Berita

Terselenggaranya acara debat ORMAWA yang bertujuan sebagai wadah bagi mahasiswa UINSA dalam memahami standar kapabilitas dan kualitas yang dimiliki oleh masing-masing kandidat. Sehingga terusunglah tema “Merajut Gagasan, Membangun Peradaban UINSA yang aktif dan progresif “, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh ketua KOPURWA UINSA 2024 yaitu Achmad Zain Avicena di sesi sambutan sebelum berlangsungnya acara debat. Ketua Pelaksana pada acara ini mengatakan bahwa debat ini merupakan debat perdana karena baru pertama kali diselenggarakan pada pemilihan umum raya presiden dan wakil presiden mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.

Hal yang paling disoroti dari acara debat tersebut adalah ketidakhadiran calon presiden mahasiswa UINSA nomor urut 02 sehingga menyorot perhatian hadirin dan hal ini memperlihatkan adanya ketimpangan pada sesi debat kali ini yang diselenggarakan di gedung Student Center UINSA lantai 3. ketimpangan itu kemudian menggiring opini penonton yang menuntut hadirnya, meskipun sudah disampaikan di awal oleh wakilnya bahwa partnernya tidak dapat hadir dikarenakan penyakit asam lambungnya kumat. meskipun wakil paslon 02 tampil seorang diri tanpa didampingi oleh calon presiden yaitu saudara Zulfidar, penyampaian visi misi serta gagasan mereka disampaikan dengan lugas oleh calon wakil presiden 02. “Sejauh berlangsungnya acara cukup khidmat karena masing-masing kandidat terlihat cukup lugas dan mumpuni dalam menyampaikan visi misi terutama calon wakil presiden 02 meskipun tidak didampingi oleh calon presidennya” tutur salah satu penonton debat ORMAWA.

Pada sesi penyampaian visi misi paslon 01 presiden mahasiswa UINSA oleh saudara Thomas dan Hafidz dengan tagline andalannya yaitu Progresif, adaptif dan Resolutif. Mereka menekankan pada poin bahwa langkah strategis yang akan mereka lakukan adalah memperbaiki sistem tata kelola internal Universitas sebagai pondasi untuk membranding ke Tingkat ranah selanjutnya. Adapun langkah konkrit atau aksi nyata yang akan diimplementasikan nanti adalah mengoptimalkan seluruh UKM yang ada di UINSA, merevitalisasi atau mengaktifkan kembali UKM musik (Serawung seni budaya), dan merangkul seluruh lembaga pers mahasiswa sebagai sarana dalam menyuarakan aspirasi mahasiswa. Karena paslon 01 menilai bahwasanya menyuarakan keadilan dan keresahan mahasiswa tidak hanya dapat dilakukan dengan turun ke jalan namun dapat dilakukan dengan coretan pena. Sedangkan Paslon nomor urut 2 yang terdiri dari saudara Zulfidar dan Refian menggagaskan Visi misi andalanya yaitu Responsif, Inklusif dan Kolaboratif, sehingga terdapat penekanan terhadap pentingnya literasi digital bagi mahasiswa, yakni dengan mendorong pemanfaatan media digital sebagai bentuk aksi untuk menyampaikan kritik terhadap universitas maupun dalam persoalan sosial di luar kampus. Meskipun penekanan yang disampaikan dari masing-masing paslon juga tidak lepas dari lingkup tri dharma perguruan tinggi dan trias politika. Sehingga hal tersebut memancing antusiasme penonton yang notabenenya adalah mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya sendiri.

Pasangan Calon nomor urut 02 juga memiliki beberapa program unggulan sebagai langkah konkrit dari visi misi yang telah dijabarkan sebelumnya. Diantara langkah konkrit tersebut meliputi Kolaborasi yang dilakukan antara program studi, menginisiasi adanya program pengabdian masyarakat dan menerbitkan jurnal, menyelenggarakan program yang bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat melalui elemen advokasi serta yang tidak kalah pentingnya adalah mensukseskan program program tersebut dengan merangkul seluruh elemen organisasi yang ada di uinsa tanpa membedakan bendera yang ada. Paslon 02 lebih menekankan kepada inklusifitas dan asas kolaboratif sehingga dalam pelaksanaan langkah langkah konkrit tersebut tidak ada elemen yang tertinggal (nobody left behind).

Selain dari sesi penyampain visi misi dari masing-masing kandidat, juga terdapat sesi tanya jawab antar kandidat dimulai dengan pertanyaan yang dilayangkan oleh Paslon nomor 1 dengan pertanyaan yang cukup memanas, dimana pertanyaan adalah tindak lanjut atau langkah strategis dari Paslon 02 terhadap visi yang telah di tetapkan yaitu berkaitan dengan inklusifitas. Dimana paslon nomor urut 1 meragukan implementasi dan realisasi dari visi tersebut dengan menekankan apa program yang diajukan, apakah hanya mengumpulkan UKK dan UKM sehingga belum mengetahui untuk melakukan apa apa. Namun tak kalah menariknya dari tanggapan yang diberikan oleh paslon nomer 2 dengan menjabarkan 4 program yang akan direalisasikan, yaitu pengabdian Masyarakat, penampungan aspirasi mahasiswa, evaluasi dan seminar nasional dan menekankan sifat kolaboratif dan inklusif dimana kolaborasi rasa, fikiran dan raga itu dimasifkan. sehingga tidak mendiskriminasikan ras-ras budaya yang ada di lingkungan kampus UINSA. Namun sebaliknya dapat mengayomi semua ras dan budaya serta bendera yang ada dinaungan UINSA Surabaya.

Sedangkan Pertanyaan kandidat 02 kepada 01 sendiri adalah terkait langkah strategis yang akan dilakukan untuk menyikapi berbagai perbedaan budaya atau bendera yang ada untuk mengimplementasikan progresifitas sebagaimana yang telah dikemukakan oleh paslon 01 sebelumnya. Pertanyaan ini lantas membuat kandidat presiden 01 menanggapi bahwa akan melakukan analisis sosial terlebih dahulu dan melakukan konferensi pers agar UKM terutama Persma mengetahui apa Langkah-langkah strategis yang langsung akan kami laksanakan.

Hal yang menjadi sorotan selanjutnya adalah selama acara debat berlangsung, acara terpantau tidak terlalu kondusif dimana kepungan asap rokok memenuhi ruangan padahal acara diselenggarakan di ruangan tertutup dan ber AC dimana semestinya aturan dilarang merokok harus diberlakukan. selain itu setelah acara debat berakhir massa yang berada di ruangan terpantau tidak tertib sehingga hal ini menjadi kendala bagi jurnalis yang melakukan liputan langsung di lapangan. Hal ini menunjukan bahwa kurangnya persiapan dari panitia terkait kesuksesan dalam pelaksanaan acara tersebut sehingga harus dilakukan evaluasi. Hal tersebut juga mencerminkan kurangnya ketegasan mereka terhadap aturan yang seharusnya diberlakukan.

Selanjutnya masing-masing paslon menyampaikan closing statement yang dimulai dari paslon nomer 01 yang mengatakan ” Jika tujuannya khoirul ummah maka langkahnya adalah menjadi Amanah” dan segala sesuatu yang dicita citakan untuk sebuah kemasalahan akan terus kami perjuangankan. Ucap dari ketua paslon 01 dan ditambahi wakilnya dengan penegasan kata “Kami siap mengawal dan kami siap diawasi”. Sedangkan Paslon nomer 02 menggagaskan ”Kita perlu Bersatu dan berkolaborasi sebagai bentuk penentangan terhadap ketidakadilan dan kebathilan” Tegasnya dengan ditutup dengan sorakan salam mahasiswa .

Reporter : Mry, ONF