Muda usia. Baru menginjak 20 tahun. Karena dia terlahir pada 16 Maret 2004. Tapi, prestasinya mengundang decak kagum. Dia adalah Bernadya Ribka Jayakusuma. Panggilan kecilnya Weng. Tak tanggung-tanggung, dara asal Surabaya itu telah menyabet tiga kategori penghargaan sekaligus. Dalam ajang penghargaan tertinggi insan musik Indonesia. AMI Awards 2024, namanya. AMI sendiri kependekan dari Anugerah Musik Indonesia. Dicantumkannya tahun di belakangnya menandakan tahun yang berjalan saat perhelatan penghargaan tertinggi di bidang musik Indonesia itu diselenggarakan.
Penghargaan yang dia borong itu adalah trofi untuk kategori Pencipta Lagu Pop terbaik. Lagu yang mengantarkannya meraih penghargaan itu berjudul Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan. Dia berhasil menyabet trofi penghargaan dengan kategori itu setelah menyingkirkan sederet nominasi top. Mereka semua penyanyi kenamaan yang lagi nge-hits juga di dunia permusikan di tanah air. Di antaranya bisa dicontohkan seperti Sal Priadi sebagai penulis lagu Gala Bunga Matahari serta Clara Riva selaku penulis lagu Bunga Hati yang dinyanyikan oleh Salma Salsabil. Nama yang disebut terakhir adalah pemenang pertama Indonesian Idol 2002/2023.
Momen yang menjadi milik Bernadya itu di Hari Rabu malam, 4 Desember 2024. Bertempat di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Semua mata kala itu tertuju pada perhelatan AMI 2024 itu. Itu karena AMI adalah event puncak bagi aktivitas dan industri permusikan di tanah air. “Penghargaan AMI Awards ke-27 Kategori Album Terbaik Terbaik diberikan kepadaaaaa…,” begitu ucap lelaki pembawa acara yang membacakan pengumuman penghargaan kala itu. Robby Purba, nama lelaki itu. Usai menyebut kata “kepadaaaaa…”, Robby Purba pun lalu membuat jeda waktu sejenak. Dalam hitungan detik. Lalu, semua insan permusikan yang hadir di tempat itu pun menunggu nama yang akan keluar usai jeda waktu jenak penyebutan kata itu.
Lantas sekejap berikutnya, pembawa acara perempuan bernama Sere Kalina yang menjadi pendamping Robby Purba kontan menindaklanjutinya dengan menyebut nama pemenangnya, yakni: “Bernadya, Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan.” Begitu nama penyanyi itu disebut bersama judul lagu yang mengantarkannya menyabet trofi penghargaan. Berbarengan dengan itu, bergumuruhlah seisi ruangan. Untuk menyambut pengumuman peraih penghargaan itu. Tepuk tangan pun menggema. Bahkan, gema itu semakin tak bisa dibendung, usai mereka tahu bahwa Bernadya tak hanya meraih satu kategori penghargaan. Dia juga diumumkan sebagai pemenang trofi tiga kategori penghargaan sekaligus. Yakni, kategori Album Terbaik, Album Pop Terbaik, dan Pencipta Lagu Pop Terbaik.
Tepuk tangan yang berulang disertai dengan gemuruh suara apresiasi yang makin tinggi sangat bisa dipahami. Sebab, peluang Bernadya malam itu untuk memenangi penghargaan musik lebih dari itu sebelumnya sangat terbuka. Sebab, dia telah berhasil masuk ke dalam nominasi untuk 5 kategori penghargaan. Apalagi, nama Bernadya sebelumnya telah menembus papan atas sebagai penyanyi terpopuler. Jadi, nama Bernadya bukan tiba-tiba muncul begitu saja tanpa ada catatan rekam jejaknya yang baik.
Prestasi musik Bernadya tahun 2024 ini sejatinya bisa dilihat sejak pertengahan tahun. Pada akhir minggu ketiga Agustus 2024, sebagai misal, dia telah mencatatkan namanya pada lagu terbanyak di tangga lagu Indonesian Songs hasil indexing yang dilakukan oleh perusahaan rekaman Billboard. Bersama 7 lagu lainnya, lagu Bernadya berada dalam deretan lagu terpopuler pada pekan 24 Agustus 2024 itu. Itu artinya, sebelum malam pergelaran AMI Awards 20024, rekam jejak ketersohoran Bernadya di dunia musik Indonesia sudah terendus oleh publik. Melalui lagu-lagu karya ciptanya.
Juga, Bernadya sebelum malam pergelaran AMI Awards 20024 itu telah sukses mencatatkan rekornya di platform Spotify. Yakni, platform penyedia layanan musik digital yang memberikan akses ke jutaan lagu di dunia. Di Spotify itu, Bernadya berhasil memecahkan dua rekor pada hari yang sama. Yakni sebagai penyanyi yang lagunya paling banyak didengarkan dalam sehari di Indonesia. Juga sebagai penyanyi yang produksi albumnya yang bertajuk Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan menjadi album yang paling banyak didengarkan dalam sehari di negeri ini (lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Bernadya).
Bahkan yang mengagumkan lagi, album Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan telah menduduki prestasi sebagai album paling top dalam tangga langgu mingguan versi Spotify. Di Agustus 2024, album itu masuk kategori Spotify Weekly Top Albums Indonesia. Padahal, album itu album perdana hasil kreasi Bernadya. Album itu dirilis pada 23 Juni 2023. Seluruh lagu pada album itu karya murni tangan dinginnya. Hanya musiknya dikreasi oleh pemusik kenamaan Petra Sihombing. Artinya, meski perdana, album itu tak butuh waktu lama untuk bisa diserap dengan baik oleh pasar. Hanya butuh beberapa bulan saja sejak dirilis, album itu meraih prestasi yang mengagumkan. Yakni sebagai album paling diminati kala itu. Keren dan membuat decak kagum tanpa henti.
Intinya, Bernadya telah menjadi fenomena prestasi muda usia. Pasalnya, Bernadya memenangi penghargaan itu bukan hanya untuk satu kategori. Melainkan langsung tiga kategori. Pada ajang penghargaan yang sama. Di tahun yang sama pula. Dan hebatnya lagi, Bernadya bukanlah musisi senior. Dia juga bukan pencipta lagu yang sudah lama tersohor. Dia juga bukan pemain musik atau penyanyi gaek. Tapi, dia telah menjadi semuanya. Ya, pencipta lagu. Ya, penulis lirik. Ya, pemain musik. Juga panyanyi. Usianya masih sangat muda pula. Semua kumpul jadi satu pada dirinya. Sebagai artis musik, Bernadya telah menjadi fenomena baru. Ya, fenomena berprestasi muda usia.
Karena itu, saat Bernadya mendapatkan penghargaan dalam tiga kategori itu, fakta pun tak bisa ditolak. Bahwa telah muncul anak bangsa dengan kecakapan dan keterampilan yang menyilaukan di bidang musik. Pantas saja, hampir setiap yang hadir di puncak perhelatan AMI 2024 itu pun mencium aroma kemuliaan yang berasal dari penghormatan besar dari banyak kalangan. Penghormatan itu tidak hanya datang dari hadirin yang memenuhi tempat event itu saja. Tapi juga para para punggawa musik Indonesia terkini yang tak mau ketinggalan dengan momen itu. Semua memberi penghormatan serupa.
Intinya, Bernadya adalah talenta muda di ajang musik Indonesia terkini. Posisinya sebagai talenta muda ini disempurnakan dengan capaian prestasi yang gemilang di muda usia pula. Tentu, talenta serta prestasi yang demikian tak lahir tiba-tiba. Butuh dilatih. Butuh ditekuni. Dan bahkan butuh jam terbang pada ajang kompetisi. Kepentingannya untuk mengasah kemampuan dan sekaligus membangun mental diri sebagai talenta berprestasi. Buktinya, sejak masa yang lebih awal sekali saat usianya masih menginjak 12 tahun, Bernadya telah mulai memasuki dunia kompetisi musik. Kala itu di tahun 2016, dia sudah terlibat dalam kompetisi musik dengan menjadi peserta The Voice Kids Indonesia musim pertama. Kompetisi nyanyi anak-anak ini disiarkan langsung kala itu di kanal televisi Global TV.
Bernadya mulai menjajaki karier musiknya dalam kompetisi itu dengan bergabung dalam tim Tulus. Dalam blantika musik Indonesia, Tulus sendiri adalah penyanyi yang telah terlebih dulu punya nama beken dengan menjadi penyanyi profesional sejak tahun 2011. Dalam rekam jejak karier musiknya, Bernadya pernah berada dalam tim yang diasuh oleh Tulus itu. Lalu, dua tahun usai mengikuti debutnya di kompetisi The Voice Kids Indonesia musim pertama di atas, Bernadya di tahun 2018 membentuk grup duo Celine & Nadya bersama kakaknya, Joy Celine Eunike Jayakusuma. Kebetulan keduanya memiliki talenta di dunia musik sebagai penyanyi. Hanya sang kakak, Celine, kemudian lebih memilih menjalani cita-citanya menjadi dokter gigi, mengikuti jejak ibunya. Berbeda dengan sang kakak, Bernadya pun akhirnya melanjutkan langkahnya menjadi penyanyi dan sekaligus penulis lagu.
Maka penting untuk dipelajari apa yang telah membuat publik begitu menaruh hati pada Bernadya. Termasuk pada berbagai karya lagu yang dia hasilkan untuk musik Indonesia. Masalah ini perlu ditelaah lebih mendalam. Di era yang serba klikbait seperti saat ini, karena itu, membaca respon publik terhadap Bernadya dan karya-karya musiknya menjadi cara penting untuk dilakukan sebagai pintu masuk. Di sinilah, membaca komentar dan hasil review dari para netizen atas Bernadya dan karya-karya musiknya penting untuk dilakukan dengan seksama. Atas pertimbangan itulah, ku merasa perlu untuk menelaah komentar dan hasil review dari para netizen atas lagu yang diproduksi dan atau dibawakan oleh Bernadya.
Kubukalah platform YouTube. Lalu kucarilah sejumlah lagu karya Bernadya itu. Beberapa bisa kukutip sebagai contoh perwakilan saja. Ada lagu Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan. Juga lagu Satu Bulan. Kedua lagu itu kuputar kembali. Untuk dinikmati. Tapi yang jauh lebih penting lagi adalah kucermati semua komentar dan hasil review dari para netizen atas kedua lagu itu. Kuikuti setiap kata yang masing-masing dari mereka unggah di kolom komentar. Kurekap sejumlah yang memiliki kemiripan kata dan perhatian. Lalu kuambil beberapa kutipan yang bisa mewakili isi komentar dan hasil review mereka.
Salah satu yang kutangkap bisa mewakili suara mereka seperti ini: suka pada lagu Satu Bulan karya Bernadya karena pernah mengalami sendiri apa yang tertuang dalam lagu itu. Lihatlah komentar pemilik akun @Neyhanny. Begini bunyinya: Udah emak2 anak 1.. semua masa galau udah terlewati semua dari yg kasmaran sampe patah hati sakit hati. Tp suka sama lagu ini . Komentar yang lain dari pemilik akun @iyokmbr, dan berbunyi begini: “Satu bulan dia udah dapet yg baru,sedang aku disini sudah setahun masih tetap stuck di dia Mulu. Benarkah rasa tulus itu ada? Kenapa di setiap perasaan cinta tumbuh di dada,hanya luka yang datang seketika.Manakah bahagia yang para pujangga katakan tentang cinta?.”
Kutangkap inti tentang mengapa publik begitu menaruh hati pada Bernadya dan karya-karya lagunya. Isi lagunya sangat relate dengan situasi batin yang dialami oleh banyak anggota warga masyarakat. Hal itu terlihat betul dari komentar dari publik dan hasil review mereka seperti di antaranya dijelaskan di atas. Fakta lain juga disampaikan langsung oleh seorang netizen pemilik akun @dewimaharani241 atas lagu Satu Bulan pada platform YouTube di atas. Begini komentarnya:
“kenapa lagu ini relate banget sii, aku baru selesai sama dia november. belum ada satu bulan, orang lamanya datang lagi trus lewat satu bulan, desember ini aku ulang tahun. ga ada ucapan sama sekali dari dia, biasanya aku ceritain semua keseharian ku ke dia, sekarang uda ga bisa:› kita masi folow²an di ig aku liat semua storynya bahkan sg dia sama cewenya juga aku liat. kayanya keadaan dia baik baik aja tanpa aku, baik banget malah. bohong, kalo bilang aku uda ikhlas, uda ga kangen. setiap malem rasanya kehilangan banget, semua ceritaku harus aku ceritain kesiapa?”
Pertanyaan pentingnya adalah mengapa isi lagu karya Bernadya dinilai sangat relate dengan situasi batin yang dialami oleh banyak anggota warga masyarakat. Kutemukan jawabannya karena ini: Life after a breakup. Hidup pasca ambyar. Hidup usai putus cinta. Hidup setelah batin hancur. Kira-kira begitu terjemahan dari life after a breakup. Nilai life after a breakup sangat kuat tertangkap dari isi lagu-lagu yang Bernadya bawakan. Dua lagu yang kusebut di atas, Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan dan juga Satu Bulan bisa kita kutip di sini sebagai kasus pembahasan.
Life after a breakup memang kini tampak menjadi tema lagu yang paling popular. Hampir di semua genre musik. Apakah pop, dangdut atau bahkan jazz. Lihatlah bagaimana lagu-lagu dangdut yang bertemakan batin yang ambyar begitu sangat laku di pasaran. Hampir semua lagu yang diproduksi oleh Didi Kempot laku keras di pasar. Temanya, rata-rata, tentang hati yang luka. Tentang hati yang ambyar. Tentang perasaan yang tersakiti. Saking terkenalnya lagu-lagunya yang bertemakan life after a breakup itu, hingga dia pun lalu dikenal dengan the Godfather of Broken Heart.
Hal yang sama juga melanda lagu-lagu bertemakan life after a breakup. Lagu Sal Priadi memang mengisahkan kerinduan pada seseorang yang sangat dicintai namun telah meninggalkan dunia fana. Lagu Gala Bunga Matahari memang mengisahkan itu. Tapi, sejatinya, tetap saja hati yang tak bisa move on menjadi tema terlaris. Lihatlah pula lagu Sekecewa Itu yang dinyanyikan oleh Angga Candra. Lagu itu menceritakan dua insan, laki dan perempuan, yang sedang patah hati akibat putus cinta. Masing-masing keduanya mencoba untuk keluar dari situasi sulit akibat putus cinta itu. Tapi keduanya dihadapkan pada situasi serupa.
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari fenomena Bernadya dan life after a breakup dari tema lagu-lagu yang dibawakannya? Aku mencatat sejumlah pelajaran. Pertama, dekatlah dengan situasi batin konsumen. Seraplah dengan baik. Dan jangan kesampingkan. Prinsip relate dari isi lagu-lagu Bernadya sejatinya menjelaskan dan memberikan pelajaran berharga. Yakni bahwa pelaku usaha di bidang apapun tak boleh jauh-jauh dari apa yang sedang dialami oleh konsumen. Dengan begitu, ada kebutuhan yang tinggi dari mereka terhadap setiap produk layanan yang kita sediakan untuk mereka. Tinggi-rendah tingkat penerimaan, dan bahkan konsumsi, anggota masyarakat terhadap produk layanan sangat ditentukan oleh dekat-tidaknya substansi yang diusung dengan hati dan atau situasi diri yang menandai kebutuhan konsumen.
Tema life after a breakup yang diusung oleh Bernadya dalam lagu-lagunya, akhirnya, telah berhasil merebut hati pasar. Mengapa begitu? Sederhana penjelasannya. Karena tema itu menjadi milik banyak orang. Hampir setiap orang mengalami life after a breakup itu. Ini menjelaskan bahwa Bernadya dalam membuat coretan lirik lagu tak jauh-jauh dari apa yang sedang dialami oleh sebanyak-banyaknya konsumen. Dengan begitu, lirik dan lagu yang dibawakan seakan-akan mewakili perasaan dan situasi diri banyak konsumen. Dari titik inilah pertemuan antara produksi lagu oleh Bernadya dan ekspektasi pasar muncul dalam porsi yang besar. Hasilnya, serapan pasar atas lagu-lagu Bernadya sangat tinggi.
Kedua, usia muda tak harus menghalangi kehendak berprestasi. Harus ditanamkan sejak dini apa yang disebut dengan need for achievement. Yakni, perasaan butuh dan penting untuk berprestasi. Artinya, harus diyakini betul bahwa berprestasi adalah bagian dari kebutuhan hidup. Apapun situasinya. Sebaliknya, jangan sampai hidup kehilangan need for achievement itu. Sebab, jika kehilangan, tak akan muncul motivasi untuk mengejar prestasi. Alih-alih, akan menguat sikap business as usual. Bertindak biasa-biasa saja.
Nah, Bernadya memberi pelajaran menarik. Yakni, bahwa keikutsertaannya pada kompetisi olah vokal sejak dia berusia 12 tahun pada tahun 2016 dengan menjadi peserta The Voice Kids Indonesia musim pertama telah menumbuhkan need for achievement secara kuat pada dirinya. Maka, wajar saja ada motivasi kuat pada dirinya untuk berprestasi saat muda usia. Dan, apa yang diraihnya pada ajang AMI Awards 2024 dengan memborong tiga trofi penghargaan sekaligus adalah buah dari motivasi yang kuat untuk berprestasi yang dipupuk sejak usia muda sekali.
Maka, jangan pernah berhenti mencoba mengambil langkah menuju prestasi. Jangan silau oleh kuasa gemerlap panggung yang telah dinikmati sesama. Meski engkau muda usia. Caranya? Perkuat distingsi diri. Perkuat kekhasan yang sekaligus menjadi kelebihan karakteristik diri. Itulah prinsip umum yang bisa ditarik. Prinsip ini berlaku untuk siapa saja. Tak mengenal bidang kecakapan apa saja. Termasuk juga pengelola pendidikan tinggi. Karena itu, penting untuk menjaga motivasi berprestasi. Menumbuhkan need for achievement secara kuat adalah langkah hebat. Untuk terwujudnya prestasi diri yang bermartabat. Begitu pun untuk marwah lembaga yang harus dipelihara secara kuat.