Kamis (04/05/2023) Penutupan Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) 2023 secara resmi ditandai dengan dibacakannya rekomendasi Surabaya Character oleh Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D. yang didampingi perwakilan panelis dan chair dalam kegiatan AICIS 2023.
Keenam rekomendasi yang disampaikan merupakan upaya untuk menjawab ketiga rumusan masalah. Pertama yaitu bagaimana agama di dunia yang berubah dengan cepat ini dapat berkontribusi untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan? Kedua, bagaimana fiqh dapat menjadi landasan bagi peradaban manusia yang menempatkan manusia setara satu sama lain? Ketiga, bagaimana fiqh harus menjadi sumber hubungan dan koeksistensi antar agama yang toleran dan damai?
“Memelihara keberagaman dalam hidup berdampingan yang toleran dan damai yang menerapkan prinsip moderasi, kesetaraan dan keadilan beragama,” tegas Rektor UINSA dalam penyampaiannya.
Adapun enam rumusan dalam Surabaya Charter yaitu pertama, rekontekstualisasi semua doktrin dan pemikiran keagamaan yang tidak sesuai dengan prinsip martabat manusia, kedamaian, dan keadilan. Kedua, menjadikan maqashid al-syariah (tujuan tertinggi hukum Islam) sebagai prinsip penuntun reformulasi fiqh.
Ketiga, definisi, tujuan dan ruang lingkup fiqh harus didefinisikan ulang atas dasar integrasi pengetahuan Islam, ilmu sosial dan hak asasi manusia untuk mengatasi masalah kontemporer. Keempat, menafsirkan ulang semua doktrin fiqh yang mengkategorikan dan mendiskriminasi manusia atas dasar agama atau etnis, seperti konsep kafir dzimmy dan kafir, atau memandang selain muslim sebagai tidak setara dan warga negara kedua.
Kelima, menolak penggunaan agama untuk kepentingan politik. Fenomena politik identitas, khususnya yang berbasis agama, harus ditolak keras. Keenam, memelihara keberagaman dalam hidup berdampingan yang toleran dan damai yang menerapkan prinsip moderasi, kesetaraan, dan keadilan beragama.