Surabaya, 13/08/2024-Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya di Kampus Gunung Anyar tahun ini berlangsung meriah dengan berbagai nuansa baru. Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Abdul Muhid, M.Si., yang memberikan sambutan hangat kepada para mahasiswa baru.
Setelah upacara pembukaan, acara dilanjutkan dengan pengukuhan dan pelantikan mahasiswa baru UINSA, yang ditandai dengan penyematan jas almamater. Momen ini menjadi simbolis dalam mengukuhkan status mereka sebagai bagian dari civitas akademika UINSA.
Sesi berikutnya diisi dengan materi tentang Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan, yang bertujuan untuk membekali mahasiswa baru dengan pemahaman yang kuat tentang pentingnya toleransi dan kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, para mahasiswa baru juga diperkenalkan dengan Media Sosial UINSA serta lagu-lagu kebanggaan kampus, yaitu Hymne, Mars, dan Jingle UIN Sunan Ampel Surabaya.
Salah satunya demonstrasi UKM, UKM sendiri merupakan kepanjangan dari Unit Kegiatan Mahasiswa dimana UKM di Kampus UIN Sunan Ampel sendiri adalah wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat dan bakat di luar kegiatan akademik. Di dalamnya seperti komunitas tapi khusus di lingkungan kampus. Di sini, mahasiswa bisa bergabung dengan kelompok yang memiliki minat yang sama, seperti musik, olahraga, seni, sosial, dan masih banyak lagi.
Dengan rangkaian acara yang beragam ini, PBAK UINSA tahun ini berhasil memberikan kesan mendalam dan semangat baru bagi para mahasiswa baru, serta memperkenalkan mereka pada berbagai aspek kehidupan kampus yang dinamis dan inklusif.
Pelaksanaan demonstrasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam rangka Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Sunan Ampel Surabaya berlangsung dengan penuh semangat, meskipun beberapa tantangan muncul di tengah acara. Mahasiswa baru, Adelia Zahra Anisa, dari Program Studi Ilmu Politik, memberikan pandangannya mengenai demo UKM yang telah ditampilkan.
“Demo UKM tadi sangat seru dan informatif, terutama dengan adanya presentasi PowerPoint dan video yang membantu kami memahami lebih baik,” ujar Adelia. Ia menambahkan bahwa UKM Debat menarik perhatiannya karena dapat mengasah kemampuan public speaking, yang dianggapnya penting untuk pengembangan diri.
Sementara itu, Muhammad Dipanegara, mahasiswa Bimbingan Konseling Islam semester lima yang juga terlibat dalam demo UKM, membahas tantangan yang dihadapi selama acara. “Pelaksanaan demo yang dijadwalkan 10 menit terpotong menjadi 5 menit. Namun, dengan video berdurasi 3 menit dan penjelasan 1 menit, kami merasa itu sudah cukup mewakili informasi yang ingin disampaikan,” jelasnya.
Muhammad juga menyoroti bahwa meskipun video sudah menjelaskan dengan baik, promosi langsung yang dilakukan kurang sempurna karena adanya pemotongan waktu. “Ke depan, kami berharap lebih tepat waktu dan disiplin dalam pelaksanaan demo,” tambahnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan koordinasi yang lebih baik antar panitia, terutama dalam hal manajemen waktu.
Mahasiswa baru lainnya, Nuronia, juga dari Program Studi Ilmu Politik, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti demo UKM. “Saya sangat excited, terutama dengan UKM Debat. Saya pernah menjadi delegasi debat di sekolah, jadi ini sangat menarik bagi saya,” katanya. Namun, ia juga memberikan kritik, khususnya untuk UKM yang tampil terakhir, karena menurutnya kurang menarik perhatian mahasiswa baru yang sudah kelelahan.
Nuronia menyarankan agar UKM yang menggunakan PowerPoint dalam presentasi hanya menampilkan poin-poin penting saja, tanpa membaca seluruh isi slide, agar penyampaian informasi lebih efektif dan menarik.
Dari sudut pandang Muhammad Dipanegara, dukungan dari pihak kampus sudah terasa, meskipun masih ada ruang untuk peningkatan. “Kami merasa didukung, tapi juga merasa belum memberikan yang maksimal. Ke depan, kami berharap mendapatkan lebih banyak peminat,” ujarnya.
Baik Adelia maupun Nuronia sepakat bahwa penjelasan yang lebih menarik dan penyampaian informasi yang lebih interaktif akan sangat membantu dalam menarik minat mahasiswa baru terhadap berbagai UKM yang ada di UINSA.
UKM yang terdapat di UINSA sendiri salah satu nya ukm debat dengan namanya Uinsa Debate Community, UKM tersebut baru saja berdiri tahun ini tapi dari segi peminat sendiri sangatlah banyak, UKM tersebut berdiri karena di latar belakangi oleh mahasiswa sendiri yang menyukai dan memiliki potensi terkait perdebatan dimana potensi tersebut dikembangkan oleh diri nya sendiri tanpa di naungi oleh pihak universitas, dimana ukm ini berdifat organisatoris spiritualis dan akademis.
Infromasi yang di sampaikan ketika demonstrasi kepada mahasiswa baru sangatlah cukup, penyampaiannya pun cukup baik karena menghindari bahasa-bahasa ilmiyah untuk menghindari kecelakaan berfikir. “HarapnnyaKetika mahasiswa bingung mencari wadah untuk tempat belajarnya ketika diorganisasi ataupun forum perkuliahan, mahasiswa tersebut memiliki tempat untuk implementasi, karena selain kajian tapi juga menyoroti suatu kebijakan sampai pada akhirnya punya output besar yakni mahasiswa yang sudah mengikuti kajian dan juga analisis dan di hadapkan dengan suatu perlombaan dan akhirnya mereka berprestasi.” Ujar Danang (anggota dari UKM Uinsa Debate Community)
Selain itu pbak kali ini ada warna baru yakni adanya stand-stand di lorong yang membuat pbak kali ini berwarna dimana stand tersebut di adakan oleh panitia PBAK dari Universitas sendiri dimana pihak panitia menawarkan kepada beberapa pihak fakultas dan UKM. Dimana stand tersebut di bandrol dengan harga Rp.150.000 dalam tiga hari nya.
Stand yang menerima tawaran tersebut berjualan kerajinan tangan gelang dan cincin, dimana penjual merakit gelang tersebut. Mahasiswa semester lima terbeut berharap besar pada pendirian sand yang didirikan kalin ini, “Harapan nya para penjual sendiri pasti untuk mencari cuan, di sisi lain penjual menyayangkan karena mahasiswa baru mrmiliki keterbatasan waktu dan telah mendapatkan nasi di siang hari sehingga yang beli dari panitia sendiri. Selain itu, penyewaan dengan harga segitu sangat memberatkan penjual karena balik modal belum ada jaminan dengan harga segitu hanya mendapatkan fasilitas satu meja dan dua kursi, setelah ini panitia di harapkan ada eval dan kedepannya di pertimbangkan harga penyewaan segitu wort ith apa engga, karena beda orang juga beda harga dari informasi yang ada.” (repost lpmparlemen)
Reporter: FNK dan AB