Berita

UINSA Newsroom, Rabu (19/02/2024); Kegiatan Evaluasi Lapangan (EL) Usul Pembukaan Prodi Kedokteran Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedoteran UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya resmi digelar pada Senin, 17 Februari 2025 lalu. Kegiatan Opening Ceremony Evaluasi Lapangan digelar di Ruang Amphitheater Gedung Terpadu pada Kampus UINSA Gunung Anyar Surabaya.

Hadir selaku Ketua tim evaluator, Kepala Sub Direktorat Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Perguruan Tinggi, Deny Kurniawan, M.Sc., Ph.D., mewakili Direktur Kelembagaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia. Tim evaluator lainnya antara lain Dr. Soetrisno Soemardjo, MA., dari Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan; dr. Roberth Johan Pattiselano, MARS., dari Konsil Kedokteran Indonesia.

Dr. dr. Amir Syafruddin, M.Med.Ed., dari Ikatan Dokter Indonesia; dr. Andi Wahyuningsih Attas, Sp.An., KIC., MARS., dari Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI); Prof. Dr. Dany Hilmanto, dr.,Sp.A(K); dr. Liliana Sugiharto, M.S.PAK., Evaluator dari Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi RI; Prof. Dr. Diyah Sawitri, SE, MM., Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII Jawa Timur.

Turut hadir selaku tamu undangan dalam kegiatan EL Calon Fakultas Kedokteran (CFK) ini perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Direktur RSUD Bangil Pasuruan, Direktur Rumah sakit Bayangkara Surabaya, Direktur Rumah sakit NU Tuban, Dekan Fak Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran, serta Rumah Sakit Wahana Pendidikan, Puskesmas dan Pondok Pesantren.

Tak lupa, jajaran tim manajemen UINSA, Ketua Senat Akademik, Prof. Dr. H. Moh Ali Aziz, M.Ag.; Rektor, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D.; beserta Dekan, Wakil dekan, Dosen, laboran, tendik Calon Fakultas Kedokteran UINSA.

Rektor UINSA dalam laporannya menyampaikan, bahwa UINSA merupakan kampus yang tidak bisa jauh dari kyai, ulama, dan juga pesantren. Dua alasan utama, menurut Rektor, pertama, meskipun UINSA merupakan milik pemerintah secara kelembagaan. Namun pada hakikatnya, UINSA lahir dari hasil inisiatif para kyai sepuh di Jawa Timur. Awal tahun 1960, para kyai sepuh mewakafkan tanah kepada Pemerintah agar dibangun kampus yang diharapkan menjadi kanal pendidikan tinggi bagi alumni pesantren.

“Maka,  kalau sekarang UIN Sunan Ampel Surabaya sudah berkembang luar biasa saatnya kami membayar kemuliaan yang diberikan para kyai dalam bentuk khidmat kembali kepada kyai, ulama, dan pesantren,” ujar Prof. Muzakki.

Kedua, harapan akan lahirnya Fakultas Kedokteran pada UINSA Surabaya merupakan bagian dari doa yang sering dipanjatkan, yakni pentingnya menjaga jiwa. “Para kyai pesantren mengajarkan, bahwa menjaga kesehatan, menjaga jiwa itu setara dengan menjaga negara, akal, generasi, keturunan, dan agama,” imbuh Prof. Muzakki.

Karenanya, UINSA dalam kehendak besar mengajukan pembukaan Prodi Kedokteran Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Dokter sebagai bentuk khidmat kepada para kyai, ulama, pesanten, serta bangsa dan negara melalui distingsi ‘Komunitas Pesantren.’ “Mudah-mudahan Allah memberikan kemuliaan kepada kita semua untuk bisa berkhidmat lebih lanjut bangsa dan negara melalui distingsi Komunitas Pesantren,” tegas Prof. Muzakki.

Sementara itu, Ketua tim evaluator, Kepala Sub Direktorat Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Perguruan Tinggi, Deny Kurniawan, M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasi karena tidak semua usulan CFK sampai pada tahap Evaluasi Lapangan.

“Membuka program studi kedokteran dan profesi ini unik. Tidak seperti membuka program studi yang lain. Karena program studi ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih dari yang lain,” ujar Deny Kurniawan, Ph.D.

Selain faktor SDM, menurut Kepala Sub Direktorat Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Perguruan Tinggi, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk membuka Prodi Kedokteran juga tidak murah. “Sehingga pada tahap ini merupakan tahap yang perlu kita syukuri. Betapa beratnya tim task force untuk mencapai tahap ini,” terang Deny Kurniawan, Ph.D.

Apresiasi juga disampaikan Kepala Sub Direktorat Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Perguruan Tinggi, terkait distingsi ‘Komunitas Pesantren’ yang akan menjadi kanal bagi alumni pesantren yang ingin melanjutkan pendidikan di kedokteran. “Mohon pembukaan program studi (kedokteran dan profesi, red) ini tidak hanya membuka program studi dan memberikan kanal saja. Tapi ini menjadi mesin pahala, amal jariyah buat kita semua yang hadir, mendukung, dan mendoakan,” ujar Deny Kurniawan, Ph.D., penuh harap. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Foto: MN. Cahaya/A. Kamal AJ
Highlight: Rian
Streaming: Mualam