Berita

Surabaya, 1 November 2024 – Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya kembali menunjukkan komitmennya dalam mengintegrasikan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan service learning. Bertempat di Madrasah Ibtida’iyah (MI) Wachid Hasyim, Surabaya, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan minat sastra anak dengan tema Menumbuhkan Minat Sastra Anak Melalui Kisah Teladan Para Wali.

Kegiatan ini digagas oleh Jiphie Gilia Indriyani, dosen mata kuliah Sastra Anak, yang mengintegrasikan pembelajaran teori dengan praktik langsung di masyarakat. “Kegiatan service learning ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang telah mereka pelajari sekaligus merasakan tantangan pengajaran di lapangan,” jelas Jiphie Gilia Indriyani. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan dosen lain dari prodi Sastra Indonesia, Novia Adibatus Shofah, S.S., M.Hum., sebagai dosen pendamping.

Didukung oleh tujuh mahasiswa fasilitator, yakni Ihdatul Muniroh, Intan Fauziyah Muhalisa, Ira Azhari, Aninda Ummi Putri Hakim, Amanda Ayu Putri Vianti, Desinta Anggraini, Dan Ashilah, dan Qothrun Nada Nadhifah, kegiatan ini menghadirkan metode pengajaran interaktif. Materi ajaran Moh Limo dari Sunan Ampel—yang meliputi prinsip tidak berjudi (moh main), tidak mabuk-mabukan (moh ngombe), tidak mencuri (moh maling), tidak menggunakan narkoba (moh madat), dan tidak berzina (moh madon)—disampaikan dengan cerita para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, dan Sunan Derajat.

Kegiatan ini diawali dengan pemutaran video inspiratif dan dilanjutkan dengan cerita naratif menggunakan alat bantu visual. Sesi tanya jawab menghidupkan suasana, sementara ice breaking menjaga antusiasme siswa sepanjang acara. Sebagai penutup, hadiah berupa buku dongeng dan makanan ringan diberikan kepada siswa yang aktif berpartisipasi.

“Dengan kisah para wali, kami ingin siswa memahami nilai moral sekaligus merasakan keindahan sastra lokal. Hal ini juga menanamkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia,” tambah Novia Adibatus Shofah.

Melalui kegiatan ini, mata kuliah Sastra Anak tidak hanya menjadi pembelajaran di kelas, tetapi juga mampu memberikan dampak langsung kepada masyarakat. Kepala MI Wachid Hasyim menyambut baik inisiatif ini dan berharap kolaborasi serupa dapat terus dilanjutkan untuk masa mendatang.