بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
“(1) Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (3) Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, (4) yang Menguasai di hari pembalasan, (5) Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan, (6) Tunjukilah kami jalan yang lurus, (7) yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan jalan mereka yang sesat” (QS. Al Fatihah [1]: 1-7)
Ketika thawaf dengan tujuh putaran mengelilingi Ka’bah, kita sebenarnya sedang menyerap pesan-pesan penting yang terkait dengan sejarah ka’bah dan Nabi Ibrahim a.s. Kita bisa mengaitkan tujuh putaran thawaf itu dengan tujuh ayat dalam surat Al Fatihah. Dengan demikian, maka pada putaran pertama thawaf, resapilah pesan penting ayat pertama Al Fatihah, lalu pada putaran kedua, resapilah pesan ayat kedua surat Al Fatihah, dan seterusnya sampai putaran ketujuh. Lalu, di luar thawaf, kita resapi tujuh pesan penting surat Al Fatihah itu ketika berdisi shalat, seolah-olah kita sedang melakukan thawaf.
Surat Al Fatihah adalah surat yang paling istimewa di antara 114 surat dalam Al Qur’an. Inilah surat yang memiliki nama terbanyak. Antara lain, Al Fatihah atau Fatihatul Kitab (pembuka Al Qur’an), ummul kitab atau ummul Qur’an (induk Al Qur’an), al-asas (dasar-dasarIslam), as Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang dalam shalat), dan as Syafiyah atau ar Ruqyah (obat penyembuhan).
Banyaknya nama tersebut memberi pesan global kepada kita, “Jadilah muslim yang terkenal dengan banyak sebutan kemuliaan” Jadilah muslim yang terkenal dermawan, juga paling peduli duafak, juga paling tawaduk, juga pejuang Islam, pezikir, teladan dalam berumah tangga, dan nama-nama kemuliaan lainnya. Deretan sebutan kesalehan itulah yang diminta Nabi Ibrahim a.s, “Wahai Allah, jadikan aku buah bibir kesalehan untuk semua generasi.” (QS. As-Syu’ara [26]: 84).
Keistimewaan lainnya dari Al Fatihah adalah proses turunnya. Ketika Nabi sedang duduk bersama sahabat, tiba-tiba beliau melihat langit terbelah dengan dua pancaran cahaya. Jibril memberitahu, itulah cahaya spesial untuk Nabi, yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Dua cahaya itu adalah surat Al Fatihah dan ayat-ayat penutup surat Al Baqarah (HR. Muslim dari Ibnu Abbas r.a).
Tidak hanya itu, setiap ayat yang kita baca dalam surat Al Fatihah mendapat respon langsung dari Allah SWT. Ketika kita membaca, alhamdulillahi rabbil ‘alamin, Allah menjawab, “Hamba-Ku telah memuji-Ku.” Lalu, ketika kita membaca, arrahmanirrahim, Allah menjawab, “Hamba-Ku menyanjung-Ku.” Demikian sampai akhir ayat (HQR. Muslim dari Abu Hurairah r.a).
Adapun tujuh pesan penting dalam setiap ayat Al Fatihah adalah sebagai berikut. Ayat pertama (Dengan (atau atas) nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang) mengandung pesan, “Jangan melakukan apa pun kecuali benar-benar diijinkan Allah berdasar syari’at-Nya.” Ayat kedua (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam) berisi pesan, “Jangan sekali-kali mengharap pujian manusia, sebab hanya Allah yang berhak dipuji” Atau “Jangan sekali-kali mengeluh atas takdir Allah, sebab semua keputusan Allah pasti yang terbaik dan harus kita puji.”
Ayat ketiga (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayanga) berisi pesan, “Jangan gelisah atau merasa sendirian ketika mengatasi masalah. Percayalah, Allah selalu sayang dan hadir untuk memberi jalan keluar yang terbaik.” Ayat keempat (Tuhan Yang Menguasai di hari pembalasan) berisi pesan, “Berhati-hatilah dalam berucap dan bertindak, sebab semuanya harus dipertangggungjawabkan di depan Allah kelak.”
Ayat kelima (Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan) berisi pesan, “Jangan menyembah dan meminta kepada selain Allah. Jangan juga sombong, sebab engkau membutuhkan pertolongan Allah.” Ayat keenam (Tunjukilah kami jalan yang lurus) berisi pesan, “Mintalah petunjuk Allah setiap saat. Sebab, tanpa petunjuk-Nya, engkau akan tersesat” Ayat ketujuh (Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan jalan mereka yang sesat)berisi pesan, “Hidup ini pilihan. Engkau boleh memilih menjadi orang yang dicintai Allah, atau orang yang dimurkai-Nya, atau orang tersesat. Tapi ingat, engkau harus siap menerima konsekwensi atas pilihanmu.”
Betapa dahsyatnya thawaf dengan renungan tujuh pesan Al Fatihah, dan betapa dahsyat pula shalat dengan merenungkan tujuh pesan Al Fatihah seolah-olah kita sedang khusyuk mengelilingi ka’bah. Semoga Allah memberi semua itu kepada kita. (Sumber: M. Quraish Shihah, Tafsir Al Misbah, vol 1 p.3-11. (2) Hamka, Tafsir Al Azhar, Juz 1: 68-72).