Berita

Surabaya, 11 April 2025 – Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), melalui program MBKM-Asistensi Mengajar ikut ambil bagian dalam pembiasaan positif di lingkungan sekolah. Salah satu mahasiswa yaitu Kholisotul Faiqoh, berkesempatan mengisi kultum di hadapan siswi SMP Negeri 16 Surabaya dalam rangkaian kegiatan pembiasaan Jumat Islami di sekolah tersebut.

Kegiatan ini berlangsung di musholla sekolah, bertepatan sebelum pelaksanaan salat Dzuhur berjamaah. Dalam suasana yang tenang dan khidmat, kultum disampaikan dengan tema “Menghargai Waktu dan Peduli Palestina”, mengajak para siswi untuk merenungi pentingnya waktu dan kepedulian terhadap sesama, terutama terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Dalam penyampaiannya, mahasiswa MBKM FTK UINSA sebagai pembicara menyoroti bagaimana masa muda adalah masa emas yang seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berbuat amal salih dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. “Waktu itu ibarat pedang. Jika tidak digunakan dengan baik, ia akan menebas kita. Jangan tunggu tua untuk bertobat, hijrah dan atau beribadah, karena masa muda adalah anugerah, dan setiap nikmat akan dimintai pertanggungjawaban,” ucapnya dalam kultum yang penuh semangat. Ia juga menyisipkan pesan kemanusiaan yang mendalam dengan menyinggung tragedi kemanusiaan yang masih terjadi di Palestina. “Saudara-saudara kita di Palestina sedang berjuang untuk hidup. Anak-anak kehilangan tempat bermain, bahkan kesempatan belajar. Kita yang hidup dalam aman dan nyaman, memiliki tanggung jawab moral untuk peduli dan tidak membiarkan mereka berjuang sendirian,” tuturnya.

Respon dari para siswi pun beragam, namun pada umumnya menunjukkan empati dan semangat yang luar biasa. Berlian, siswi kelas 9E, mengungkapkan bahwa pesan tentang pentingnya masa muda sangat menyentuh dirinya.  “Sangat bermanfaat. Kita memang harus memperbanyak ibadah seperti salat dan bersedekah, mumpung masih muda dan diberi kesempatan,” katanya.

Sedangkan Aza dari kelas 9G merasa bangga bisa mendukung perjuangan Palestina. “Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Jadi sangat pantas kalau kita mendukung dan mendoakan mereka,” ujarnya.

Nonny, siswi kelas 8D, pun turut mengekspresikan kepeduliannya, “Saya tidak menyetujui kekejaman terhadap rakyat Palestina. Kita sebagai sesama umat muslim harus saling mendukung.” Saat ditanya mengenai bagaimana semangat perjuangan dalam diri mereka setelah mendengarkan kultum, para siswi serempak menjawab dengan penuh antusias, “Semangat 45!” disambung tawa ceria namun penuh makna.

Nonny juga menambahkan bahwa bagian yang paling berkesan dari kultum adalah pada bagian akhir kultum, ada doa bersama untuk umat islam Palestina. “Menurut saya bagian dukungan untuk Palestina dan doa bersama itu sangat menyentuh. Walaupun cuma doa, itu bisa jadi bekal di akhirat bagi saudara kita di sana,” ucapnya. Setelah kultum selesai, kegiatan dilanjutkan dengan salat Dzuhur berjamaah dan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh mahasiswa FTK UINSA, Nadhiva Iffany Havida.

Program pembiasaan ini merupakan agenda rutin yang diadakan oleh SMPN 16 Surabaya setiap hari Jumat, di mana siswa dan siswi diberikan kesempatan untuk menguatkan spiritualitas melalui kultum dan salat berjamaah. Bagi mahasiswa UINSA yang tengah menjalani program asistensi mengajar, kegiatan ini menjadi salah satu wadah nyata untuk mengaplikasikan ilmu, sekaligus menjadi agen perubahan dalam pendidikan karakter generasi muda.

Kegiatan sederhana namun bermakna ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya dituntut untuk unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki peran strategis dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.