Salah satu mitra MBKM Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya adalah Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru atau Maduwa. Lima mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam selama semester genap 2024/2025 melakukan asistensi mengajar di lembaga yang bervisi Unggul dalam Prestasi, Islami dalam Amali, Populis dalam Kreasi itu. Di antara kesibukan yang mereka lakukan, Azmil, Dewi, Zuhda, Aldi, dan Zakharia sempat memotret implementasi dan perwujudan nyata dari visi tersebut. Mereka temukan itu pada tradisi harian pembacaan surah Yasin. Praktik baik yang didesain untuk menumbuhkan motivasi diri siswa dalam belajar serta mengamalkan ajaran Islam dalam perilaku sehari-hari.
Jadi, siapapun yang berkunjung ke madrasah ini, akan menjumpai kebiasaan Maduwa di setiap pagi, yakni membaca Surat Yasin sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Ritual ini diikuti oleh seluruh siswa serta guru mulai tepat pukul 06.15 WIB. Lokasi berkumpulnya di halaman Maduwa. Prosesinya diawali dengan bacaan tawasul oleh salah seorang guru yang ditujukan kepada seluruh siswa, para guru yang telah berpulang, dan sekaligus memohon keberkahan dalam setiap aktivitas yang akan dilakukan sepanjang hari. “Dengan membaca Surat Yasin, kita berharap dapat memulai hari dengan penuh semangat dan mendapatkan ridha dari Allah,” ujarnya. Adapun pembacaan Yasin sendiri dipimpin oleh siswa secara bergantian.
Yasin diyakini merupakan jantung al-Qur’an di mana ketika seseorang membacanya akan beroleh keridhaan Allah dan keselamatan di hari akhirat. Mahasiswa MBKM Sejarah Peradaban Islam yang mengikuti kebiasaan ini secara partisipatoris turut merasakan langsung atmosfernya. Sebuah tradisi yang memberi warna keislaman yang kental dalam kehidupan sehari-hari di Maduwa.
Dari sisi akademis, praktik pembiasaan membaca surah Yasin ini merupakan upaya untuk membentuk karakter siswa, terutama religiusitas dan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu, kegiatan ini juga bisa menumbuhkan rasa cinta dan kedekatan siswa terhadap al-Qur’an. Melalui tradisi ini, Maduwa berkomitmen untuk terus mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Dan kehadiran lima mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam UINSA di madrasah ini tentu menjadi dukungan yang positif bagi Maduwa untuk merealisasikannya.