Berita
Adakan EXPERTISE SCALE UP : FTK Siap Dampingi Implementasi  Kurikulum Merdeka di Madrasah dan Sekolah

Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran abad 21 dan perkembangan dunia yang sangat dinamis dan tidak menentu, Pemerintah menerapkan pola baru dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran pada Sekolah/Madrasah. Sekolah/Madrasah harus senantiasa melakukan perubahan dan perbaikan berkelanjutan, berani melakukan inovasi, serta memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan. Kementerian Agama Republik Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi mendorong dan memberi ruang seluas-luasnya kepada madrasah dan sekolah dalam mengembangkan kurikulum operasional pada tingkat satuan pendidikan sesuai dengan potensi dan kekhasannya melalui kebijakan  Kurikulum Merdeka. Kebijakan yang dituangkan dalam KMA No. 347 Tahun 2022 dan Kepmen Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Merdeka dilakukan dalam rangka pemulihan ketertinggalan pembelajaran (learning loss) yang terjadi dalam kondisi khusus, satuan pendidikan perlu mengembangkan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Di tahun 2022 ini, sekolah-sekolah di bawah Kementerian Agama sudah mulai mulai menerapkan kurikulum merdeka. Namun pada implementasinya, banyak Sekolah/Madrasah yang masih belum memiliki bekal yang cukup. Terbatasnya garakan untuk melatih para guru dan pengawas, menjadi kendala dan hambatan sendiri dalam proses penyusunan dokumen kurikulum maupun implementasinya.

Menyikapi hal tersebut, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya berinisiatif untuk memfasilitasi sekolah/madrasah untuk memberikan workshop dan melakukan pendampingan dalam proses penyusunan dokumen kurikulum merdeka.  Guna menyiapkan SDM yang siap dan berkualitas, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya mengadakan Training of Trainer (ToT) dengan tema “Expertise Scale Up: Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Satuan Pendidikan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 19-21 September 2022. Bertempat di Greensa Inn Sidoarjo, sebanyak 70 peserta yang merupakan dosen di 8 (delapan) Program Studi, menyimak materi dan menganalisa dokumen kurikulum merdeka yang disajikan oleh para Narasumber.

Acara dibuka langsung oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Ibu Prof. Dr. Hj. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan latar belakang diadakannya kegiatan expertise scale up ini. “Munculnya permintaan pendampingan dalam proses penyusunan dan implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah-seolah mitra, harus segera ditindaklanjuti oleh Fakultas, sehingga Fakultas harus menyiapkan Trainer yang benar-benar berkualitas dalam memberikan pendampingan di sekolah/madrasah mitra”, ucap Wakil Dekan 1 FTK.

Sebelum masuk pada sesi pemaparan materi dan diskusi, kegiatan diawali dengan pretest tentang IKM. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta awal terhadap IKM.

Materi pertama disampaikan oleh Bapak Dr. Yogi Anggraena, M.Si selaku Koordinator Pengembangan Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP, Kemdikbud Ristek terkait Kebijakan dan Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan. Beliau menjelaskan dalam Kurikulum Merdeka esesninya mencakup tiga karakteristik utama, yaitu: (1) Penyerderhanaan konten, fokus pada materi esesnisal; (2) Pembelajaran berbasis projek kolaboratif, aplikatif, dan lintas mata pelajaran; (3) Rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan jam pelajaran yang memberikan fleksibilitas untuk merancang kurikulum operasional dan pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta didik. Beberapa kebaruan yang ada dalam Kurikulum Merdeka diantaranya, Profil Pelajar Pancasila, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Platform Merdeka Mengajar, Capaian Pembelajaran (CP), Pengembangan Kurikulum operasional Satuan Pendidikan, Pembelajaran Sesuai Tahap Pencapaian, Penguatan Asesmen formatif, dan Contoh-Contoh dan Perangkat Ajar. Dalam mewujudkan capaian pembelajaran yang ditelah dirancang, struktur kurikulum dibagi menjadi dua komponen utama, yakni intrakurikuler dan project penguatan pelajar pancasila dalam pembelajaran kokurikuluer.

Pada sesi 2 di hari pertama, materi dilanjutkan dengan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan oleh Ibu Hernik Farisia, M.Pd.I yang merupakan Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya sekaligus Pelatih Ahli Sekolah Penggerak. Pada sesi 2 ini beliau menjelaskan proses penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan, dimulai dari: 1) menganalisis konteks karakteristik satuan pendidikan; 2) merumuskan visi misi tujuan; 3) menentukan pengorganisasian pembelajaran; 4) menyusun rencana pembelajaran; 5) merancang pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional. Di akhir penyampian materi, peserta diminta secara berkelompok untuk menganalisa dokumen KOSP tiap satuan pendidikan, dimulai dari jenjang TK/RA, SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah, dan SMA/Madrasah Aliyah. Kegiatan ditutup di hari pertama dengan foto bersama seluruh peserta dan Narasumber.

Di hari kedua, pada sesi pertama peserta diajak untuk menyimak dan berdiskusi tentang Pembelajaran dan Perangkat Ajar Pada kurikulum Merdeka oleh Bapak Dr. Djoni Setiawan, M.Pd yang merupakan Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak, BBPMP Provinsi Jawa Timur. Dalam pemaparan materinya, beliau memberikan contoh pembelajaran diferensiasi disesuaikan dengan hasil diagnostic assessment yang telah dilakukan. Lanjutnya, dalam penyusunan modul ajar harus memuat: (1) Informasi Umum, yang berisi identitas sekolah, kompetensi awal, profil pelajar pancasila, sarana dan prasarana, target peserta didik, model pembelajaran yang akan digunakan; (2) Komponen Inti, berisi tujuan pembelajaran, pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik, persiapan pembelajaran, asesmen, pengayaan dan remedial,  refleksi peserta didik dan guru; (3) Lampiran, berisi lembar kerja peserta didik, bahan bacaan guru dan peserta didik, glosarium, dan daftar pustaka.

Pada sesi 2, peserta bersama kelompoknya bersama-sama menelaah modul ajar dari setiap satuan pendidikan, mulai dari jenjang TK/PGRA, SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah, dan SMA/Madrasah Aliyah. Aspek yang ditelaah dan dianalisa adalah berkaitan dengan komponen-komponen yang harus ada dalam Modul Ajar.

Peserta diberikan penguatan materi terkait Assessment dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Ivet sekaligus sebagai pelatih ahli program sekolah penggerak) pada hari ke-tiga kegiatan. Dengan pembawaan yang bersemangat dan ceria, beliau dengan rinci menjelaskan bahwa Asessment yang perlu dirancang dalam Kurikulum Merdeka meliputi Asesmen Formatif, Asesmen Sumatif, dan Asesmen Diagnostik. Asesmen harus disusun secara adil, valid, dan reliable untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menetukan keputusan tentang langkah selanjutnya. Di akhir pemaparannya, beliau mengapresiasi langkah yang diambil oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya untuk melatih para dosen mendampingi guru madrasah sekolah dalam pengimplementasi IKM.

DI sesi kedua, Ibu Hanun Asrohah, M.Ag yang merupakan Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya sekaligus Madrasah Development Centre Kemenag Kanwil Provinsi jawa Timur memberikan materi penguatan terkait Implementasi Kurikulum Merdeka di Kementerian Agama dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin. Setelah di hari terakhir peserta fokus pada materi Asesmen dan Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin, peserta bersama kelompoknya diminta untuk menelaah modul projek penguatan profil pelajar pancasila dan pelajar rahmatan lil alamin.

Setelah selama tiga hari peserta mengikuti kegiatan expertise scale up: implementasi kurikulum merdeka, kegiatan ditutup langsung oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Thohir, S,Ag., M.Pd. Pada clossing statement nya, beliau mengungkapkan bahwa setelah kegiatan ini, seluruh peserta yang merupakan unsur dosen siap menjadi pendamping dalam implementasi kurukulum merdeka di sekolah/madrasah mitra. “Keberhasilan dari sebuah kebijakan kurikulum bukan dilihat dari seberapa bagus gedung yang dimiliki, namun dipengaruhi oleh bagaimana kapasitas guru-guru dalam mengembangkan kurikulum di dalamnya”, lanjutnya. Oleh karena itu, sudah tugas kita untuk mendampingi guru-guru sekolah/madrasah dalam proses penyusunan dokumen kurikulum dan implementasinya. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta dengan jajaran pimpinan.