terkait temuan disertasinya. Dijelaskan Anik, bahwa penelitian ini lahir dari keresahan atas adanya kasus kekerasan dan atau bulliying terhadap anak di lingkungan pesantren. Total tercatat sebanyak 2006 kasus kekerasan di pesantren selama kurun 2024.
“Transformasi pesantren ramah anak disini adalah membahas mengenai bagaimana bentuk transformasi yang dilakukan Pesantren Tebuireng dan Karangasem Muhammadiyah. Serta mengapa harus terjadi transformasi dan bagaimana implikasinya terhadap kesejahteraan well being santri,” ujar Anik Faridah.

Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., yang juga menjadi salah satu tim penguji menegaskan, pentingnya untuk tidak melupakan alasan utama lahirnya penelitian terkait Pesantren ramah anak. Yakni adanya isu terkait kekerasan di Pesantren yang dialami santri.
“Ketika kemudian dikaitkan makanan bergizi dan seterusnya, ini jangan sampai terlepas dari isu tersebut. Sebab kalau soal makanan bergizi, jaminan kesehatan, itu tidak didekati dengan pintu masuk pesantren ramah anak,” ujar Prof. Muzakki.

Dalam sambutan selamat datang untuk Gubernur Jawa Timur, Rektor juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas perhatian tinggi gubernur terhadap dunia pendidikan dan pesantren khususnya UINSA Surabaya. Sementara itu, Gubernur Jawa Timur dalam kesempatan ini menyampaikan, apresiasinya kepada UINSA yang konsisten memberikan penguatan terhadap kualitas sumber daya manusia berbasis pesantren.
Gubernur Jawa Timur menilai, pengembangan keilmuan formal sangat penting bagi lulusan pesantren agar mampu memberikan kontribusi lebih luas di masyarakat. “Alhamdulillah, tentu kami menyampaikan terima kasih bahwa UIN Sunan Ampel bersedia memberikan penguatan pada kualitas SDM, terutama yang berbasis pesantren,” ujar Gubernur Khofifah.

Gubernur juga mendorong pembentukan lembaga bantuan hukum di lingkungan pesantren. Gubernur menyebut keberadaan Fakultas Hukum di UINSA mendukung penyediaan paralegal litigasi dan nonlitigasi. “Ini bisa menjadi bagian dari Tri Dharma perguruan tinggi,” katanya.
Rektor UINSA pun mengungkapkan kekagumannya atas perhatian Gubernur Khofifah terhadap dunia pesantren. “Adakah gubernur lain yang punya konsen seperti beliau soal pesantren? Ini luar biasa,” kata Muzakki.

Pada kesempatan ini, UINSA resmi meluluskan Sembilan doktor dari Program Studi Pendidikan Agama Islam. Mereka merupakan kalangan Ning dan Gus dari pesantren, yang menurut Rektor, telah menyelesaikan sisi informal di pesantren dan kini menyempurnakannya melalui gelar akademik formal. (Nur/Humas)
Redaktur: Nur Hayati
Foto: Kamal AJ
