Magister Pendidikan Agama Islam – Kamis, 3 Juli 2025 | Pukul 20.00 WIB di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, diselenggarakan Acara Sosialisasi Beasiswa LPDP Pascasarjana Kings College London di KEK Singhasari. Beasiswa ini ada karena inisiasi dari Gubernur Jatim, Dr (Hc). Khofifah Indarparawansa. Dalam penyelenggaraan beasiswa ini, semua dosen berasal dari Inggris dan fokus pada kajian di bidang ekonomi.
Presentasi tentang beasiswa tersebut di atas dilakukan oleh Tim pengelola yang membidanginya. Saat ini ada 16 mahasiswa yang bergabung di dalam penyelenggaraan perkuliahannya. Fasilitas beasiswa diberikan selama 2 tahun atau 4 semester. Standar penyelenggaraan kuliahnya bertaraf internasional. Seleksi masuk kuliah didasarkan pada mekanisme dan prosedur beasiswa internasional.
Dalam kesempatan tersebut di atas, hadir beberapa Rektor PTKI di Jawa Timur. Prof. Akh. Muzakki, Rektor UINSA Surabaya, dalam komentarnya mengatakan: Jika kita mengadakan acara dengan menghadirkan dosen tamu atau narasumber dari luar negeri, itu sudah biasa; tetapi jika mendirikan perguruan tinggi dengan dosen-dosen dari luar negeri, ini merupakan hal yang luar biasa; dan saat ini ada di Indonesia, Jawa Timur, Singhasari Malang, dengan pembiayaan beasiswa dari LPDP.
Beasiswa di atas sementara memang menyasar pada bidang kajian ekonomi, sehingga penyelenggaraannya di kampus yang lokasinya ada di Kawasan Ekonomi Khusus (Singhasari Malang). Rektor-rektor yang hadir mengapresiasi keberadaan kampus tersebut, dan berharap mereka bisa berpartisipasi dengan mengirimkan alumninya untuk menjadi mahasiswa di situ.
Gubernur Jatim, dalam sambutannya menyatakan: Beasiswa LPDP Kings College London di KEK Singhasari memang diinisiasi olehnya, dan langsung disampaikan pada menteri perekonomian dan menteri keuangan saat itu, dan itu disetujui jika semua pengajarnya berasal dari Luar Negeri. Akhirnya pendirian kampus dengan beasiswa tersebut terealisasi dan malam ini disosialisasikan di sini.
Kaprodi Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI), Dr. Muhammad Fahmi, yang kebetulan hadir sebagai perwakilan dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim berharap bisa berpartisipasi terhadap beasiswa tersebut. Misalnya, mahasiswanya dapat mengikuti kuliah di sana selama satu semester dan nanti mahasiswa tersebut mendapatkan gelar ganda (double degree); Magister di bidang PAI dan Magister di bidang Ekonomi. Hanya saja peluang dan mekanismenya masih perlu jajaki.
Dalam acara tersebut juga diinfokan bahwa di Al-Azhar, Mesir, terdapat sebuah lembaga yang bergerak di bidang anti ekstremisme-radikalisme-terorisme, dan berusaha mengenalkan ajaran Islam yang moderat dan toleran kepada dunia.
Lembaga yang dimaksud adalah AOCE (Al-Azhar Observatory for Combating Extremism). Lembaga ini bertujuan menyebarkan esensi identitas Islam yang sejati, yaitu Islam yang Toleran, Moderat, dan Rahmatan lil Alamin; serta meng-counter ajaran Islam ekstrem, radikal, dan berpotensi mengarah pada terorisme. AOCE memahami bahwa jaringan gerakan radikalisme-terorisme bersifat global, sehingga upaya pencegahannya pun perlu menjangkau ranah internasional.
AOCE ingin menjalin kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga keagamaan di Indonesia yang mengusung nilai-nilai Islam moderat. Keinginan ini menguat setelah kunjungan Gubernur Jawa Timur ke Mesir, yang memperkenalkan model keberagamaan Islam moderat khas Indonesia. Bentuk kerja sama yang diharapkan meliputi kampanye Islam toleran dan anti radikalisme-terorisme, serta penerjemahan karya-karya keilmuan Islam moderat ke dalam 12 bahasa dunia.
Pemandu acara menyatakan, “Acara malam ini menjadi momen penting dalam membangun kolaborasi moderasi beragama. Narasi Islam moderat harus terus diarusutamakan, tidak hanya dalam bentuk kuliah atau ceramah, tetapi juga dalam kerja-kerja konkret dan lintas sektoral. Kolaborasi antar pihak dengan mitra internasional seperti AOCE harus dilihat sebagai bentuk ikhtiar kolektif dalam menciptakan masyarakat yang damai, kritis, dan toleran.”
Dalam sambutannya, Gubernur Jatim, Dr (Hc). Khofifah Indarparawansa menyampaikan, “Saya menyambut gembira inisiasi kerja sama ini sebagai ikhtiar serius dalam menjaga keberagaman dan memperkuat narasi Islam yang damai. Jawa Timur adalah rumah bagi ribuan lembaga pendidikan Islam yang telah lama mewariskan Islam yang tawassuth, tasamuh, dan tawazun. Melalui kolaborasi ini, kita ingin memastikan bahwa Jawa Timur menjadi pusat penguatan moderasi beragama yang berjejaring global. Al-Azhar sebagai institusi besar dalam dunia Islam memberikan legitimasi moral dan akademik dalam melawan ideologi ekstrem yang mencederai nilai-nilai Islam dan kebangsaan. Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadi bagian dari gerakan ini—karena Islam ramah adalah warisan yang harus terus kita jaga bersama.”
Rektor-rektor PTKI di Jawa Timur juga menyambut baik ajakan kerja sama ini. Prof. Akh. Muzakki, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, mengatakan, “Radikalisme tumbuh dalam ruang-ruang kosong yang tidak diisi oleh pemahaman keagamaan yang sehat. Oleh karena itu, kami melihat kolaborasi ini sebagai upaya akademik dan strategis untuk mengisi ruang tersebut dengan nilai-nilai Islam wasathiyah..” Di UIN Sunan Ampel telah terbentuk unit Moderasi Beragama Anti-Terorisme yang siap menjadi vocal point dalam menyuarakan ajaran Islam moderat, toleran, dan anti radikalisme-terorisme.

Rektor-rektor lainnya juga mendukung kerja sama ini melalui program nyata seperti riset kolaboratif, pertukaran akademik, seminar internasional, dan produksi konten digital. Moderasi tidak cukup sekadar menjadi wacana—ia harus dibumikan dalam tindakan. Prof. Masud Said (Direktur Pascasarjana UNISMA), misalnya, menyatakan bahwa diantara perilaku yang lebih baik setelah shalat dan puasa adalah mendamaikan 2 pihak yang bertikai. Ini bagian dari tindakan moderasi beragama.
Dr. Muhammad Fahmi, Kabid Agama FKPT Jatim, berpendapat, “Radikalisme saat ini bekerja secara senyap melalui digitalisasi, infiltrasi wacana, dan pembelokan makna-makna keagamaan. Pendekatan kita harus menyentuh akar: memperkuat literasi keagamaan, membuka ruang dialog antarumat, dan menghadirkan peran aktif intelektual muda. FKPT Jatim memandang kerja sama dengan AOCE sebagai langkah penting dalam membangun jembatan ilmu dan aksi dalam pencegahan ekstremisme-radikalisme-terorisme.”
Kolaborasi antar pihak menjadi tonggak penting dalam mengarusutamakan nilai-nilai Islam moderat yang rahmatan lil ‘alamin. Diharapkan, kerja sama ini tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga terimplementasi dalam aksi konkret di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Turut hadir dalam acara ini: Duta Besar Inggris, Rektor dan Dekan FEBI dari berbagai UIN di Jawa Timur, Dinas Pendidikan Jatim, Bakesbangpol Jatim, Tim Kings College London, serta para pemangku kepentingan lainnya.