
Upaya peningkatan kualitas pembelajaran agar peserta didik tetap aktif di kelas terus dilakukan oleh SMAN 10 Surabaya, salah satunya melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang dilaksanakan di kelas XI dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang berlangsung pada 28 April 2025, dengan fokus pada materi Passive Voice.
Pembelajaran berdiferensiasi yang diterapkan oleh mahasiswa FTK UINSA mengacu pada pengelompokan gaya belajar, meliputi Visual, Auditori, dan Kinestetik (VAK). Sebelum pembelajaran dilaksanakan, peserta didik diarahkan untuk mengisi kuesioner guna memetakan preferensi gaya belajar masing-masing. Selanjutnya, peserta didik dalam kelas akan dikelompokkan berdasarkan gaya belajar mereka dan diberikan tugas dengan variasi instruksi di setiap kelompoknya. Namun, tentu saja kegiatan ini tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama.


Pada kegiatan pembelajaran, kelompok peserta didik dengan gaya belajar visual mendapatkan lima gambar acak, mereka diminta membuat kalimat aktif berdasarkan gambar tersebut. Kelompok auditori memiliki proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas mendengarkan, yakni melafalkan dan menulis ulang kalimat aktif yang mereka dengar. Sementara itu, kelompok kinestetik bertugas untuk menyusun potongan-potongan kalimat aktif yang kemudian mereka tempelkan. Seluruh kelompok dari gaya belajar tersebut sama-sama memiliki tujuan untuk mengubah kalimat aktif yang mereka temukan menjadi kalimat pasif, kemudian mempresentasikannya di depan kelas.
Melalui pelaksanaan tersebut, peserta didik menunjukkan partisipasi aktif dan antusias dalam memahami materi. Guru Bahasa Inggris turut mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Karena pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya soal metode yang bervariasi, tetapi tentang memahami siswa sebagai individu dengan kebutuhan belajar yang berbeda.