Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema “Indonesia-Australia Strategic Partnership: Opportunities and Challenges in Education, Sport, and Tourism Cooperation” pada Rabu, 16 April 2025 pukul 13:00-16:00 di Amphitheatre lantai 9 UINSA Kampus Gununganyar. Kuliah Umum tersebut dibuka oleh Prof. Dr. H. Abd. Chalik, M.Ag., Dekan FISIP UINSA, dan dipandu oleh Nur Luthfi Hidayatullah, S.IP., M.Hub.Int., Sekretaris Prodi Hubungan Internasional UINSA sebagai moderator. Kuliah Umum tersebut menghadirkan Konsul-Jenderal Australia untuk Surabaya, Mr. Glen Askew, yang akrab disapa “Cak Glen”, serta Akhmad Najibul Khairi Sya’ie, MA., Ph.D., dosen Sejarah dan Budaya Islam UINSA yang merupakan alumni S2 dan S3 di Australia.
Dalam presentasinya, Cak Glen menjelaskan bahwa belum banyak perusahaan Australia yang berminat investasi di Indonesia, maupun orang Indonesia yang pergi ke Australia karena belum memahami budaya masing-masing masyarakat kedua negara. Penduduk Australia berjumlah sekitar 26 juta, tetapi hanya tinggal di 5 kota utama, yaitu Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide dan Perth. Kepadatan penduduk hanya 2 orang per kilometer. Suhu di Australia paling tinggi adalah 50 derajat celcius, dengan 200 mililiter hujan per tahun yang membuat udaranya kering. Terdapat sebanyak 1,5 juta orang Australia yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2024, tetapi kebanyakan hanya pergi ke Bali.
Hubungan diplomatik, keamanan dan ekonomi Indonesia dan Australia telah terjalin sangat erat, bahkan sudah ada hubungan pertanian tradisional antara Makassar dan Darwin sejak ratusan tahun yang lalu. Australia mendukung Indonesia merdeka. Selain itu, gandum yang menjadi bahan dasar mie instan di Indonesia kebanyakan datang dari Australia.
Pendidikan sangat penting dalam hubungan Indonesia dan Australia. Program beasiswa Australia Awards telah berlangsung selama 75 tahun, dan meluluskan 200.000 orang Indonesia alumni kampus Australia. Kelebihan beasiswa Australia Awards bukan hanya bebas biaya kuliah, tetapi juga dukungan finansial untuk keluarga dan alumni. Australia Awards dibuka pada bulan April, dengan persyaratan skor 6,5 untuk IELTS yang setara dengan 570 TOEFL ITP. Lebih dari itu, Western Sydney University telah membuka kampus di Surabaya, dengan program studi S1 dan S2 Bisnis dan Teknologi Informasi.
Dalam kulah umum tersebut, Cak Glen menyempatkan mengajarkan Bahasa Gaul Australia, atau “Aussie slangs” dengan peserta acara. Sebagai contoh, ucapan G’day Mate untuk menyapa teman, Barby yang berarti barbeque, dan Maccas yang merujuk kepada restoran cepat saji. Sesi tersebut semakin meriah dengan hadiah boneka Kangguru, Koala dan Wombat bermotif batik yang diberikan kepada mahasiswa yang aktif menjawab kuis maupun bertanya.
Pada sesi kedua, Akhmad Najibul Khairi Sya’ie, MA., Ph.D. menceritakan pengalaman beliau kuliah S2 Flinders University pada 2010-2012 dan S3 di Western Sydney University pada 2018-2023. Beliau menyarankan mahasiswa untuk melanjutkan studi di Australia karena terdapat banyak kampus peringkat dunia, dengan fasilitas lengkap. Terutama, kota-kota besar di Australia memiliki kualitas hidup yang baik sekali, dengan kondisi politik dan ekonomi yang stabil, dan tanpa kemacetan di jalan.
Lebih dari itu, mahasiswa di Australia dipersilahkan bekerja paruh waktu selama 40 jam per dua minggu, misalnya di pabrik atau di kebun dengan bayaran 25-35 dolar Australia per jam, atau 1.200 dolar Australia per dua minggu. Jika berminat ke Australia untuk mendapatkan pengalaman akademik, mahasiswa dapat mengajukan dana penelitian ke kampus, atau mengikuti program pertukaran pelajar. Atau, pelamar kerja dapat mengajukan working holiday visa selama 1-2 tahun dengan kriteria umur 18-30 sekaligus mendaftar kuliah. Diharapkan kuliah umum tersebut dapat memotivasi lebih banyak lagi mahaiswa dan alumni untuk mengunjungi Australia (NLH).