Berita

UINSA Newsroom, Jumat (28/02/2025); Kamis (27/02/2025) bertempat di ruang Amphitheater Gedung Twin Towers lantai 2, Kampus A. Yani Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya resmi meluncurkan pusat baru, yaitu Pusat Pengembangan Kemandirian Pesantren Era Baru. Peluncuran ini dipimpin langsung Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., beserta jajaran pimpinan, serta Dr. Mohammad Isfironi, M.H.I., yang ditunjuk selaku koordinator pusat tersebut.

Dalam sambutannya, Rektor menegaskan bahwa UINSA tidak bisa jauh dari pesantren. Mengingat sejarah kampus UINSA yang sangat erat dengan peran Kyai dan pesantren sejak berdirinya kampus di A. Yani.

Rektor menjelaskan, bahwa saat ini masih terdapat kesalahpahaman di masyarakat yang menganggap pesantren sebagai lembaga pendidikan yang ketinggalan zaman. Padahal, pesantren memiliki peran yang sangat luas, mencakup aspek politik, finansial, ekonomi, dan sosial. “Pesantren is more than school, Pesantren is more than learning institution, Pesantren is academic, financial, economic, social, expectual institution,” ungkapnya.

Lebih lanjut Rektor juga menjelaskanm, bahwa pendirian Pusat Pengembangan Kemandirian Pesantren dilandasi kekuatan pesantren dalam kemandiriannya. Oleh karena itu, kajian mendalam perlu dilakukan agar kemandirian pesantren dapat menjadi nilai kebajikan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan lembaga pendidikan.

Selain itu, UINSA berkomitmen untuk memperkuat ruh dan tradisi keilmuan pesantren, sehingga dapat berkontribusi dalam pengembangan akademik di UINSA sendiri. Rektor juga menyoroti pentingnya Sanad Keilmuan di tengah arus informasi yang begitu deras saat ini. Rektor menekankan, bahwa kecakapan seseorang tidak hanya diukur dari banyaknya informasi yang diperoleh, tetapi juga dari kemampuannya dalam melakukan verifikasi informasi.

Oleh sebab itu, menurut Rektor, konsep Ijazah dalam tradisi pesantren menjadi sangat penting dalam memastikan keabsahan transmisi ilmu. “Konsep Ijazah dan Sanad Keilmuan dalam kehidupan Muslim adalah lebih dari sekadar transfer of knowledge. Keduanya penting, karena yang dibutuhkan seorang Muslim bukan sekadar pribadi yang pinter, tapi juga bener. Bukan sekadar ilmu, tapi juga adab,” tegasnya.

Acara peluncuran ini juga dimeriahkan dengan seminar bertajuk “Transmisi Sanad Keilmuan Pesantren dalam Integrasi Model Twin Tower: Sinergi Tradisi dan Akademisi dalam Pengembangan Keilmuan Islam di Indonesia.” Seminar ini membahas pentingnya integrasi antara tradisi pesantren dan dunia akademik dalam memperkuat keilmuan Islam di Indonesia. (Nls/Humas)

Reportase: Nilasari
Redaktur: Nur Hayati
Foto: Mualam/Kamal