Berita

Surabaya – Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UINSA kembali menegaskan komitmen dalam mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Iktikad itu diejawantahkan dalam workshop penyusunan roadmap penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) pada Selasa (13/2) di GreenSa Inn, Sidoarjo. Acara ini menghadirkan Prof. Dr. Aksin Wijaya, SH., M.Ag dan Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I, sebagai narasumber.

Dekan FUF UINSA, Prof. Abdul Kadir Riyadi, Ph.D. dalam sambutannya menyoroti fakta bahwa meskipun fakultas ini memiliki kuantitas publikasi yang tertinggi di UINSA, namun kualitasnya masih perlu ditingkatkan. “Dosen-dosen FUF perlu didorong untuk menulis publikasi di jurnal bereputasi tinggi, minimal Sinta 2 dan Sinta 1,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa dalam sebuah institusi pendidikan, corong utamanya adalah dosen, bukan pimpinan. Dosen yang memiliki kompetensi tinggi dan reputasi baik di bidang penelitian serta PKM menjadi sangat penting. Mereka tidak hanya menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa, tetapi juga membawa dampak positif dalam kemajuan ilmiah dan reputasi institusi.

Melalui kegiatan ini, fokus utama FUF UINSA adalah mencari arah penelitian dan PKM yang tepat. “Kita harus membangun corak penelitian yang menjadi ciri khas kita, dan memasarkannya dengan baik untuk meningkatkan reputasi fakultas ini,” tegas Prof. Abdul Kadir Riyadi. Hal ini tidak hanya akan mengangkat marwah fakultas, tetapi juga akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di masyarakat,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Prof. Aksin Wijaya menekankan pentingnya bagi para dosen untuk secara teliti mencari research gap dalam penelitian mereka, serta merumuskan masalah berdasarkan teori yang ada. Ia menekankan bahwa identifikasi research gap adalah kunci untuk menghasilkan kontribusi ilmiah yang signifikan, yang memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi bidang yang belum terjamah atau belum mendapatkan perhatian yang cukup.

Lebih lanjut, Prof. Aksin Wijaya menggarisbawahi bahwa rumusan masalah yang baik haruslah didasarkan pada pemahaman yang kuat terhadap teori yang relevan, sehingga memungkinkan peneliti untuk mengarahkan pembahasan bab secara terfokus dan sistematis sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Di sisi lain, Prof. Ngainun Naim menegaskan bahwa PKM yang dikerjakan dosen harus linier dengan bidang ilmu yang dikuasai dan prodi. Selain itu, PKM idealnya dilaksanakan secara terencana, konsisten, dan berkelanjutan, melalui penulisan dan pembukuan kegiatan pengabdian. Dokumentasi aktivitas pengabdian ini memberi sejumlah manfaat, “Pertama, luarannya jelas dan terukur, kedua bermanfaat bagi institusi, ketiga bermanfaat bagi masyarakat, dan keempat bermanfaat bagi dosen pelaksana program,” tambahnya.

Dalam melakukan PKM, penting untuk merujuk pada roadmap yang sesuai dengan visi misi universitas yang diturunkan pada tingkat fakultas dan program studi. “Salah satu langkah krusial dalam menyusun roadmap adalah dengan memetakan tren isu sosial di masyarakat kontemporer, salah satunya peran besar sosial media,” jelas Prof. Ngainun Naim.

Pada sesi selanjutnya setiap prodi merumuskan strategi konkrit yang akan diambil dalam menyusun roadmap penelitian dan PKM ke depannya. Semangat dan komitmen yang tinggi dari seluruh pihak diharapkan akan menjadikan FUF UINSA sebagai pusat keunggulan dalam penelitian dan PKM. (Khalimatu Nisa)