Berita

UINSA Newsroom, Rabu (25/09/2024); “Ini ikhtiyar kami, untuk mewujudkan tekad kami, UIN Sunan Ampel Surabaya untuk selalu menghidupkan seluruh keilmuan dalam rumpun Islam pada semua bidang. Karena itu kemudian kami memberikan apresiasi atas keahlian langka,”

Hal itu disampaikan Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., pasca Penganugerahan Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa kepada dua Kyai Khos pada Rabu, 25 September 2024 di Gedung KH. Syaifuddin Zuhri Sport Center and Multipurpose Kampus A. Yani UINSA Surabaya.

Dua Kyai Khos tersebut adalah K.H. Zulfa Mustofa dan Drs. K.H. Mohammad Naser, Dip.Tal. Sebagaimana disampaikan Rektor, bahwa kedua Kyai tersebut memiliki keahlian langka antara lain K.H. Zulfa Mustofa di Bidang Ilmu Arudh Kesusastraan Arab. Yakni keilmuan yang terkait dengan puisi dan sastra Bahasa Arab.

Sedangkan Drs. H. Muhammad Naser Dip.Tal., pada Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Arab dengan pendekatan integratif. Dimana pembelajaran ini dinilai cocok bagi seseorang yang menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa kedua dan ketiga.

“Ini pertama di UINSA. Keduanya adalah kategori keahlian langka yang kita pertimbangkan,” imbuh Prof. Muzakki. Ke depan, UINSA berencana membuka Program Doktoral untuk pembelajaran Bahasa Arab serta Magister di Bidang Sastra Arab.

Prosesi penganugerahan gelar kehormatan ini berlangsung khidmat dengan kehadiran kyai-kyai sepuh antara lain KH. Miftahul Akhyar, KH. M. Anwar Iskandar, serta Prof. Dr. KH. Nizar Ali, M.Ag. Para pejabat Kementerian Agama, seperti Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., Sekretaris Jenderal Kementerian Agama; Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag., Inspektur Jenderal; Dr. H. Faisal Ali Hasyim, S.E., M.,Si.,CA. CSEP, QIA, CGCAE., Direktur Jenderal Pendidikan Islam; Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam. Termasuk Gubernur Jawa Timur, Dr. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si.

Dalam prosesi penganugerahan, para promovendus secara khusus juga menyampaikan orasi ilmiah sesuai bidang keilmuan langka yang dimiliki. K.H. Mohammad Naser misalnya, menyampaikan orasi terkait ‘Metode Pembelajaran Bahasa Arab Terintegrasi: Mengintegrasikan Berbagai Aliran Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasatul Alsun Sebagai Model.’

Disampaikan K.H. Mohammad Naser, bahwa Pondok Pesantren umumnya dinilai sebagai tempat terbaik dan tepat untuk belajar Bahasa Arab. Hal ini ditunjang adanya kurikulum yang terukur, instrukstur yang terlatih, lingkungan bahasa yang tersedia secara alami, serta ada kewajiban pembelajar untuk mempraktekkannya di luar lingkungan kelas.

“Dalam Pondok Pesantren kita mendapatkan Linguistik Exposure atau durasi belajar yang melimpah, hanya saja tidak semua anggota masyarakat mampu mendapatkan kesempatan memasuki dunia pendidikan ala pesantren,” terang K.H. Mohammad Naser. Karenanya, Madrasatul Alsun berupaya hadir sebagai Lembaga pendidikan alternatif yang menyajikan model pembelajaran Bahasa Arab model kursus.

Sementara itu, K.H. Zulfa Mustafa menyampaikan orasi ilmiah bertajuk, ‘Menghidupkan Kembali Syair Arab di Masyarakat Indonesia; Kajian Kontribusi Keindahan Syair Arab Sebagai Instrumen Penyampaian Pemikiran Pendidikan Karakter.’

“Syair itu indah. Allah itu indah. Innallaha jamil, yuhibbul jamal. Alquran itu indah. Saya ingin menggunakan sesuatu yang indah ini untuk menyampaikan pemikiran. Atau saya jadikan instrumen, alat menyampaikan pemikiran kebenaran,” ujar K.H. Zulfa Mustafa membuka orasi ilmiah.

Karena kebenaran, lanjut K.H. Zulfa Mustafa, yang disampaikan tanpa keindahan akan sulit diterima, membosankan, dan mudah dilupakan. Kebenaran, menurut K.H. Zulfa Mustafa, berbasis kesesuaian data dan fakta. Sementara keindahan, berbasis pada bagaimana bisa menyentuh emosi dan rasa seseorang. “Itulah kenapa Alquran yang berisi kebenaran mudah dipahami, mudah diterima, mudah dihafalkan, karena Alquran itu indah,” imbuh K.H. Zulfa Mustafa.

Selain orasi ilmiah, prosesi penganugerahan juga diisi dengan sambutan dari kolega dan tamu istimewa. Salah satunya D. Zawawi Imron, Penyair Kenamaan Indonesia dari Sumenep Jawa Timur. Dalam kesempatan ini, Sang Clurit Emas tersebut juga secara khusus membacakan syair terbaiknya bertajuk ‘Ibu’ dan ‘Tanah Air.’ (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Foto: Kamal
Highlight: Rian