
Surabaya – SMP Negeri 22 Surabaya dengan beragam program pembiasaan di sekolah tersebut, kali ini Mahasiswa Asistensi Mengajar UINSA turut memberikan materi di kegiatan pembiasaan Jum’at Akhwat. Pembiasaan ini dilaksanakan setiap hari Jum’at saat peserta didik putra melaksanakan ibadah shalat Jum’at. Oleh karena itu, agar peserta didik putri juga tetap produktif, maka SMPN 22 Surabaya memberikan program pembiasaan Jum’at Akhwat. Kegiatan tersebut biasa diisi dengan pemberian materi mengenai pendidikan Islam yang tentunya sangat bermanfaat untuk remaja putri baik dalam kehidupan sosial maupun dalam kehidupan pribadi. Dalam pelaksanaannya, peserta didik kelas 7 berada di tempat terpisah dengan peserta didik kelas 8 & 9. Kelas 7 berada di selasar Gedung Suharto sedangkan kelas 8 dan 9 berada di Gedung Ki Hajar Dewantara.
Pada tanggal 11 April 2025 di Hari Jum’at, mahasiswa Asistensi Mengajar UINSA kini juga berpartisipasi dalam memberikan materi di Jum’at Akhwat. Mahasiswa Asistensi Mengajar UINSA berusaha untuk memberikan topik yang ringan namun sangat relate dan bermanfaat untuk peserta didik Putri, yang bertujuan untuk membahas solusi problematika remaja dalam perspektif islam. Kelas 7 diberikan materi mengenai “Bijak dalam Menggunakan Media Sosial” sedangkan kelas 8 & 9 diberikan materi mengenai “Remaja Kuat bukan Bebas Tekanan, Tetapi yang Dekat dengan Tuhan”. Kedua materi tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami berbagai problematika yang sering dihadapi remaja saat ini, serta menemukan solusi yang tepat berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam dan senantiasa menjadikan Allah sebagai sandaran utama dalam setiap kondisi.

Jum’at akhwat dimulai pada pukul 11.30 sampai 12.30 bersamaan dengan shalat Jum’at. Sebelum materi dimulai, mahasiswa Asistensi Mengajar UINSA memberikan ice breaking agar peserta didik lebih bersemangat dalam menyimak materi. Materi disampaikan selama kurang lebih satu jam dengan kondusif dan interaktif. Tila, selaku pemateri Jum’at akhwat kelas 7 menyampaikan “saring, jangan asal posting”, membahas mengenai tanggung jawab manusia dalam menggunakan media sosial berdasarkan Q.S. Al-Mudassir ayat 38 “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. Oleh karena itu, setiap individu juga harus bijak dalam menggunakan media sosial, dimana seringkali banyak remaja yang tidak bijak dalam menggunakan media sosial seperti mengumbar aurat, tabayyun dan menyebar hoaks, cyberbullying serta tidak berfikir terlebih dahulu sebelum memposting atau mengetik sesuatu. Dalam perspektif Islam, semua hal yang kita lakukan walaupun di media sosial juga ikut dihisab atau dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Materi Jum’at akhwat kelas 8 dan 9 disampaikan oleh Nyla, yang membahas mengenai topik “Remaja Kuat Bukan Bebas Tekanan, Tetapi yang Dekat dengan Tuhan” Mengajarkan untuk mengatasi overthinking yang biasanya bersumber dari tekanan di sekeliling kita seperti harapan orang tua. Seringkali sebagai seorang remaja yang menuju fase dewasa selalu khawatir atau sering disebut dengan overthinking. Dalam perspektif Islam, solusi dalam menghadapi overthinking adalah dengan tidak mengenang masa lalu dan tidak mengkhawatirkan masa depan, sebagaimana Q.S. Al-Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Menunjukkan bahwa setiap tekanan di kehidupan yang kita alami murni hanya sebuah ujian dari Allah untuk membuat kita lebih kuat. Solusi overthinking juga disebutkan dalam Q.S. Ar-Ra’d ayat 28 yakni dengan cara mengingat Allah. “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. Mahasiswa Asistensi Mengajar UINSA juga memberikan motivasi untuk tidak takut gagal, dan stop membandingkan diri dengan orang lain. Sebagai remaja yang bijak, kita harus tetap mengkomunikasikan apa yang kita rasakan kepada orang tua, selain itu tetap ingat Allah kapanpun dan dimanapun kita berada sebagai penenang hati kita.

Setelah pemberian materi, Jum’at akhwat ditutup dengan do’a dan salam, peserta didik merasa senang dengan mendapatkan ilmu baru mengenai bijak dalam bermedia sosial dan mengatasi overthinking yang sangat relate dengan keadaan remaja saat ini.