Berita

Surabaya, 26 April 2025 — Momentum penuh haru dan makna hadir di tengah bulan Syawal tahun ini. MI Al-Karim Surabaya menggelar Wisuda Khotmil Al-Qur’an Angkatan ke-7, sebuah acara istimewa yang menandai keberhasilan 83 siswa dari berbagai jenjang kelas dalam menuntaskan capaian tilawah dan pemahaman Al-Qur’an. Tidak hanya sebagai seremoni, kegiatan ini adalah bentuk nyata komitmen sekolah dalam kebiasaan membaca Al-Qur’an sejak usia dini.

Acara ini menjadi lebih istimewa karena turut melibatkan kehadiran mahasiswa PGMI FTK sekaligus berkolaborasi dengan mahasiswa IAT FUF Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang sedang melaksanakan MBKM di MI Al-Karim Surabaya. Mahasiswa semester 6 ini terlibat aktif dalam semua rangkaian persiapan dan pelaksanaan acara tersebut.

  • Peran Aktif Mahasiswa: Dari Persiapan Hingga Acara Berlangsung

Sehari sebelum acara, para mahasiswa turun tangan membantu proses gladi bersih, mulai dari penataan souvenir, pengaturan ruang wisuda, hingga mendampingi anak-anak wisudawan yang akan tampil. Tak hanya membantu secara fisik, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan spiritual yang penting bagi para santri cilik dalam menjalani momen besar dalam hidup mereka.

Peran aktif para mahasiswa MBKM ini tidak hanya membantu kelancaran acara, tetapi juga mempererat hubungan antara dunia kampus dan pendidikan dasar. Kehadiran mereka membawa semangat baru bagi para guru dan siswa, sekaligus menjadi wadah praktik nyata dalam membentuk karakter pendidik yang sigap, peduli, dan berjiwa sosial tinggi.

  • Momen Mengharukan: Ketika Ayat dan Air Mata Menyatu

Rangkaian acara diawali dengan sambutan dari Ketua Yayasan, dilanjutkan dengan prosesi pengambilan syahadah, pembacaan doa, dan pemberian penghargaan siswa terbaik. Namun, satu momen yang tak akan dilupakan adalah ketika para wisudawan menyanyikan lagu yang berjudul Ayah Ibu. Suasana mendadak hening, lalu berubah menjadi haru saat satu per satu anak mendatangi para orang tua masing-masing kemudian memeluk orang tuanya, mereka menyampaikan ucapan terima kasih atas bimbingan dan kasih sayang yang tak terhingga.

Tangis haru pun pecah, tak hanya dari para santri, tetapi juga dari orang tua dan para tamu yang hadir, bahkan mereka sampai meneteskan air mata. Lagu itu menjadi simbol bahwa keberhasilan membaca dan menghafal Al-Qur’an bukan hanya kerja keras anak, tetapi juga bukti perjuangan keluarga dan guru yang membimbing mereka. Pelukan hangat, air mata, dan senyuman menjadi saksi bisu betapa dalamnya ikatan cinta dan perjuangan yang telah dilalui bersama. Momen ini menjadi puncak emosional dari rangkaian acara, meninggalkan kesan mendalam yang akan selalu dikenang oleh semua yang hadir.

Sebagai mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan ini, kami merasa tidak hanya menjalani program MBKM biasa, tetapi bukan hanya soal akademik, tetapi juga menyentuh sisi keimanan dan akhlak. Keterlibatan kami dalam kegiatan Wisuda Khotmil Al-Qur’an ini membuka mata kami tentang pentingnya keteladanan dan kesabaran dalam mendidik anak-anak. Selama proses pendampingan, kami melihat bagaimana guru-guru MI Al-Karim dengan penuh dedikasi menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam keseharian para wisudawan. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami sebagai calon pendidik, bahwa tugas seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai kehidupan sejak dini.

Kami juga merasakan kehangatan dan kekeluargaan yang luar biasa dari lingkungan sekolah. Guru, siswa, orang tua, dan kami sebagai mahasiswa menjadi satu dalam semangat kebersamaan untuk menyukseskan acara ini. Momen-momen seperti ini menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam perjalanan kami. Melalui pengalaman ini, kami semakin menyadari bahwa setiap proses pendidikan yang dilakukan dengan hati akan selalu memberi dampak yang besar. Semoga apa yang telah kami lakukan, sekecil apa pun, bisa memberi manfaat dan menjadi amal jariyah. Kami juga berharap kerja sama antara kampus dan sekolah seperti ini dapat terus terjalin, agar semangat mencintai Al-Qur’an dan nilai-nilai pendidikan Islam dapat tumbuh subur di hati generasi muda.