Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar Seminar Tabligh Akbar pada hari kamis lalu (13/10). Acara tersebut dibuka untuk umum, yang dimulai pada pukul 07.30 dan dilaksanakan di Auditorium UINSA dengan tema “Tradisi Pesantren The Best Solution In Era Millenial”.
Tema yang diusung merefleksikan kehidupan saat ini, di mana perkembangan semakin modern dan orang-orang biasanya menyebut era ini dengan era millenial. Era milenial memberi banyak perubahan, namun tidak sedikit nilai negatif yang masuk. Sehingga, peran pesantren dimaksudkan bisa memberi solusi terkait arus negatif di era millenial sekarang.
Maka dengan ini Husain Basyaiban (Content Dakwah Creator), Muhammad Ali Zainal Abidin atau yang biasa disapa Gus Ebid (Penulis buku Nahwu Sharaf Praktis), dan Habib Ahmad bin Muhammad Bafagih (pengasuh Ponpes Daar Al-faqih) yang menjadi narasumber pada seminar kali ini akan membagikan perspektifnya sesuai dengan bidangnya masing-masing terkait itu.
Penyampaian materi yang pertama dibawakan oleh Husain Basyaiban, yang juga merupakan mahasiswa UINSA sendiri dari Fakultas Ushuludin dan Filsafat. Husain membagikan pandangannya bahwa seorang santri atau muslim melihat pesantren itu harus dari dua sisi.
“Ketika kita menjadi seorang santri atau muslim melihat pesantren itu harus dari dua sisi, pertama sosok yang harus kita benar-benar hormati, karena pesantren membawa narasi-narasi keagamaan. Dan kedua, kita harus kritis dengan pesantren, ketika ada salah harus kita kritisi, apalagi kita berada di lingkungan kampus,” jelas Husain pada saat forum berlangsung dan mengakui bahwa dirinya tidak pernah mondok namun hidup di tradisi pesantren sedari kecil.
Setelah itu disusul oleh Gus Ebid, sebagai narasumber kedua yang lebih condong menjelaskan soal nilai postitif yang bisa dipelajari di pesantren. Dan di akhir ia menyimpulkan tiga nilai yang bisa didapati dalam pondok pesantren.
“Jadi, di pesantren itu soal keteladanan, kedua, mempelajari keilmuan secara menyeluruh, dan terakhir mengajarkan kemandirian”
Terakhir penyampaian oleh narasumber ketiga yakni Habib Ahmad bin Muhammad Bafagih, yang sekaligus menjadi pemimpin doa untuk menutup seminar ini. Dan sebagai penutup acara, ada penampilan dari Natasya Emilia Hidayat (Top 4 Aksi Indosiar & peserta DA academy 2022) yang menghibur penonton dengan melantunkan sholawat dan menyanyikan lagu menggunakan suaranya yang merdu. (Alm)