Kamis, 1 September 2022 – FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya terus melakukan perbaikan kualitas bagi dosen dengan menghadirkan ahli-ahli dibidangnya. Kali ini, FISIP UINSA mendatangkan Prof. Edward Aspinall dari Australia National University untuk memberikan pencerahan terkait menulis artikel di Jurnal Internasional. Salah satu dari tri dharma pendidikan dosen adalah melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil risetnya. Kegiatan ini dikemas dengan coaching clinic, artinya peserta yang datang membawa artikel dan kemudian akan mendapat komentar atau masukan secara langsung dari Prof. Aspinall. Kegiatan kali ini digawangi langsung oleh Kepala Laboratorium dan Pimpinan di FISIP UINSA dengan judul “Peningkatan Kapasitas Penulisan Artikel Jurnal Internasional Bereputasi”. Peserta yang hadir tampak antusias karena memiliki tujuan yang sama yakni untuk mendapatkan ilmu menulis artikel di Jurnal Internasional. Prof Aspinall menyampaikan materi dengan luwes menggunakan Bahasa Indonesia yang cukup fasih, sehingga para peserta yang rata-rata dosen tidak malu atau merasa canggung untuk berdiskusi secara langsung. Pak Ed menyampaikan bahwa di dalam menulis artikel jurnal diperlukan skill yang harus terus dilatih seperti membaca dan selalu mengupdate pengetahuan-pengetahuan baru. Pak Ed juga menjelaskan apa yang perlu dipublikasikan di dalam tulisan kita, yakni pengembangan kontribusi ilmu baru di dalam ilmu pengetahuan. Selain itu juga harus bisa dikontekstualisasikan terhadap literatur yang sudah ada atau bahkan bisa berkontribusi di dalam perdebatan ilmu yang lebih luas lagi. Menurut Pak Ed, banyak penulis dari Indonesia yang terjebak dalam metode studi kasus, sehingga artikel yang dituliskan sangat empiris. Hal ini yang menjadi salah satu alasan banyaknya tulisan-tulisan tertolak oleh reviewer di Jurnal Internasional.
Penulis diharapkan mahir dalam mengkontekstualisasikan studi kasus yang mereka temui dengan memposisikannya di perdebatan global. Tujuannya untuk memberikan pandangan atau rekomendasi kepada penulis lain apabila menemukan kasus serupa di wilayah yang berbeda. Pak Ed juga menjelaskan bahwa menulis artikel di Jurnal internasional merupakan perjalanan yang panjang dengan penuh kerja keras dan kesabaran. Kita sebagai seorang penulis harus tekun dan legowo dengan penolakan-penolakan yang akan dihadapi. Hal ini tidak berarti tulisan kita jelek, melainkan belum memenuhi kriteria atau harapan dari reviewer di jurnal tersebut. Setelah menyampaikan materi yang sangat menarik, Pak Ed dibantu oleh Pak Qobid, Kepala Laboratorium FISIP UINSA, memfasilitasi peserta yang sudah membawa artikel untuk dibahas satu per satu. Setidaknya ada 5 artikel yang berhasil dibahas bersama dengan Pak Ed. Artikel pertama datang dari Pak Qobid dengan tema populisme Islam, kemudian artikel dari Bu Ajeng dengan tema penggunaan sosial media dalam Pilkada di Jawa Timur. Tema-tema lain yang menarik perhatian Pak Ed salah satunya adalah Politik Aceh yang ditulis oleh Pak Zaky Ismail. Kemudian artikel dari Pak Fathoni Hakim yang bertemakan tentang biological weapons yakni Genosida. Artikel terakhir dari Pak Abdul Chalik yang membicarakan tentang kontestasi Kyai dalam Pemilu. Di akhir kegiatan, Pak Ed memberikan apresiasinya dengan acara yang sudah dilakukan oleh FISIP UINSA. Harapannya tentu akan berkembang banyak tulisan artikel ilmiah atau bahkan kerjasama riset dengan Pak Ed di ANU, Australia. FISIP UINSA tidak pernah lelah untuk selalu berbenah diri menjadi lebih baik. (Ajeng)