Berita

Mahasiswa S1 Ilmu Hadis (Ilha) kembali menorehkan prestasi gemilang di bidang akademik. Almughni Mika, yang akrab disapa Mika, merupakan mahasiswa semester 6 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), yang berhasil menerbitkan karyanya di jurnal terakreditasi Sinta 1. Keberhasilan Mika yang berasal dari Aceh, tepatnya Kabupaten Bangkeh ini tak hanya menjadi sebuah prestasi pribadi, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi akademik Ilha, FUF, dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

Karya ilmiah berjudul “Reclaiming Justice in Marital Hadith Interpretation: A Netnographic and Mubadalah Analysis of Instagram Discourse (Merebut Keadilan Kembali dalam Penafsiran Hadis Pernikahan: Analisis Netnografi dan Mubadalah atas Wacana di Instagram) merupakan hasil kerja keras Mika untuk memberikan kontribusi akademik terkait masalah gender. Penelitian Mika menyoroti pentingnya penafsiran kontekstual saat menyampaikan ajaran agama di media sosial, khususnya terkait pernikahan dan hubungan gender. Dengan menganalisis unggahan di akun Instagram @thesunnah_path dan @khalidbasalamahofficial, Mika menemukan bahwa penyebaran hadis tanpa konteks dapat melanggengkan bias gender, stereotip patriarkal, dan kesalahan penerapan ajaran Nabi Saw di tengah masyarakat.

Melalui pendekatan netnografi dan mubadalah, penelitian Mika menawarkan sebuah paradigma yang lebih adil, manusiawi, dan sesuai dengan visi Islam rahmatan lil ‘alamin, sehingga ajaran agama dapat diterima sesuai realitas etis dan sosial saat ini. Mika juga menyerukan perlunya pendekatan dakwah digital yang lebih inklusif, sehingga pesan agama mampu diberdayakan demi terwujudnya kesetaraan, keadilan gender, dan harmoni hidup bersama.

Mika mengungkapkan bahwa motivasinya tumbuh sejak semester 3 . Saat itu, ia terinspirasi oleh Dr. Muhid, M.Ag, dosen yang memberikan arahan dan membangkitkan semangat menulis ilmiah. “Sejak saat itu, saya selalu mencatat setiap arahan beliau, termasuk bimbingan dari asistennya, Isnani Lu’lu’atim Muthoharoh M.Ag,” jelas Mika. Namun, upaya awalnya tidak langsung membuahkan hasil. Beberapa tulisan sempat diajukan, tetapi belum berhasil diterbitkan. Kondisi itu sempat membuat Mika hampir putus asa. “Pada saat itu, saya merasa ingin menyerah,” tambahnya.

Semangatnya kembali bangkit di semester 5 ketika Mika dibimbing oleh Prof. Dr. Mukhammad Zamzami, Lc., M.Fil.I dan Muhammad Lutfi, M.Ag. Kedua dosen tersebut dikenal memiliki dedikasi luar biasa dalam mendampingi mahasiswa. Meski memiliki kesibukan padat, mereka tetap meluangkan waktu untuk membimbing proses penulisan Mika dan mengenalkan berbagai ilmu baru. Berkat bimbingan dan dukungan tersebut, Mika akhirnya berhasil mempublikasikan karyanya di jurnal Addin terakreditasi Sinta 1. Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras, kesabaran, dan bimbingan yang tepat akan menghasilkan prestasi membanggakan.

Selain kerja keras dan bimbingan dosen, ia juga berbagi tips dan strategi yang diterapkannya saat menulis artikel ilmiah. Langkah demi langkah tersebut diharapkan dapat membantu sesama mahasiswa untuk lebih mudah mencapai tujuan akademik, yaitu mempublikasikan tulisan di jurnal bereputasi.

Berikut tips dan strateginya:

  1. Menentukan topik atau isu yang ingin dibahas secara spesifik.
  2. Mengumpulkan referensi yang relevan dan terkini.
  3. Membaca lebih luas dan mendalam untuk memperkaya sudut pandang dan memahami masalah yang akan diteliti.
  4. Mengidentifikasi gap penelitian (research gap) sehingga tulisan lebih orisinal dan memberikan kontribusi yang signifikan.
  5. Membuat kerangka atau outline sebagai pedoman dan alur tulisan.
  6. Mengumpulkan data sesuai metodologi yang diterapkan.
  7. Mengorganisasi data secara rinci dan rapi, misalnya disimpan di folder sesuai subbab, sehingga proses pengolahan lebih mudah dan efisien.
  8. Menuliskan naskah per bab sesuai kerangka yang disusun.
  9. Mengikuti prinsip: tulis dahulu, lalu perbaiki kemudian (edit), sehingga proses kreatif lebih berjalan bebas dan maksimal.

Bagi Mika, menulis artikel ilmiah bukanlah sebuah perjalanan yang mulus. Tak jarang ia harus menghadapi kesulitan, penolakan, dan kegagalan yang datang silih berganti. Meskipun demikian, Mika belajar satu hal penting, yaitu bahwa kegagalan bukan sebuah akhir, melainkan proses belajar untuk menjadi lebih matang dan unggul. Dalam proses tersebut, Mika juga menyampaikan pesan, “Jangan takut untuk mencoba dan belajar dari kesalahan”, pesannya. Sehingga dari setiap tulisan yang kurang sempurna justru dapat diambil pelajaran untuk menulis lebih baik, lebih luas, dan lebih bermakna.

Penulis: Nadia Dina Azkiya
Editor: Siti Uswatun Khasanah