Berita

FDK UINSA Newsroom, (8/11/2023); Program Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo mengenai perbaikan teknologi proses pengeringan kerupuk. Kegiatan PkM berbasis program studini mendapatkan pendanaan dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama melalui bantuan Litabdimas. Acara yang dilakukan di Balai RW ini dihadiri oleh Yusria Ningsih S.Ag, M.Kes selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) PMI UINSA, Ahmad Khairul Hakim, S.Ag, M.Si selaku kaprodi MD, Nihlatul Falasifah, M.T selaku ketua pelaksana dalam pengabdian masyarakat ini, serta seluruh pengusaha kerupuk yang ada di desa Tambakrejo atau yang akrab dikenal dengan kampung kerupuk.

Yusria Ningsih S.Ag, M.Kes menyebutkan dalam sambutannya bahwa kerupuk merupakan salah satu makanan favorit orang Indonesia. Orang Indonesia mau dimana saja pasti Ketika makan mencari kerupuk sebagai pelengkapnya.

“Saat musim hujan, ini merupakan salah satu faktor pengusaha kerupuk susah untuk mengeringkan. Sehingga pengusaha kerupuk seharusnya tidak hanya mengacu kepada matahari tetapi juga kepada teknologi. Mudah mudahan dengan adanya teknologi pengeringan ini bisa membantu pengusaha kerupuk yang ada di tambakrejo untuk terus produktif dalam membuat kerupuk,” ucap Yusria Ningsih.

Nur Mahmudi, Kepala Desa Tambakrejo menyambut dengan baik dan mengucapkan terimakasih atas sosialisasi yang dilakukan oleh Prodi PMI UINSA ini. “Terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan, mudah mudahan bantuan ini ke depan terus bermanfaat kepada pengusaha kerupuk, jangan hanya dikasih bantuan, tetapi tetap dilanjutkan sampai pendampingan cara produksi, pembungkusan, hingga pemasaran. Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat, tercapai semuanya dan diridhoi oleh Allah,” ungkap Nur Mahmudi.

Pada kesempatan tersebut, pawa pengusaha kerupuk juga diberikan materi tentang sertifikasi halal oleh Ahmad Khairul Hakim. Menurutnya, sertifikasi halal sudah seharusnya dimiliki oleh setiap pengusaha yang ada di Indonesia, termasuk UMKM.

“Produk yang masuk dan bergerak di Indonesia harus bersertifikat halal, dan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) itu gratis dalam mengurus sertifikat halal,” ujar Khairul Hakim.

Nihlatul Falasifah menjelaskan mengenai teknologi pengeringan kerupuk yang dapat memudahkan para pengusaha kerupuk saat memasuki musin penghujan.

“Teknologi pengering kerupuk adalah penggunaan teknologi untuk mengeringkan kerupuk. Ini adalah proses di mana kerupuk yang masih memiliki tingkat kelembaban dihilangkan dengan menggunakan perangkat khusus yang dirancang untuk mengeringkan kerupuk dengan cepat dan efisien,” jelas Nihlah dalam sosialisasinya.

Pengusaha kerupuk yang mayoritas adalah ibu-ibu menyambut baik sosialisasi ini dan berharap semoga teknologi pengeringan kerupuk dapat menjadi solusi di musim penghujan nanti.

Jurnalis: Randi Abdel Azizi
Editor: Nur Romdlon MA
Foto: Randi Abdel Azizi