Berita

Indonesia merupakan negara komoditas kopi terbesar ke-3 di dunia, dua jenis kopi di indonesia adalah kopi robusta dan arabica. Desa Gombengsari merupakan salah satu wialyah di jawa timur, tepatnya kabupaten Banyuwangi memiliki perkebunan kopi rakyat (pengelolaan oleh swadaya masyarakat) dengan luas mencapai kurang lebih 700 Ha. Kopi yang dikembangkan di wilayah Desa Gombengsari adalah jenis kopi robusta. Pemilihan budidaya kopi robusta dikarenakan lokasi Desa Gombengsari yang berada di ketinggan < 1000 mpdl sehingga cocok untuk ditanami kopi robusta. Desa Gombengsari sebagai wilayah penghasil kopi, membuat masyarakat banyak yang menggantungkan kehidupan dari produksi kopi. Meskipun kopi menjadi komoditas ekspor, akan tetapi sangat disayangkan karena penjualan kopi terbilang murah sehingga menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat Gombengsari kurang terangkat. Keadaan yang demikian semakin lama semakin kurang baik dan perlu solusi yang tepat sesuai kearifan lokal.  Bapak Abdur Rohman selaku ketua Pokdarwis (Kelompok Masyarakat Sadar Wisata) Desa Gombengsari memiliki ide untuk mengembangkan wilayah desanya menjadi Kawasan ekowisata yaitu kegiatan wisata yang dibalut kegiatan edukasi dan pengembangan pertanian organik dalam meningkatkan perekonomian warga Desa Gombengsari sebagai penghasil kopi.

Pada kunjungan mahasiswa Biologi UINSA di tanggal 7 Juni 2023, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mempelajari bagaimana masyarakat Desa Gombengsari menjaga, melestarikan dan mengembangkan Kawasan perkebunan kopi dengan pendekatan konservasi agroforesti. Agroforestri adalah sebuah kegiatan budidaya tanaman pertanian dalam hal ini adalah kopi dengan melakukan penanam pohon pelindung dikawasan sekitarnya. Penanaman pohon pelindung tidak hanya berfungsi sebagai konservasi air dan tanah, tetapi juga membantu memaksimalkan pertumbuhan kopi. Pohon – pohon pelindung akan membantu menyaring sinar matahari yang mengenai pohon kopi, membantu menahan terpaan angin hingga mencegah erosi tanah.

Mahasiswa melakukan praktek langsung untuk penanaman pohon ke sumber mata air Sumber Manis di Desa Gombengsari. Pada kesempatan tersebut bapak Dr. Moch Irfan Hadi selaku dosen pendamping pada kegiatan ini mengungkapkan, “menanam pohon adalah bentuk konservasi sederhana yang sangat berdampak bagi lingkungan. Jika kita selalu mengambil berbagai manfaat dari alam, maka menanam adalah bentuk ungkapan terima kasih yang bisa kita tunjukan kepada alam”.