Berita

Surabaya, Senin (14/10/2024) – Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berkolaborasi dengan Program Studi Sastra Indonesia UINSA untuk mengadakan Bedah Buku Kumpulan Cerpen Karya Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya pada Senin, 14 Oktober 2024. Acara ini diadakan di Perpustakaan Gunung Anyar UINSA Gedung Terpadu lantai 5 secara langsung dan diikuti oleh berbagai kalangan mahasiswa.

Acara dimulai dengan sambutan oleh Prof. Dr. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag. selaku Kepala Perpustakaan UINSA. Beliau mengutarakan kebanggaannya terhadap prestasi para mahasiswa yang telah berhasil membuat antologi cerpen bersama dengan konsep yang menarik dan inovatif. Bedah Buku diadakan sebagai bentuk syukur dan perayaan atas inovasi dan kreativitas para mahasiswa. Beliau juga menambahkan bahwa sejatinya buku bukan hanya untuk dibaca. Membaca buku dapat menambah wawasan dan pemahaman seseorang, namun dengan membedah isi suatu buku dan mempresentasikannya dapat menambahkan insight baru yang akan memperluas pandangan pembaca terhadap sesuatu.

Kegiatan ini dimoderatori oleh Dosen Prodi Sastra Indonesia, Jiphie Gilia Indriyani, S.Pd., M.A. Beliau merupakan dosen pengampu mata kuliah penulisan kreatif yang berkolaborasi dengan mahasiswa menulis cerpen dalam kumpulan cerpen yang akan dibedah kali ini. Buku yang dibedah pada kesempatan ini adalah tiga kumcer tematik yang pada setiap bukunya memiliki kesamaan latar tempat dan penokohan. Kumcer karya mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Angkatan 2022 ini memiliki tema yang seragamnamun memiliki tokoh utama yang berbeda-beda. Ketiga seri ini masing-masing berjudul: Pasar, Huru Hara Haru, Rahasia Rumah Sakit. Pasar, sesuai dengan judulnya memiliki latar tempat di sebuah pasar tradisional. Huru Hara Haru memiliki latar tempat terminal bus, yang disepakati mengambil dari lokasi yang nyata yakni terminal bus Purabaya, Bungurasih. Rahasia Rumah Sakit juga sesuai dengan namanya berlatar tempat pada sebuah rumah sakit.

Salah satu dari dua pembedah yang diundang secara khusus kali ini, Windy Rahmawati, S.T. atau yang lebih dikenal dengan nama pena Windy Effendi, adalah lulusan Teknik dari Universitas Petra, dengan pengalaman menulis berbagai macam buku dan menjadi editor dari beragam jenis buku terkenal. Mengawali karir dengan menulis buku tentang kuliner, beliau disebutkan aktif dalam berbagai kegiatan menulis dengan penulis-penulis besar dan terkemuka seperti Dee Lestari. Ia juga aktif menulis di luar karya fiksi seperti membuat resensi buku dan film, juga pernah menjadi editor buku kritikan politik.

Bila diibaratkan sebagai sebuah rumah, maka cerpen adalah terasnya, kamar tidur, ruang tamu, atau dapur; tuturnya. Cerpen yang memiliki kapasitas terbatas, membuat penulis dituntut untuk menyajikan sesuatu efektif dengan limitasi yang sedikit. Maka, kak Windy menjelaskan, untuk hal ini, adalah penekanan terhadap premis yang ingin disampaikan. Secara sederhana, premis dirumahkan sebagai “tokoh yang ‘ingin’ memenuhi tujuan, ‘tetapi’ menemukan masalah”. Lika-liku penuntasan masalah dari seorang tokoh inilah isi keseluruhan yang diharapkan dalam sebuah cerpen yang baik. Premis sangat penting dalam sebuah cerpen karena premis adalah pedoman bagi penulis yang ingin memulai eksplorasi dalam dunia kepenulisan sastra.

Adapun pembedah lainnya adalah Fifin Maidarina, S.Si yang merupakan seorang travel writer dan fotografer. Kak Fifin adalah lulusan MIPA ITS dari jurusan Fisika, gemar naik gunung dan merupakan penyelam handal. Ia telah mendatangi banyak destinasi wisata dalam dan luar negeri sembari menorehkan rekam kunjungan menjadi karya. Selain menulis di beberapa harian, Kak Fifin juga aktif menulis artikel pada situs web pribadi mengenai tempat-tempat yang telah didatangi.

Pada kegiatan ini Kak Fifin mengupas tuntas kedalaman karakter tiap tokoh dalam cerpen. Ia memberikan banyak sekali tips untuk menciptakan tokoh yang keren, salah satunya adalah dengan riset. Riset dapat dilakukan secara langsung mengamati tokoh atau mengunjungi lokasi yang diinginkan jika memungkinkan. Namun jika keduanya tidak memungkinkan untuk dikunjungi, penelusuran dan dan riset dapat dilakukan secara daring. Secara khusus, ia menandai betapa pentingnya riset dilakukan untuk penulisan, tidak hanya untuk menciptakan karakter tokoh, namun juga untuk menyusun latar, baik waktu maupun suasana agar tidak cacat logika.

Selain mengupas tuntas seluruh cerpen, Kak Fifin memberikan langkah-langkah untuk menyusun kerangka cerpen yaitu dengan membuat mindmap cerpen terlebih dahulu sebelum mengembangkan ide menjadi tulisan. Menurutnya, hal itu sangat mempermudah menulis karena tidak terjebak pada alur yang berputar-putar.

Pada acara tersebut, Kak Windy dan kak Fifin membedah ketiga seri tersebut. Mereka memberi kritik dan masukan yang dapat menambah wawasan dan motivasi untuk berimprovisasi dalam menulis karya sastra. Selain itu, mereka juga memilih penulis terbaik dari masing-masing seri. Para penulis terbaik juga mendapat hadiah buku karya kedua narasumber tersebut dan diabadikan dalam foto bersama kak Windy dan kak Fifin.*

(*Alaiya Khozaina Rohmah SASINDO dan Aliya Komalasari SASINDO)