Column UINSA

Pusat Mahad Al-Jamiah

Thursday, 30 June 2022

In Memoriam Alfian Naufal: SOSOK CERIA DAN MENYENANGKAN

Pagi dihari Rabu, 29 Juni 2022, terasa sedih membaca berita yang terus mengalir melalui pesan WG yang mengabarkan tentang wafatnya Bapak Alfian Naufal, salah satu tenaga kependidikan di lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya. Kabar ini terus bergerak sampai sore hari bahkan malam hari, dari sekedar ikut belasungkawa hingga doa untuk al-marhum serta keluarga yang ditinggal semoga diberikan sabar dan tetap tawakkal sebab kematian adalah keniscayaan dariNya.

Sekedar untuk diketahui, kesehariannya, mas Alfian biasa di panggil, lebih banyak berhadapan dengan sekitar jaringan internet dan program-program terkait sebab ia adalah salah satu Fungsional Pranata Komputer pada Pusat Sistem Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPD) UIN Sunan Ampel Surabaya. Maka, meninggalnya mas Alfian adalah kehilangan luar biasa bagi kampus ini sebab ia ada sosok muda yang energik dan menikmati betul tanggungjawab yang diberikan oleh kampus sebagai ladang pelayanan mengembirakan.

Secara pribadi, penulis sering berinteraksi dengan mas Alfian, apalagi beberapa bulan terakhir tim akademik Pusat Ma’had al-Jamiah harus berkomunikasi secara intensif dengan beliau, yang digawangi langsung oleh Bapak Bahtiyar Rifai dan Mas Ibnus Shofi. Intensitas komunikasi dalam rangka penyesuaian sistem pembelajaran Ma’had Sore (Selasa-Kamis) dengan tuntutan pola internetisasi semua laporan pembelajaran secara berbasis online.

Mas Alfian memang statusnya staf, tapi banyak teladan yang layak ditiru darinya oleh siapapun. Pertama, ia sosok selalu ceria. Setiap kali tim akademik konsultasi, sering kali disikapi dengan ceria, tidak banyak bicara dan menjadi pendengar yang sangat baik dalam setiap menerima keluhan. Menariknya, apa yang ditawarkan dan dieksekusi selalu berbasis solutif dengan plus pendampingan setiap saat kali selesai.

Penulis merasakan betul, ketika datang ke Mas Alfian atau melalui pesan whatsapp dengan membawa masalah. Tak butuh waktu lama masalah tuntas dengan tetap menerima pendampingan, sambil sering berucap: “kalau ada masalah lagi Pak monggo ditanya langsung atau melalui whatsApp”. Semangatnya untuk menyelesaikan problem menjadi jalan kebahagiaan bagi yang lain sering problem tuntas tas tas… tas. Walaupun ada problem lagi, mas Alfian tetap ceria, tanpa merasa tertekan sebab masalah orang lain dianggapnya –menurut penulis– menjadi masalah dirinya sehingga harus diselesaikan.   

Kedua, mas Alfian sosok yang menyenangkan. Walau Mas Alfian tidak banyak bicara, tapi cara bicaranya adalah perbuatannya yang dapat memudahkan, bahkan menyelesaikan problem yang lain di kampus, khususnya kaitan dengan program dan sinkronisasi data jaringan web kampus dan lain-lain. Alasan ini yang menyebabkan Mas Alfian sebagai sosok menyenangkan, dan semoga sikapnya menjadi sebab Allah memberikan kesenangan di alam sana sebab “kebaikan yang kita berikan kepada orang lain, hakikatnya akan kembali kepada kita sendiri”, sebagaimana diisyaratkan dalam potongan dawuh kanjeng nabi Muhammad SAW yang cukup panjang sebagai berikut :

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ

“Artinya: siapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitan dunia, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitannya di hari kiamat. Dan  siapa yang meringankan kesusahan orang lain, niscaya Allah meringankan urusannya di dunia dan akhirat.”

Belajar dari Mas Alfian penting dalam konteks bagaimana urgensinya membumikan tanggungjawab yang dibebankan dengan keceriaan dan semangat menyenangkan orang lain. Pasalnya, kalau pekerjaan dibuat beban akan melahirkan penyiksaan dalam batin sehingga bekerja kurang menyenangkan, alih-alihkan ada komitmen memberikan pelayanan yang menyenangkan kepada orang lain.

Akhirnya, untuk menjadi orang yang dikenang jasanya, janganlah menunggu anda menjadi kaya raya, jabatan “mentereng” atau menjadi politisi sukses. Sepanjang masih ada kesempatan untuk berbuat baik dan menyenangkan yang lain, apapun status sosial kita, maka segera lakukan sebab kita tidak tahu setelah ini atau satu jam lagi, atau nanti malam, atau besuk dan atau-atau lainnya, kematian menghampiri kita. Jangan pernah berpikir kematian itu jauh sebab kullu aatin qarib (all awaited soon wiil come), tegas pepatah Arab.  Semoga kita semua sehat lahir batin.