Tim Media Center Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) baru-baru ini berpartisipasi dalam pelatihan video kreatif yang diselenggarakan oleh Humas UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Pelatihan ini diadakan dengan tujuan memperkuat kemampuan para staf dan mahasiswa dalam memproduksi konten video berkualitas tinggi untuk promosi kampus. Agenda ini berlangsung pada Kamis (4/7) di Hall Lantai 5 Gedung GreenSA Inn Sidoarjo.
Acara ini diikuti oleh perwakilan dari tim Media Center tiap-tiap fakultas. Dalam hal ini, tim Media Center FUF diwakili oleh delapan orang dari kalangan mahasiswa. Antara lain (saya) Ahmad Fariza Abdullah, Muhammad Mukhlis Arif, Eka Vindana Dulasta, Ilma Nur Laila, Hesy Salzhabilla, Iuceu Putri Azza Kirana, Uswatun Khasanah, dan Syafira Wishal Safitri.
Bukan kaleng-kaleng, acara ini turut mengundang narasumber keren dari StillUp Academy, yakni Yura Bachtiar dan Fajar Ashodiq. StillUp Academy merupakan lembaga edukasi kreatif di Surabaya yang melahirkan banyak content creator yang luar biasa. Tak jarang, StillUp mengerjakan job raksasa dari berbagai instansi ternama, seperti Bank Jatim salah satunya.
Pelatihan praktis bertajuk “Teknik Editing Video Efektif dengan CapCut untuk Promosi Kampus” ini terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama, penyampaian materi yang ditemani oleh narasumber pertama, Yura Bachtiar. Sedang sesi kedua, praktik membuat video kreatif yang dikawal langsung oleh Fajar Ashodiq, narasumber kedua. Pelatihan berlangsung seru hingga rasa lelah dan letih tak terasa begitu saja berlalu bersama bergulirnya waktu.
Saat sesi penyampaian materi, Yura Bachtiar mengatakan bahwa setiap konten video supaya bisa dikatakan baik sepatutnya mengandung hook, voice over, dan call to action (CTA) atau call to value (CTV). “Setiap konten video sebaiknya tidak melupakan hook, voice over, dan CTA atau CTV. Karena hal-hal ini dapat mendorong penonton tertarik terhadap video yang telah kita buat dan kita sajikan di media sosial,” ujarnya. “Pertimbangkan juga memakai backsound atau backsong yang sedang tren dan lagi hit,” imbuhnya.
Sesi penyampaian materi oleh narasumber. (Sumber: dokumentasi pribadi)
Di akhir sesi pertama, Yura berpesan kepada para audiens agar membuat content brief terlebih dahulu sebelum melakukan take video. Menurutnya, hal ini sangat berguna untuk meminimalisasi kealpaan yang mungkin terjadi saat eksekusi di lapangan. “Sebelum take video sebaiknya buat content brief terlebih dahulu, jadi urutannya; Pertama, buat script; Kedua, buat voice over; Ketiga, baru buat footage atau take video,” ungkapnya.
Usai break sejenak untuk Ishoma, pelatihan berlanjut pada sesi kedua, yakni praktik membuat video kreatif. Agenda ini dikawal oleh Fajar Ashodiq, narasumber pada sesi kedua pelatihan. Kegiatan praktik mulai berlangsung setelah dibagikan beberapa sampling video kepada peserta untuk diedit. Masing-masing perwakilan fakultas diberi tugas yang sama, yakni mengedit sampling video yang telah diberikan menjadi konten video se-kreatif mungkin dengan menggunakan aplikasi CapCut.
Sesi praktik terlaksana secara khidmat dengan penuh kesungguhan. Lantas di penghujung sesi ini, beberapa fakultas dipilih secara acak untuk mendemonstrasikan hasil karyanya. Salah satu yang terpilih untuk maju ke depan adalah perwakilan dari FUF. Demikian syukur alhamdulillah, tim Media Center FUF berhasil memperoleh reward berupa satu kaos bertuliskan UINSA karena telah berani menunjukkan karya sederhananya.
Terakhir, Fajar Ashodiq menyampaikan closing statement berupa pesan penting untuk kunci FYP. Antara lain Unic Selling Point (USP), brand awareness, sound effect, serta konsisten mengikuti tren dan isu. “Kunci FYP, di antaranya Unic Selling Point (USP), brand awareness, sound effect, konsisten mengikuti tren dan isu. Penting untuk diingat juga, konten video yang kita buat harus memberikan insight atau sudut pandang baru kepada para penonton supaya memiliki kesan menarik,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Fariza Abdullah
Editor: Khalimatu Nisa