Berita

Senin (17/02) mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi (TP) menggelar perayaan Dies Maulidiyah ke-10 dengan penuh kemerihan. Acara ini dilaksanakan di auditorium dan diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi TP semester 2 dan 4. 

Dalam perayaan Dies ini, panitia menghadirkan berbagai rangkaian acara yang menarik termasuk Grand Final Sayyid dan Sayyidah TP serta seminar. Acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan mars UINSA. Dr. Andi Suwarko, M.Si selaku Wadek III memberikan sambutan bahwa “Prodi Tasawuf dan Psikoterapi (TP) ini sangat sehat mentalnya. Karena prodi ini belajar tentang psikologi dan mental seseorang yang disebabkan oleh masalah-masalah percintaan, keluarga, dan sebagainya”, ujarnya. Dalam hal ini beliau juga membuka langsung acara dengan mengucap bismillah bersama-sama.

Sayyid dan Sayyidah merupakan ajang pemilihan mahasiswa dan mahasiswi terbaik yang tidak hanya memiliki penampilan menarik tetapi juga memiliki wawasan luas tetang tasawuf dan psikoterapi. Sebelum mencapai babak final, para peserta telah melewati berbagai tahapan seleksi, mulai dari administrasi, wawancara, hingga uji keterampilan. 

Grand Final Sayyid dan Sayyidah TP 2025 (Sumber: Dokumentasi Media Center FUF)

Dalam uji keterampilannya para grand finalis Sayyid dan Sayyidah menunjukkan beberapa bakatnya, diantaranya musikalisasi puisi, membaca kitab beserta artinya, menyanyikan lagu cinta dan rahasia, berpidato monolog berbahasa Inggris, puisi adawiyah judul cinta padamu kepada Tuhan, serta ada salah satu peserta yang membawakan tarian khas dari tempat kelahirannya yakni Sulawesi Selatan.

Selain itu acara ini juga dimeriahkan dengan seminar yang bertajuk “Life After Break Up”, yang membahas bagaimana seseorang dapat bangkit kembali dan menemukan keseimbangan emosional setelah mengalami perpisahan. Seminar ini menghadirkan narasumber yang sangat hebat, yakni M. Yusuf, S.Sos., M.Pd. Seminar ini membahas terkait bagaimana seseorang dapat bangkit kembali dan menemukan keseimbangan emosional setelah mengalami perpisahan.

Sesi Pemaparan Materi oleh Narasumber (Sumber: Dokumentasi Media Center FUF)

Seminar ini juga menegaskan bahwa setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi perpisahan. Namun, yang paling penting adalah tidak terjebak dalam kesedihan berkepanjangan dan melihat pengalaman ini sebagai kesempatan untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Antusiasme para peserta terlihat saat mereka melontar pertanyaan, salah satu pertanyaannya yakni terkait komitmen antara sejoli yang cuek yang dilontarkan oleh peserta perempuan. M. Yusuf menjawab “Stop untuk menghubungi dia, karena cewek kalo tertarik bakal excited, kalo dia tetap cuek berarti dia ga interested sama kamu”, paparnya.

Kemeriahan acara semakin terasa ketika sesi penghargaan Sayyid dan Sayyidah TP diumumkan, setelah melalui penilaian ketat dari dewan juri. Penghargaan tersebut diraih oleh Mohammad Fais Ramadhan sebagai sayyid TP 2025 dan Azka Suryo Muhammad sebagai Runner Up 1 sayyid TP, sementara Astri Nur Habibah sebagai sayyidah TP 2025 dan Reyhan Menissa Fauzia sebagai Runner Up 1 sayyidah TP. Diharapkan dapat menjadi duta mahasiswa TP yang mampu menginspirasi teman-teman mereka dalam bidang akademik maupun non akademik, serta dalam mengamalkan nilai-nilai tasawuf di lingkungan akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan suksesnya penyelenggaraan Dies Maulidiyah ke-10 ini, Prodi Tasawuf dan Psikoterapi (TP) berharap dapat terus mengadakan kegiatan akademik dan non akademik yang bermanfaat bagi mahasiswa. 

Acara ditutup dengan sesi foto bersama, pemberian penghargaan kepada narasumber dan moderator, serta ditutup dengan doa. Dengan antusiasme yang tinggi dari mahasiswa, Dies Maulidiyah ke-10 ini menjadi bukti bahwa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi (TP) terus berkembang dan berkomitmen dalam mencetak lulusan yang berkualitas serta mampu mengamalkan nilai-nilai tasawuf dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Siti Uswatun Khasanah
Editor: Khalimatu Nisa