Pada Rabu, 6 Maret 2024, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) mengadakan kegiatan Peningkatan Kompetensi Mahasiswa (PKM) bagi mahasiswa IAT semester empat. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Gedung B3 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat pada pukul 13.00-16.00 WIB. Tema yang diusung dalam PKM ini adalah “Menjelajah Warisan Intelektual Ulama Jawa Timur Melalui Pendekatan Filologi”. Tema yang cukup menarik antusiasme mahasiswa untuk mengikutinya.
PKM IAT dibuka dengan beberapa susunan acara yang dipandu oleh pembawa acara yaitu Siti Nur Lutfiyatul Kharisma. Selanjutnya adalah pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Akbar Zaki Mubarok dan sambutan Kepala Program Studi (Kaprodi) IAT yaitu Dr. Fejrian Yazdajird Iwanebel. Dalam sambutannya termuat harapan-harapan diadakannya PKM IAT kali ini. “Kalian bisa paham, tertarik, dan dapat menumbuhkan ghirrah ke sana dengan mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Lajnah Turost pada tahun depan,” lontar Kaprodi IAT.
Masuk pada inti acara, MC mengalihkan jalannya acara pada moderator untuk memandu proses penyampaian materi dan tanya jawab. Moderator dalam PKM IAT kali ini adalah Naufal Cholily, M.Th.I. selaku sekretaris prodi IAT. Penyampaian materi akan dibawakan oleh Moh. Ainur Ridho sebagai tim Nahdlatut Turost dan Ketua Pusat Studi Naskah Pesantren Universitas Annuqayah Sumenep.
Sebelum memasuki materi, Moh. Ainur Ridho membagikan ceritanya pada saat awal mula berkecimpung di dunia filologi ini. Berawal dari pendidikan S2 di Universitas Padjadjaran dengan jurusan Filologi, Moh. Ainur Ridho mulai mengenal ruang lingkup filologi. Pasca selesai pendidikannya, Moh. Ainur Ridho lebih mendalami kembali objek filologi yaitu naskah manuskrip di Indonesia dan utamanya di Madura selama kurang lebih tiga tahun. Pada saat itulah, Moh. Ainur Ridho timbul rasa nyaman dalam dunia filologi.
Moh. Ainur Ridho, memaparkan materi cukup membawa nuansa baru bagi mahasiswa semester empat. Hal itu seperti pengenalan filologi baik secara bahasa maupun istilah, perbedaan antara naskah dan teks, ruang lingkup kajian filologi, pengertian manuskrip, alur penelitian manuskrip, dan menunjukkan manuskrip-manuskrip yang berhasil dipreservasi dan dikatalogisasi.
Salah satu bagian dari materi yaitu alur penelitian filologi. (Sumber: dokumentasi pribadi)
Mahasiswa cukup takjub dengan pemaparan materi dalam PKM IAT kali ini. Tanpa disadari banyak sekali manuskrip-manuskrip yang ditemukan dan berbagai macam jenisnya. Hal itu seperti manuskrip karya Syaikhona Kholil Bangkalan berjumlah 34 yang telah di-tahqiq dan diterbitkan, manuskrip Babat Tanah Prajjan ditemukan di Sampang, manuskrip yang ditemukan di Ponorogo terdapat beberapa manuskrip bergenre tafsir seperti Tafsir Jalailain, manuskrip Risalah Muskillah Hujjah ditemukan di pondok pesantren Bungah, Gresik, dan masih banyak lagi.
“Maka dari itu, kita harus menjaga kitab-kitab peninggalan intelektual ulama-ulama, kalau tidak sanggup menjaganya maka kita harus menghormatinya, kalau tidak sanggup pula maka setidaknya kita menyimpan kitab-kitab sendiri. Apabila masih tidak sanggup akan menjadi sebuah pertanyaan bagaimana anak muda tahu akan kitab-kitab tersebut,” tegas Moh. Ainur Ridho sebagai closing statement sebagai pemicu semangat mahasiswa dalam menjaga warisan budaya.
Salah satu mahasiswa IAT yaitu Muhammad Chaidar Farras Irhamni memberikan kesan bahwa PKM IAT kali ini menarik dengan ditemukannya gap keilmuan yang cukup besar di Nusantara sehingga untuk MBKM ke depannya akan menjadikan Lajnah Turost ini sebagai pilihannya. (Nur Maliyah Nisa Mardiyah-Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)