Berita

Raihan IPK 3.58 berhasil mengantarkan Tirza Rinda Alam meraih predikat Wisudawan Terbaik ke-3 Program Studi Ilmu Kelautan UIN Sunan Ampel Surabaya periode Februari 2022.  

“Rasanya seperti naik tornado”, ujar Tirza setelah mengikuti prosesi wisuda. “Lega, senang, sekaligus deg-degan. Lega karena salah satu tanggung jawab sudah selesai, senang karena berhasil mencapai raihan ini tapi juga deg-degan karena menyadari setelah ini akan menghadapi dunia sebenarnya”, cerita dara kelahiran Samarinda ini sambil tertawa kecil.

Tirza juga menceritakan bagaimana dulu ketika memutuskan Program Studi Ilmu Kelautan UINSA sebagai pilihan pertama pada program SNMPTN. Tirza mencari tahu mengenai apa itu ilmu kelautan, belajar apa saja, termasuk bagaimana prospek kedepannya.  

“Semakin tahu semakin saya  tertarik dan yakin memilih Prodi Ilmu Kelautan UINSA”, tegas putri dari bapak Suheri dan ibu Nurliyanah ini. 

“Selama perkuliahan saya juga sangat menikmati semua materi dan praktikum yang diberikan. Banyaknya tugas, banyaknya laporan praktikum, sering panas-panasan di laut ternyata menyenangkan bagi saya”, cerita Tirza. “Termasuk drama tugas kelompok”, tambahnya sambil tertawa.

Tirza juga aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan UINSA (Himaikla). “Di Himaikla saya banyak belajar hal-hal non akademik, seperti bagaimana mengatur waktu, menciptakan diri menjadi lebih bertanggung jawab, dan masih banyak lagi”, ujar pemilik cita-cita Konsultan Lingkungan Laut ini. 

Menjadi asisten laboratorium dan lapang juga merupakan kegiatan yang disukai oleh anak pertama dari tiga bersaudara ini. “Selain bisa mengisi waktu, secara tidak langsung juga skill dan pengembangan diri saya meningkat dengan menjadi asisten”, ujarnya. 

Menyadari bahwa banyak perbedaan signifikan antara perkuliahan dan dunia kerja menjadikan Tirza sering mengikuti kegiatan magang, bahkan ketika dalam proses pengerjaan skripsi. 

“Agak capek juga sebenarnya karena harus fokus pada dua hal, mengerjakan skripsi dan juga magang. Ditambah lagi sempat terkena Covid-19 waktu itu”, kenang Tirza. Namun demikian, dukungan orang tua menjadi semangat utama Tirza dalam menyelesaikan skripsinya.    

Seperti ungkapan “hasil tidak akan mengkhianati usaha”, usaha keras Tirza juga berbuah manis. Bahkan sebelum dinyatakan lulus, Tirza sudah menjadi asisten surveyor di Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi) untuk penelitian ekosistem mangrove di berbagai wilayah Indonesia Timur, mulai dari Kabupaten Rote Ndao, Sumba Barat Daya, Manggarai, Labuan Bajo hingga Raja Ampat.

“Passion saya di bidang konservasi ekosistem pesisir, baik mangrove, lamun ataupun terumbu karang. Tinggi harapan saya bisa bekerja pada bidang yang saya minati dan alhamdulillah saat ini tercapai”, ujar Tirza. “Jalan-jalan sambil kerja, begitu kata orang”, tambahnya sambil tertawa.

Tirza juga menceritakan pengalamannya yang unik dan tidak terlupakan dalam perjalanannya tersebut, mulai dari mengamati spesies mangrove yang hanya ada di Rote, bertemu satwa unik seperti cendrawasih di Raja Ampat pada saat pengamatan, membaur dengan warga lokal, hingga pengalaman ketika bekerja bersama tim kecil maupun besar.

 “Mau mencoba hal baru, mau belajar hal baru dan percaya pada kemampuan diri sendiri maka akan sangat mungkin untuk kita meraih cita-cita yang kita inginkan” ujar Tirza di akhir wawancara.