Berita

Prestasi gemilang kembali diraih oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya. Nadhlif Pelu atau yang akrab disapa Nadhlif merupakan mahasiswa berprestasi dari program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) semester 6. Ia berhasil lolos seleksi dan menjadi satu-satunya perwakilan dari FUF dalam ajang bergengsi ASEAN Universities Exhibition and Forum 2025 (AEF).

ASEAN Universities Exhibiton anf Forum 2025 (AEF) adalah sebuah acara internasional yang mempertemukan mahasiswa dan pemimpin industri dari berbagai negara di Asia Tenggara untuk mendorong inovasi, kepemimpinan, dan kolaborasi. Acara ini diselenggarakan selama dua minggu (11-25 Februari 2025), minggu pertama dilakukan secara daring dan minggu kedua dilaksanakan langsung di Kuala Lumpur, Malaysia. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk merumuskan solusi dari berbagai permasalahan yang ada di tiap-tiap negara di Asia Tenggara, serta memajukan Pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Dengan mengikuti AEF 2025, Nadhlif berharap, “Agar Universitas Islam Negeri (UIN) di seluruh  Indonesia semakin mendapat eksposur internasional dan menjadi pertimbangan bagi penyelenggara-penyelenggara di luar negeri”, ujarnya. Selain itu, ia juga mendapatkan informasi tentang kesempatan untuk belajar dan bekerja di luar negeri melalui program-program yang ditawarkan oleh negara-negara di Asia Tenggara. Keikutsertaan Nadhlif dalam AEF 2025 tidak hanya sebuah kebetulan, melainkan hasil dari kerja keras dan dedikasinya dalam bidang akademik. Nadhlif dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dalam berbagai hal, baik secara akademik maupun non akademik. 

Kegiatan AEF 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Dalam wawancara singkat via Whatshapp, Nadhlif mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas pencapaian ini. “Ini adalah salah satu kesempatan saya bisa menjadi satu-satunya perwakilan dari FUF pada acara ini. Di satu sisi juga ada perasaan untuk bertanggung jawab lebih pada fakultas untuk menampilkan dan melakukannya semaksimal mungkin”, jelasnya. Dalam minggu kedua, ia melakukan kegiatan AEF secara tatap muka di Malaysia. Terdapat beberapa kegiatan, diantaranya melakukan campus tour di Asia Pasific University (APU), mengikuti kelas Design Thinking, berdiskusi dengan teman satu kelompok dari 3 negara tentang projek yang akan dibuat, melakukan riset terkait topik yang akan diambil, membuat presentasi tentang topik tersebut, dan membuat video yang akan ditampilkan di depan lima profesor yang menemaninya dari awal. Serta dua hari terakhir, ia menghadiri konferensi di Sunway Resort Hotel dengan tema berbeda-beda seputar hubungan internasional dan isu di Asia Tenggara. Selain itu, Nadhlif dan teman sekelompoknya mendapatkan 2nd Best ASEAN Innovator di APU dengan tema “High Unemployment Rate”. Keberhasilan mahasiswa FUF ini tidak lepas dari persiapan matang yang dilakukan, baik dari sisi akademis maupun keterampilan interpersonal yang diperlukan dalam seleksi interview. Dengan berbekal pengetahuan yang mendalam tentang isu-isu global dan kemampuan komunikasi yang baik, mereka berhasil menunjukkan kesiapan mereka untuk berpartisipasi dalam forum internasional tersebut. Mahasiswa asal Ambon ini juga memberikan pesan kepada kita “Jangan pernah berhenti untuk mencari informasi kegiatan-kegitan internasional. Bahkan, jangan pernah untuk membatasi diri bahwa saya berasal dari fakultas tertentu, jadi saya tidak hanya bisa mengikuti kegiatan yang linear dengan fakultas saya”, ungkapnya. 

Kehadiran mahasiswa FUF sebagai delegasi Universities Exhibiton and Forum 2025 (AEF) diharapkan dapat membawa kontribusi positif tidak hanya bagi universitas, tetapi juga bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Keikutsertaan ini juga akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman berharga yang dapat diterapkan dalam dunia profesional mereka kelak. Dengan adanya pencapaian ini, diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan diri dan meraih prestasi gemilang di tingkat internasional.
Penulis: Siti Uswatun Khasanah
Editor: Khalimatu Nisa