Berita

@Pusat Mahad Al-Jamiah

Wednesday, 29 June 2022

MA’HAD AL-JAMIAH UINSA; 326 Mahasiswa Dapat Pembinaan Al-Qur’an dan Kompetensi Keagamaan Praktis

Di tengah menjelang akhir perkuliahan semester genap tahun akademik 2021-2022. Pusat Ma’had al-Jami’ah menggelar pembinaan al-Qur’an dan Keagamaan Praktis bagi mahasiswa yang tidak lulus baca tulis al-Qur’an. Pembinaan ini dilakukan dalam rangka agar semua mahasiswa UIN Sunan Ampel memiliki standar baca dan tulis al-Quran dengan baik, tanpa melihat yang bersangkutan jurusan apa.

Untuk kali ini, sekitar 326 mahasiswa akan memperoleh pembinaan al-Qur’an yang telah diatur jadwal dan waktunya oleh tim Pusat Ma’had al-Jami’ah. Ada sekitar 16 mualimm/mah yang akan mendampingi setiap kelas atau majelis dengan materi yang sama kaitan dengan al-Qur’an, khususnya materi tajwid seperti idhar, ikhfak hingga bacaan-bacaan gharib.

Dari 16 dosen itu, terdapat 13 kelas yang dipusatkan di Masjid Raya Ulul Albab UINSA dan 3 kelas diletakkan di Masjid kampus II UINSA. Ketentuan pokok yang harus diperhatikan bagi mahasiswa adalah kehadiran penuh 20 tatap muka atau minimal 75 persen dari 20 tatatan muka. Pastinya, tekas Dr. KH. Abdul Mujib Adnan selaku Kepala Pusat Ma’had al-Jamia’ah, ketentuan ini harus menjadi perhatian bersama agar pembinaan sukses, dan secara substansi capaian pembinaan tercapai.

Di samping tentang al-Qur’an, pembinaan ini juga melatih hafalan mahasiswa kaitan dengan doa-doa harian, misalnya do’a qunut, doa mau makan, doa mau tidur, dan lain-lain. Ikhtiyar ini sengaja dilakukan, agar jangan sampai ada mahasiswa UINSA yang tidak mengetahui do’a makan yang dihadapi setiap hari. Kalau mereka hafal, tapi tidak mengetahui penempatannya, misalnya doa makan dibaca untuk doa masuk kamar mandi dan lain-lain sebagaimana dialami tim Ma’had menyeleksi awal-awal masuk kampus.

Pembinaan ini dilakukan, sekali lagi sebagai ikhtiyar nyata agar kiranya lulusan UIN benar-benar bisa membaca al-Qur’an dan hafal doa’-doa harian, terlebih jurusan umum. Tidak muluk-muluk, mungkin, tapi mewujudkan impian ini setidaknya untuk memenuhi pemahaman publik bahwa mahasiswa UINSA bisa dipastikan membaca al-Qur’an, apapun jurusannnya. Semoga ikhtiyar ini barokah.