Berita

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya sukses menggelar “The 2nd Annual International Summit on Development and Economic Empowerment (AISDEE) Tahun 2024” pada 11-13 September 2024 di UIN Sunan Ampel Surabaya. Kegiatan Internasional ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta dari akademisi, praktisi, serta mahasiswa dari berbagai negara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapore, Bangladesh, dan beberapa negara lainnya.

Kegiatan AISDEE Tahun 2024 resmi dibuka oleh Prof. Dr. Abdul Muhid, M.Si. yang merupakan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran ekonomi islam dalam pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi global. Selain itu, beliau juga menyampaikan salam dari bapak rektor atas apresiasi besar terselenggaranya acara ini sebagai wadah berdiskusi dan berinovasi terkait pemberdayaan ekonomi Islam di kancah International.

Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan Kerjasama internasional oleh beberapa institusi dan lembaga, antara lain UIN Walisongo, ⁠Universitas Wijaya Kusuma, ⁠UIN Satu Tulunganggung, Institute Elkatarie, UIN Samarinda dan UPN Veteran Jatim.

Sesi dilanjutkan dengan diskusi tentang “Food Security and Development Disparities: Towards Inclusive dan Sustainable Development” yang disampaikan oleh Keynote Speaker Prof. Dr. Selamah Maamor dari Universitas Utara Malaysia dan Bapak H. Agusta Jaka Purwana, SE, MM selaku Commisioner of PT Boss Image Nusantara yang dimoderatorioleh Ibu Nurul Fatma Hasan, M.E.I.

Dalam penyampaiannya, Prof. Dr. Selamah Maamor menekankan topik instrumen ekonomi Islam dalam kaitannya dengan ketahanan pangan yang memilikiperan penting dalam menciptakan sistem ekonomi yang adil, berkelanjutan, dan berbasis nilai-nilai Islam, antara lain zakat dan wakaf. Dalam hal hal ini, konteks zakat sendiri meupakan sebuah kewajiban, sedangkan wakah adalah assunnah, kemudian bagaimana dengan instrumen lainnya. “Semua instrumen dari ekonomi Islam dalam kaitannya ketahanan pangan sudah jelas perintahnya dalam al-Quran dan zaman rasulullah, tinggal bagaimana kita mengimplementasikannya dan jangan melawan arus” ujar beliau. Di sisi lain, H. Agusta Jaka Purwana, SE, MM., fokus pada topik pembahasan tentang potensi daerah Jember Jawa Timur dalam budidaya tanaman Tembakau. Beliau mengatakan bahwa kabupaten Jember menjadi salah satu daerah yang berpotensi besar dalam penanaman tembakau sehingga dengan adanya produksi ini dapat membantu ekspor semakin berkembang dan menambah pendapatan rakyat daerah. Di sela kegiatan diskusi, turut meramaikan juga hiburan dari Musdemic yang dilanjutkan dengan lunch and break.

Pada sesi kedua di hari pertama dilakukan plenary yang merupakan komponen penting dalam kegiatan konferensi dengan mengupas isu-isu yang bersifat umum nan penting dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Plenary pertama mengusung tema Technological Innovation in Food Security and Inclusive Development yang dimoderatori oleh Bu Maziyah Mazza Basya, M.SEI. Narasumber plenary diantaranya Prof Madya TS Dr Zailani bin Abdullah dari Universiti Malaysia Kelantan, dan Ibu Afida Safriani, PhD dari Service Learning For Reducing Dizparity Development.

Terkait inovasi teknologi, Prof Madya TS Dr. Zailani bin Abdullah menyatakan bahwa “fokus dari inovasi teknologi tidak cukup dengan seberapa bagus ide inovasi tersebut, melainkan ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan antara lain inovasi teknologi tersebut bisa diterima oleh masyarakat, impactful, dan berkelanjutan”. Hal tersebut dapat kita jadikan acuan untuk berinovasi di bidang teknologi dengan lebih memperhatikan instrumen-intrumen penting dari output penelitian.

Dalam kaitannya dengan inovasi teknologi, Bu Afida Safriani, MA, PhD berpendapat bahwa “Mahasiswa harus diberi dukungan lebih agar mereka dapat mengembangkan kemampuannya dalam berinovasi”. Penekanan untuk para akademisi dan praktisi agar memperhatikan perkembangan mahasiswa dan memastikan bahwa mahasiswa mendapat dukungan lebih dalam studinya terlebih dalam membuat sebuah penelitian, sehingga mahasiswa mampu mencapai peran pentingnya yaitu sebagai agent of changes.Ibu Afida juga menambahkan “we should allow the students to have abstract experience or concrete experience”. Maksudnya adalah dengan adanya dukungan dari dosen, mahasiswa mampu mengembangkan idenya dengan pengalaman yang mereka dapatkan.

Kegiatan beriktunya dilanjutkan sesi plenary kedua dengan tema “Research and Publication Session” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Selamah Maamor dari Universiti Utara Malaysia dan Prof Nurlailatul Musyafaah dari Rumah Publikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam forum, Prof. Dr. Selamah Maamor mengatakan bahwa “research bukan hanya dibuat karena belum ada yang membuat, melainkan reserach dibuat karena dibutuhkan di lingkungan kita”. Artinya, penyusunan reserach bukan berdasarkan kemauan saja, namun bagaimana kita mampu membuat reserach atas isu-isu lingkungan yang ada dan membawa dampak baiknya sebagai solusi. Beliau juga menyatakan, “we go to the field and we find” yang artinya sebuah penelitian membutuhkan observasi langsung di lapangan dan mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang ditemukan atau dipelajari melalui pengalaman langsung. Selanjutnya Prof Nurlailatul Musyafaah menyatakan bahwa “Banyak sesuatu yang unik di Indonesia, jadi banyak yang bisa diteliti dan dipublikasikan, hal ini juga didukung dengan banyaknya peluang submit jurnal”. Tidak ada alasan untuk berhenti meneliti, karena pada dasarnya sebuah penelitian itu adalah salah satu langkah kecil untuk mengatasi bahkan mengentas permasalah-permasalahan yang ada, selain itu dengan meneliti kita dapat mempersiapkan satu langkah kedepan untuk menuju pembangunan keberlanjutan.

Agenda hari pertama gelaran AISDEE berakhir dengan baik dan lancar serta penuh antusiasme dari para peserta, hal ini dibuktikan dengan aktifnya diskusi yang produktif dan interaktif. Peserta sangat antusias menantikan hari berikutnya dengan rangkaian acara yang lebih menarik. (ANL/KR)