Berita

Kegiatan pembiasaan baca Istighosah dan Asmaul Husna dilakukan di MTs Negeri 2 Sidoarjo yang ditujukan khusus bagi siswi yang sedang dalam kondisi haid dan tidak dapat mengikuti ibadah shalat berjamaah. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan karakter spiritual yang rutin dilakukan oleh sekolah dalam rangka memperkuat pembiasaan religius di kalangan peserta didik. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa MBKM-Asistensi Mengajar dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berkontribusi secara aktif dan konsisten setiap hari. Mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari tiga orang mahasiswa, dan mereka bertugas secara bergiliran. Jadwal piket mahasiswa disesuaikan dengan waktu ibadah, yaitu saat shalat Dhuha, Dzuhur, dan Ashar. Selama jam-jam tersebut, mahasiswa menjalankan tugas sebagai pendamping dan pembimbing kegiatan spiritual bagi siswi yang sedang haid, dengan tugas sebagai berikut:

  • Menjaga dan mengoordinasi siswi yang sedang haid agar tetap mengikuti kegiatan keagamaan meskipun tidak melaksanakan shalat berjamaah.
  • Memimpin pembacaan Istighotsah dan Asmaul Husna secara bergantian. Bacaan ini dilaksanakan secara bersama-sama dalam suasana khusyuk dan tertib.
  • Membimbing pelafalan bacaan dzikir dan memberi arahan agar siswi memahami makna dan nilai spiritual yang terkandung dalam dzikir tersebut.
  • Memberikan motivasi dan penguatan karakter, bahwa meskipun dalam kondisi haid, perempuan tetap dapat menjalankan ibadah non-fisik seperti dzikir, doa, membaca Asmaul Husna, dan mendengarkan ceramah.
  • Menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif selama kegiatan berlangsung agar siswi merasa tenang dan fokus dalam mengikuti pembiasaan dzikir.

Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari para siswi dan juga pihak sekolah. Pada hari senin, 5 Mei 2025 menurut ibu Siti Khoirul Faizah, S.Ag, M.Pd “Kehadiran mahasiswa dalam mendampingi siswi yang sedang haid sungguh sangat membantu kelancaran kegiatan pembiasaan keagamaan di sekolah. Mereka tidak hanya menjaga dan membimbing, tetapi juga memberi teladan dalam hal kedisiplinan dan ketulusan dalam membina spiritualitas peserta didik. Saya melihat siswi jadi lebih semangat, merasa tidak terasing, dan tetap bisa merasakan suasana ibadah meskipun sedang tidak shalat. Ini adalah bentuk perhatian yang sangat penting dan kami sangat mengapresiasi kontribusi para mahasiswa”.

Siswi merasa tetap mendapatkan ruang untuk meningkatkan spiritualitasnya, meskipun tidak dapat mengikuti kegiatan shalat berjamaah. Selain itu, kehadiran mahasiswa FTK UINSA sebagai pendamping memberikan semangat tersendiri dan mempererat hubungan antara siswa dan mahasiswa. Kontribusi mahasiswa dalam kegiatan ini menjadi bagian penting dalam menciptakan budaya religius yang inklusif dan membangun. Dengan adanya dukungan aktif dari mahasiswa, kegiatan pembiasaan ini berjalan lebih terarah, terorganisir, dan penuh makna. Demikian berita acara ini dibuat sebagai dokumentasi pelaksanaan kegiatan yang telah berlangsung secara rutin dan berjalan dengan baik.