Berita

Baru-baru ini, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (FISIP UINSA) dan Universiti Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) terlibat dalam suatu kolaborasi pertukaran budaya yang mengesankan. Sebanyak 17 delegasi UPNM berkesempatan untuk berkunjung ke Jawa Timur selama satu pekan untuk terlibat dalam serangkaian kegiatan yang telah dirancang dengan saksama oleh pihak FISIP UINSA. Kunjungan delegasi UPNM ini berlangsung sejak 17 hingga 23 Februari 2024. Untuk mengawali serangkaian kegiatan dalam kunjungan ini, pada tanggal 18-19 lalu, FISIP UINSA memfasilitasi pengalaman immersive bagi para delegasi UPNM untuk mengenal lebih dekat tradisi dan keramahtamahan masyarakat lokal Suku Tengger di Desa Wonokerso.

Desa Wonokerso termasuk di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Lokasinya yang terletak di ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut ini berdiri sebagai benteng warisan budaya dan keharmonisan masyarakat di tengah-tengah lanskap Bromo yang menakjubkan. Tidak seperti desa-desa di sekitarnya, di mana kepemilikan tanah telah mengalami transformasi komersial, Wonokerso tetap teguh dalam ketaatannya pada hukum adat yang melarang penjualan tanah ke pihak luar. Kunjungan ke Desa Wonokerso tidak hanya memberikan gambaran tentang cara hidup masyarakat Suku Tengger, tetapi juga komitmen masyarakat yang teguh untuk melestarikan identitas dan warisan budaya mereka. Meskipun ada pengaruh dari luar, seperti pembangunan yang didorong oleh pariwisata di desa-desa tetangga, penduduk desa ini tetap teguh dalam menjunjung tinggi adat istiadat dan tradisi mereka.

Setibanya di sana, para delegasi UPNM yang didampingi oleh beberapa perwakilan FISIP UINSA disambut dengan hangat di rumah-rumah penduduk setempat. Rombongan dijamu dengan berbagai hidangan tradisional khas setempat dan keramahan yang tulus. Meskipun Islam di desa Wonokerso merupakan agama minoritas, semangat toleransi dan saling menghormati mewarnai interaksi yang terjalin antara rombongan dan penduduk setempat. Ketulusan penduduk desa terlihat dari penolakan mereka untuk menerima sumbangan beras dari pihak UPNM. Penduduk desa yang telah menyediakan tempat menginap dan jamuan luar biasa terhadap rombongan, justru memilih untuk mengalihkan pemberian tersebut kepada tetangga mereka yang lain. Tindakan tanpa pamrih ini menggarisbawahi komitmen penduduk desa untuk menghormati prinsip penerimaan tamu yang tulus, melampaui perbedaan agama dan menumbuhkan rasa solidaritas komunal.

Selama kunjungan ke Desa Wonokerso, para delegasi UPNM sangat tersentuh oleh kehangatan dan kemurahan hati para penduduk desa. Pengalaman ini nampaknya telah berhasil menumbuhkan apresiasi  terhadap kekayaan budaya dan keharmonisan hidup antar budaya yang dimiliki Indonesia. Saat rombongan berpamitan, dampak dari pengalaman ini beresonansi secara mendalam, dengan ungkapan Dr. Shahrizan yang berharap untuk dapat kembali berkunjung pada akhir tahun ini. Pengalaman di Desa Wonokerso telah menjadi bukti ikatan emosional yang mampu terjalin melalui pertukaran lintas budaya. Melalui pengalaman yang difasilitasi oleh FISIP UINSA ini, kita dapat melihat betapa pentingnya menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai di dunia yang semakin saling terhubung.

Kolaborasi antara FISIP UINSA dan UPNM tidak hanya berhasil memfasilitasi pertukaran budaya, tetapi juga menjadi bukti kekuatan transformatif dari dialog antar budaya. Ketika pihak-pihak dari kedua institusi terus membina hubungan dan memperdalam pemahaman mereka tentang budaya yang beragam, inisiatif seperti ini dapat menjadi katalisator untuk membangun jembatan pemahaman dan mendorong masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis antara Malaysia dan Indonesia. (WD)