Artikel

Empat Bulan Pasca dari Thailand, Ini Tanggapan Partisipan

Demi merealisasikan salah satu visinya, Internasionalisasi Mutu Akademik, UINSA gencar mengadakan program internasional bagi mahasiswanya. Salah satu kegiatan yang dicetuskan memasuki akhir tahun 2023 lalu yaitu UICE (UINSA International Community Engagement) Thailand 2023 yang berlangsung selama 28 hari, dari 2-29 November 2023. Program ini merupakan kolaborasi antara pihak International Office dengan LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat) UINSA. UICE merupakan kegiatan pengabdian masyarakat berskala internasional. Kegiatan utama yang dilakukan di sana berupa mengajar dan melakukan riset berbasis ABCD (Asset-Based Community Development).

15 orang terpilih menjadi delegasi program UICE Thailand ini, dengan rincian 4 orang dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2 orang dari Fakultas Syariah dan Hukum, 2 orang dari Fakultas Adab dan Humaniora, 2 orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2 orang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 1 orang dari Fakultas Psikologi dan Kesehatan,1 orang dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan 1 orang dari Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Peserta disebar ke 3 lokasi yang berbeda, yaitu Bangkok 6 Orang, Pattani 4 orang, dan Narathiwat 5 orang. Mereka terjun ke berbagai instansi pendidikan di setiap jenjang, mulai dari anuban (TK), poneng (SD), dan mattayom (SMP/SMA/ SMK).

Manfaat Menjadi Partisipan Program Internasional

Dengan serangkaian kegiatan yang dilakukan, para peserta merasa bahwa program ini membantu mereka untuk mengaktualisasikan diri dengan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki, terlebih jangkauannya hingga luar negeri, sehingga memberikan pemahaman yang lebih luas lagi. “UICE Thailand 2023 merupakan kegiatan yang baik untuk memberikan mahasiswa kesempatan untuk dapat menggali banyak pengalaman dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang telah kami dapatkan selama belajar ataupun selama kuliah, dan yang terpenting adalah mempelajari dunia luar,” ungkap Karin Wahyu Cahyaningrum, salah satu peserta dari prodi Hubungan Internasional.

Manfaat terhadap citra personal juga didapatkan oleh Karin melalui apresiasi dari pihak kampus dalam bentuk tulisan yang memuat kabar dan pengalamannya saat mengikuti program. “Dengan menjadi salah satu peserta UICE Thailand 2023, nama saya banyak dimuat di website dan media sosial prodi, fakultas, dan kampus UINSA. Hal ini sangat saya syukuri karena nama saya jadi dikenal secara positif di lingkungan UINSA,” lanjut Karin yang bertugas di daerah Pattani.

Tak hanya sebagai wadah implementasi di ranah akademik, program ini juga sebagai sarana yang melatih peserta untuk meningkatkan soft skill lainnya, seperti pada aspek sosial, mengingat bahwa mereka berinteraksi dalam jangka waktu yang cukup lama dengan masyarakat yang berbeda latar belakang di sana. “Program UICE adalah golden opportunities yang dibutuhkan untuk mahasiswa UINSA, khususnya bagi mereka yang membutuhkan social development dan global exposure,” ucap Muhammad Iqbal Nazwar, salah satu peserta yang bertugas di daerah Bangkok.

Di antara kondisi nyata yang ditemui Iqbal adalah perbedaan antara Thailand di mana agama Islam sebagai minoritas sedangkan di Indonesia sebaliknya. Hal itulah yang membuka pemahaman baru baginya untuk lebih toleran akan perbedaan. “Selama ini kita tinggal di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dan itulah alasan kita menemukan toleransi itu tidak hanya antara agama lain terhadap Islam saja, tapi secara universal,” papar Iqbal yang juga merupakan Mahasiswa Hukum semester 7.

Program Riset Untuk Mengembangkan Aset

Selain pengabdian dalam bentuk mengajar, pihak LP2M juga memberikan tugas berupa penelitian berbasis ABCD (Asset-Based Community Development) di mana peserta diminta untuk melakukan observasi terhadap aset instansi untuk kemudian dikembangkan dengan mengadakan program pengembangan sebagai outputnya, sehingga peserta juga mampu melakukan inovasi di lokasi. Di antara program yang diadakan yaitu English Competition, lomba MTQ, pelatihan digital, smart station, dll.

Lebih jauh, peserta juga melakukan penelitian terhadap kondisi sosial budaya, pendidikan, dan sejarah di negara minoritas muslim tersebut yang kemudian hasilnya akan didokumentasikan dalam bentuk buku dan jurnal. Melalui tugas tersebut, mahasiswa semakin peka dan paham terkait sejarah di Thailand dalam berbagai hal. “Pemberian tugas berupa penelitian juga membuat mahasiswa dapat memperhatikan kondisi di sekitarnya dengan detail,” jelas Ani Nabila Farahdiba, mahasiswa prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang bertugas di daerah Narathiwat.

Melihat berbagai tanggapan positif ini, peserta berharap agar UINSA bisa terus mengadakan program-program penunjang yang dapat melebarkan branding Kampus Internasionalnya. Tak lupa pula, evaluasi juga perlu untuk terus dilakukan demi tercapainya hasil yang maksimal mulai dari pra hingga pasca program. “Harapan saya semoga kegiatan ini terus diadakan, tentunya dengan diberi pembekalan yang lebih matang agar dapat memberi kesempatan kepada angkatan berikutnya untuk bisa berkiprah dalam skala global dengan lebih maksimal,” tutur Ani dalam wawancara via WA.

Writer: Belly Ubaidila (Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Semester 6, salah satu Peserta Program UICE Thailand 2023)