Dalam agenda riset kerjasama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KemendesPDTT) FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya mendelegasikan tim peneliti ke daerah terluar Indonesia, Pulau Banda Naira, Kecamatan Banda, Kabupaten Malaku Tengah Provinsi Maluku (14/10
2023).
Peneliti melakukan penggalian data dengan observasi dan wawancara selama 9 hari di kepulauan Banda. Banda Naira dipilih sebagai obyek riset karena Banda Naira merupakan salah satu dari pulau yang pernah dijajah Bangsa Eropa. Bangsa Eropa menjahag Banda Naira karena kekayaan alam yang dimiliki berupa rempah pohon Pala. Bangsa Eropa seperti Portugis, Belanda hingga Ingris pernah menguasai Pulau Banda. Dalam catatan sejarah rempah pohon Pala merupakan endemik Banda yang diperebutkan oleh bangsa Eropa.
Sementara dari sisi historis, Banda Naira adalah tempat perjuangan masyarakat pribumi Indonesia melawan penjajahan Belanda. Banda Naira juga menjadi pulau tempat genosida VOC terhada masyarakat Indonesia pada 1621. Di Pulau Banda Naira masyarakat Banda Naira banyak mati syahid dipenggal kepalanya oleh tentara VOC Belanda. Sampai hari ini, Benteng-Benteng bangunan Belanda menjadi tempat bersejarah penyembelihan leher manusia Banda Naira. Benteng tersebut tetap kokoh menjadi saksi betapa Banda Naira adalah pulau berharga. Di sana ada benteng Nassau dan benteng Belgica yang dibangun oleh Belanda dan Portugis.
Dalam catatan sejarah pendudukan Belanda di Indonesia. Pulau Banda Naira juga menjadi tempat pengasingan sejumlah tahanan politik seperti Bung Hatta, Sutan Syahrir, Tjipto Mangunkusumo, dan Iwa Kusuma Sumantri. Mereka dibuang ke pulau Banda dan menjadi tanahan politik selama bertahun-tahun. Bahkan sebagian dari pulau di Banda diberi nama Pulau Syahrir dan Pulau Hatta.
Tim peneliti Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya menjelajahi tempat-tempat bersejarah seperti Parigi Rante tempat 40 pejuang dan orang kaya Banda ditahan, kebun Pala, dan sejumlah kekayaan alam lainnya yang dimiliki Pulau Banda.
Kedatangan para peneliti juga dalam rangka melakukan pengamatan dan melihat koeksistensi dan pergeseran identitas masyarakat; kajian atas dinamika perubahan sosial pasca pengembangan pariwisata berkelanjutan (sustainable turism). Di ketahui Banda Naira kini menjadi pulau yang menjadi tempat pariwisata di Maluku Tengah. Banyak para pelancong datang baik dari dalam maupun luar negeri.
Sementara kajian ini nanti akan melihat sejauh mana pergeseraran terjadi akibat industri pariwisara di Pulau Banda. Studi tentang kekayaan alam, sejarah, budaya dan kearifan lokal telah dilakukan oleh banyak peneliti terdahulu. Namun penelitian Fisip ini akan banyak melihat dari sisi koeksistensi dan pergeseran identitas masyarakat Banda pasca industri pariwisata.