Berita

KSL-FGD KANCA SEMAR HMTL UINSA: URBANISASI, FRAGMENTASI HABITAT DAN PERUBAHAN IKLIM (VOL.3)

Sobat Enviro, kalian pasti sudah tidak asing dengan ketiga istilah tersebut. Urbanisasi, fragmentasi habitat, dan perubahan iklim yang merupakan ancaman signifikan terhadap kelangsungan biodiversitas, terutama di tengah proses globalisasi yang terus berkembang nih sobat Enviro. Kombinasi dari ketiga faktor ini mempercepat hilangnya keanekaragaman hayati dan mengancam keseimbangan ekosistem yang vital bagi kehidupan di bumi. Tapi tahukah kalian, jika ketiganya memiliki keterkaitan yang erat dan bisa memberikan dampak yang besar bagi bumi kita?

Urbanisasi: Fenomena Yang Tidak Bisa Dihindari

Sumber: tampang.com

Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan. Sobat Enviro perlu tau bila proses ini menyebabkan pertumbuhan kota yang cepat dan meluas, serta perubahan penggunaan lahan. Bahkan dalam beberapa dekade terakhir, urbanisasi terjadi dengan pesat di hampir seluruh dunia. Tapi tahukah kalian, jika urbanisasi yang pesat ini memiliki dampak yang buruk bagi alam?

Kota-kota yang berkembang seringkali mengorbankan lahan hijau dan habitat alami bagi berbagai spesies. Misalnya, hutan yang dulu menjadi tempat tinggal flora dan fauna, kini digantikan dengan gedung-gedung tinggi dan jalanan. Sehingga dampaknya meliputi peningkatan polusi udara dan air, peningkatan konsumsi energi, dan tekanan pada sumber daya alam.

Fragmentasi Habitat: Bencana Bagi Biodiversitas
Fragmentasi habitat ini bisa jadi bencana bagi keanekaragaman hayati, sobat Enviro. Dampak urbanisasi terhadap fragmentasi habitat menyebabkan fragmentasi habitat, yaitu pemisahan wilayah habitat menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Fragmentasi habitat terjadi karena pembangunan infrastruktur, perumahan, dan kawasan industri di lahan-lahan yang sebelumnya merupakan habitat alami. Hilangnya habitat dan fragmentasi habitat biasanya terjadi secara bersamaan dan saling terkait karena proses satu dapat memperburuk atau mempercepat proses lainnya. Ini terjadi karena:

  1. Penyebab yang sama: Kebanyakan kasus hilangnya habitat disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan manusia seperti deforestasi, perkebunan, atau pembangunan.
  2. Dampak yang berkelanjutan: Ketika area habitat asli diubah menjadi penggunaan lahan yang berbeda, misalnya hutan yang diubah menjadi ladang atau perkotaan, ini menghasilkan fragmentasi habitat.
  3. Siklus negatif: Hilangnya habitat dapat memperburuk fragmentasi habitat dengan mengurangi area yang tersedia untuk diperlakukan sebagai satu kesatuan habitat yang berfungsi.
  4. Dampak terhadap keanekaragaman hayati: Hilangnya habitat secara langsung mengurangi luas total habitat yang tersedia untuk spesies, sementara fragmentasi habitat mempengaruhi komunitas ekologis dan memisahkan populasi, yang dapat mengarah pada penurunan keanekaragaman hayati dan kegagalan ekologis dalam jangka panjang.

Perubahan Iklim: Ancaman Yang Semakin Nyata

Ilustrasi perubahan iklim (climate change).
Sumber: tropis.id

Nah, berbicara mengenai perubahan iklim, ini merupakan masalah yang besar yang tidak bisa sobat Enviro pandang sepele. Salah satu penyebab utama iklim adalah peningkatan emisi gas rumah kaca, yang sebagian besar dihasilkan oleh aktivitas manusia. Perubahan iklim ini menyebabkan suhu di bumi meningkat, cuaca menjadi lebih ekstrem, dan musim menjadi tidak stabil.

Bagi flora dan fauna, perubahan iklim ini sangat berbahaya, karena spesies yang sudah terbiasa dengan suhu atau kondisi tertentu menjadi kesulitan beradaptasi. Selain itu, cuaca yang ekstrem juga bisa memengaruhi ketersediaan makanan dan air bagi banyak spesies. Berikut merupakan efek perubahan iklim pada biodiversitas:

  1. Perubahan Habitat: Kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan frekuensi kejadian cuaca ekstrem menyebabkan perubahan signifikan pada habitat alami.
  2. Pergeseran Distribusi Spesies: Banyak spesies dipaksa untuk bermigrasi ke suatu daerah dengan kondisi iklim yang lebih sesuai, seringkali ke arah kutub atau ke ketinggian yang lebih tinggi.
  3. Gangguan Musim Reproduksi dan Pertumbuhan: Perubahan suhu dan pola cuaca dapat mengganggu siklus reproduksi dan pertumbuhan banyak spesies.
  4. Meningkatnya Risiko Kepunahan: Spesies yang tidak dapat beradaptasi atau bermigrasi menghadapi risiko kepunahan yang lebih tinggi.

Peran Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Mengatsi Tantangan Ini
Pemerintah: Dengan menerapkan kebijakan dan peraturan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta melindungi habitat alami adalah langkah penting. Pembangunan berkelanjutan harus didorong dengan fokus pada efisiensi energi, pengurangan limbah, dan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Selain itu sobat Enviro, memberikan insentif kepada perusahaan dan individu untuk menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan sangatlah penting.
Masyarakat: Mengurangi konsumsi energi dengan menggunakan transportasi umum, dan mendukung usaha yang berkelanjutan merupakan langkah-langkah penting untuk menjaga lingkungan. Selain itu, partisipasi dalam kegiatan konservasi habitat, seperti penanaman pohon, restorasi hutan, dan perlindungan spesies, juga sangat diperlukan. Hal ini juga akan berjalan jika meningkatnya kesadaran publik tentang isu-isu lingkungan dan mendorong perubahan perilaku menjadi krusial untuk mencapai keberlanjutan lingkungan.

Lalu, Apa Yang Bisa Kita Lakukan?
Sobat Enviro, meskipun masalah ini besar bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Ada banyak hal untuk yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak urbanisasi, fragmentasi habitat, dan perubahan iklim. Salah satunya dengan mendukung kebijakan pro-lingkungan, seperti pembangunan kota yang ramah alam, pelestarian habitat, dan pengurangan emisi karbon.

Urbanisasi, fragmentasi habitat, dan perubahan iklim adalah tantangan besar yang kita hadapi saat ini. Tapi dengan kesadaran dan aksi nyata, kita bisa menjaga bumi tetap sehat. Jadi mari sobat Enviro terus jaga alam dan buat perubahan positif, mulai dari diri kita sendri. Bumi ini hanya satu, jadi mari sobat Enviro rawat bumi bersama!

Speaker: Firda Env 10 dan Khairina Env 9