Berita

MKPI Newsroom. Rabu, 11 Januari 2023; bertempat di Gedung Tower Twin Teungku Ismail Yakub (Twin Tower B) lantai 3, tiga mahasiswa Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam berhak memegang gelar Magister Sosial (M.Sos). Tiga mahasiswa ini lulus tercepat pada semester tiga dengan indeks prestasi sangat memuaskan. Mahasiswa ini masuk tahun 2021 dan berhasil menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. Mahasiswa tersebut adalah Intan Musdalifah dengan nomor induk mahasiswa (NIM) 02040721010, Siti Mutmainah dengan nomor induk mahasiswa (NIM) 02040721018, dan Amjad Trifita dengan nomor induk mahasiswa (NIM) 02040721002.

Intan Musdalifah, mahasiswa asal Lamongan ini meneliti tentang realitas dakwah dalam konten instagram NU Online Jawa Timur yang dilakukan selama periode bulan April-Mei 2022 dengan total 85 konten. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa  realitas dakwah dalam konten instagram memiliki beberapa wacana yang terkandung yaitu wacana keislaman, wacana sufisme, wacana kebudayaan, wacana pembaharuan pemikiran, serta nilai wacana feminisme. Ideologi yang terkandung dalam konten instagram NU Online Jawa Timur meliputi ideologi sufisme, ideologi pluralistik serta ideologi feminisme.

Ket: Pose bersama Tim Penguji

Siti Mutmainnah, mahasiswa asal Jakarta ini meneliti tentang  kompetensi pendakwah gen Z di Jawa Timur pada era cyber dakwah. Hasil penelitiannya menjelaskan  bahwa dalam membangun kompetensi sosial yang meliputi kompetensi pengetahuan sosial, kepercayaan diri, empati, dan sensitivitas sosial, seorang pendakwah gen Z melakukan upaya presentasi diri sebagai seorang pendakwah yang dilakukan baik di tengah masyarakat maupun di media sosial. Sedangkan dalam membangun kompetensi komunikatif yang meliputi kompetensi grammatikal, sociolinguistik, wacana, dan strategis, para pendakwah gen Z menerapkan konsep retorika dalam penyususnan materi dakwah dan menyampaikan dakwahnya pada audiens. Pendakwah gen Z di Jawa Timur telah memiliki kompetensi sebagai pendakwah, baik itu kompetensi sosial, maupun kompetensi komunikatif meskipun di usia mereka yang masih sangat muda. Hal ini dikarenakan latar belakang mereka yang telah disokong oleh pendidikan keislaman sejak dini oleh orang tua dan di pondok-pondok pesantren tempat mereka menunutut ilmu sejak dahulu hingga saat ini. Ditambah lagi dengan pendalaman keilmuan seputar dunia dakwah yang mereka selami sehingga mencetak diri mereka sebagai pendakwah muda.

Ket: Pose bersama Tim Penguji

Selanjutnya, Amjad Trifita, mahasiswa asal Surabaya ini meneliti tentang  citra Islam moderat dalam website nu.or.id dan muhammadiyah.or.id. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pertama, terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan Islam moderat yang dicitrakan oleh media milik NU dan Muhammadiyah. Media NU mengkonstruksi Islam  moderat untuk diberitakan kepada masyarakat internasional, dan dijadikan sebagai rujukan cara ber-Islam  yang baik bagi masyarakat muslim di dunia. Sedangkan media Muhammadiyah mengkonstruksi ciri khas keber-Islaman moderat Muhammadiyah dengan tagline Islam  berkemajuan yang  harus menjawab dinamika dan tantangan baru yang belum pernah muncul pada masa-masa sebelumnya, dan ini dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan berhasil mempraktikkan nilai-nilai Islam moderat di berbagai bidang.

Keberhasilan studi dengan lulus tercepat ini diapreseasi oleh Intan Musdalifah dengan  ungkapan:  “Alhamdulillah, finally i got it, officially M.Sos. Almost 1.5 years worth of struggle, tears. I’m so grateful… thank you for everyone for has helped me and supported me, to throughtout every challenged in my life. To he honest, i couldn’t have done it without All of you.. and here’s special to you ibu, abah and my little family (Mas, Mbak, azriel, abiel, fefe and mas yonif). Fyi, i’m not a smart student, or an outstanding student, even i’m not the best student. But i always tried and just do my best. And ones again “alhamdulillah,” ujarnya.

Sementara itu, Siti Mutmainnah mengatakan; “Jangan pernah berpikir tidak mungkin”. Melewati ujian tesis dan berkuliah dalam jangka waktu 3 semester saja sejatinya bukan semata karena kesungguhan dan usaha, melainkan karena keajaiban. Menjadi tertarget & terencana adalah bagian dari kewajiban sebagai manusia, tapi perihal “dimudahkan, dilancarkan, dan diloloskan” adalah hak prerogatif Yang Maha Kuasa. Dari pengalaman luar biasa ini saya belajar, bahwa tanpa usaha nyata dan keteguhan sekalipun, keajaiban itu tidak memiliki wadah untuk menjelma, ujarnya dengan penuh keyakinan.

Ungkapan senada juga disampaikan oleh Amjad;  “I’ve graduate!! Alhamdulillah Ya Allah… thankful for everything, karena Segalanya begitu mudah aku lalui karena pertolongan NYA. Terimakasih untuk kedua malaikat tanpa sayap ku, Yaya dan ibuk, karena tanpa doa mereka aku gak akan bisa melalui ini semua. Dan juga kedua Kakak ku, Nizar Afadil dan Akhla karunia,  yang selalu support dan doa in aku juga’. 3 tahun di Pasca Sarjana UIN benar-benar memberi ilmu dan pengalaman baru buat aku. Dari sini aku belajar bahwa kekuatan doa itu benar benar-benar ada. Karena aku selalu percaya, kalo kita terus berdoa, “something really amazing happen”, ujarnya dengan penuh semangat.

Dr. Hj. Luluk Fikri Zuhriyah, M.Ag, Kaprodi Magister KPI di tempat terpisah mengatakan; “program studi melakukan upaya yang serius untuk memberikan suport bagi mahasiswa yang ingin lulus dengan tepat waktu, bahkan membuka pinta seluas-luasnya bagi mahasiswa yang masih dalam proses penelitian tesis untuk segera diselesaikan. Lulus tepat waktu adalah sebuah prestasi dan kebanggaan bagi mahasiswa dan program studi. Saya bangga dan apresiasi atas kerja keras dan keuletannya dalam menyelesaikan tesis, ujarnya (an_mkpi).