Berita

UINSA Newsroom, Kamis (09/11/2023); UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, resmi menandatangani MoU dengan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) pada Kamis, 09 November 2023. Selain MoU, pada kesempatan ini juga ditandatangani Perjanjian Kerjasama (PKs) antara Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) dengan HIMPSI. Kegiatan berlangsung di Auditorium Lt. 2 Gedung FPK Kampus UINSA Gunung Anyar Surabaya dihadiri jajaran Tim Manajemen dan dosen pada FPK UINSA Surabaya.

 Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., hadir bersama Dekan FPK, Dr. Phil. Khoirun Ni’am, dan Ketua Umum HIMPSI, Dr. Andik Matulessy, M.Si., Psikolog.

Dekan FPK dalam sambutannya menyampaikan, bahwa Penandatanganan MoU dan PKs ini digelar dalam rangka penyiapan pendidikan profesi psikologi pada UINSA Surabaya. Sebelumnya, FPK UINSA secara khusus juga telah melakukan survey terhadap alumni dan mahasiswa. Hasilnya, sebagian besar responden terbukti banyak berkecimpung di dunia psikologi baik klinis, terapis, industri, maupun pendidikan.

“Terkait dengan melanjutkan pada profesi psikologi, jawaban mereka adalah 96,2 persen iya. Jadi butuh sekali, konkrit ini,” ujar Dr. Ni’am menegaskan.

Ketua Umum HIMPSI juga sepakat, bahwa MoU dan PKs menjadi langkah awal penyiapan pendidikan profesi psikologi. Selanjutnya, penyiapan sumber daya manusia minimal 5 dosen magister psikolog. Termasuk penyiapan kurikulum pendidikan profesi psikologi, kerjasama dengan Lembaga mitra, serta kelengkapan laboratorium.

“Saya mengapresiasi keinginan UINSA untuk melakukan MoU dan PKs sebagai dasar untuk pendirian pendidikan profesi psikologi,” ujar Dr. Andik.

Sementara itu, Rektor menegaskan bahwa saat ini UINSA melalui Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) tengah melakukan berbagai percepatan dan penyiapan kebutuhan re-akreditasi. “Ini artinya membuka peluang percepatan pada pendidikan profesi psikolog untuk segera kita realisasikan,” terang Prof. Muzakki.

Rektor pun secara khusus memerintahkan kepada Dekan FPK, untuk segera membentuk tim penyusunan borang pengurusan pendidikan profesi psikologi. Termasuk pendidikan profesi gizi. “Tidak penting kapan dibuka, yang penting kisi-kisinya dulu kita tahu. Ini seleranya kemana. Jangan sampai kita salah baca terhadap kebutuhan,” tegas Prof. Muzakki seraya meminta langsung pendampingan dari HIMPSI. (Nur/Humas)

Reportase: Nur Hayati
Foto: MN. Cahaya