Rapat Kerja Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Arsitektur Indonesia (Rakernas APTARI) merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan untuk membahas isu penting dalam pengembangan pendidikan arsitektur di Indonesia. Pada tahun 2022 Rakernas APTARI diselenggarakan di Kota Kupang Nusa Tenggaran Timur selama 3 hari Rabu-Jumat, 9-11 November 2022. Agenda pada Rakernas hari pertama ialah pemaparan materi dari ketua APTARI terkait rencana pengembangan pendidikan arsitektur di Indonesia dan juga oleh Kemendikbudristek yang sepenuhnya mendukung pada rencana kerja APTARI.
Pada hari pertama Rakernas APTARI diselenggarakan di Universitaas Nusa Cendana, dilakukan pembahasan secara paralel isu penting dalam pengembangan pendidikan arsitektur yang terdiri dari 7 penel
- Pokja Merdeka Belajar Kampus Merdeka
- Pokja Pendidikan Arsitektur 5 Tahun (4+1) S1+ PPAr
- Pokja Pendidikan Arsitektur 5 Tahun (4+1) S1+ S2 Desain
- Pokja Pengelolaan Studio
- Pokja Pengembangan Keilmuan Doktoral dan Magister Riset
- Pokja Vokasi
- Pokja IAAB
Pada sesi panel perwakilan Prodi Arsitektur UIN Sunan Ampel Surabaya Dr. Rita Ernawati, MT bergabung pada kelompok kerja Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menyampaikan bahwa pada perguruan tinggi dibawah Kementrian Agama belum dapat mengakses program-program MBKM yang diselenggarakan Kemenristekdikti dan BUMN. Hal tersebut mendapat perhatian dan dicatat sebagai rekomendasi Rekrnas APTARI untuk diteruskan kepada instutusi terkait. Disampaikan juga pertanyaan terkait pentingnya evaluasi pelaksanaan MBKM terhadap kualitas kompetensi mahasiswa agar tidak terjadi ketimpangan dan kecemburuan diantara mahasiswa reguler dan MBKM.
Rekernas APTARI hari kedua dilaksanakan di Universitas Katolik Widya Mandira, yang dibuka oleh rektor. Pembahasan hari kedua merupakan pleno dari pembahasan kelompok kerja. Dirumuskan agenda dan rekomendasi penting pada setiap kelompok kerja yang akan ditindaklanjuti dengan pembahasan secara lebih intensif pada masing-masing pokja. Pada sesi kedua dilakukan pembahasan tentaang pembentukan Indonesian Architecture Accreditation Board (IAAB) yang merupakan agenda penting yang harus segera diwujudkan dalam rangka mendapatkan pengakuan secara internasional bagi lulusan arsitektur pada jenjang PPArs. Secara internal IAAB juga dimaksudkan untuk mendorong peningkataan kualitas pendidikan arsitektur di Indonesia. Penyusunan proposal pembentukan IAAB merupakan kolaborasi antara APTARI, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Dewan Arsitek Indonesia (DAI). Pada bagian akhir Ketua APTARI Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, ST., MT., IAI., IPM menyampaikan pentingnya setiap anggota APTARI berkolaborasi dan berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan arsitektur. Rektor Universitas Katolik Widya Mandira yang menutup kegiatann tersebut juga menyampaikan agara pendidikan arsitektur di Indonesia mampu bersaing secara global namun dengan tetap memperhatikan keberagaman budaya lokal.