
Surabaya – Bulan Ramadhan bukan sekadar momen ibadah, tetapi juga ladang subur untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam jiwa generasi muda. Inilah semangat yang dihidupkan dalam kegiatan Pondok Ramadhan di MTsN 3 Kota Surabaya yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 20 Maret 2025. Mengusung konsep kolaboratif, kegiatan ini menggandeng mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang tengah menjalankan program MBKM-Asistensi Mengajar.
Pondok Ramadhan bukan hanya tentang teori agama, tetapi menjadi wahana untuk membentuk akhlakul karimah siswa melalui pendekatan spiritual dan karakter. Dalam kegiatan ini, mahasiswa FTK UINSA tidak sekadar hadir sebagai pengajar, tetapi juga mentor dan inspirator, yang membimbing siswa dengan metode interaktif dan inovatif.
Pembelajaran Interaktif dan Simulatif
Salah satu kekuatan utama dari program ini adalah pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Mahasiswa menggunakan metode tanya jawab, diskusi, hingga berbagi kisah pengalaman pribadi yang relevan dengan materi, agar siswa tidak hanya mendengarkan pasif, tetapi aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran ini diperkuat dengan simulasi praktik dzikir dan doa, di mana siswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga langsung mempraktikkan cara berdzikir dan berdoa yang benar. Pengalaman spiritual ini memberikan kesan mendalam yang sulit dilupakan, serta menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Makna di Balik Dzikir, Doa, dan Hari Raya
Materi utama yang disampaikan dalam Pondok Ramadhan ini adalah dzikir, doa, dan pemahaman mendalam tentang Hari Raya Idul Fitri. Melalui narasi dan kisah inspiratif dari tokoh-tokoh Islam, siswa diajak memahami konteks sejarah dan spiritual di balik amalan tersebut.
Mahasiswa menjelaskan bahwa dzikir bukan hanya serangkaian lafaz, tetapi merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat hati, dan membangun kedamaian batin. Doa pun dibahas sebagai bentuk komunikasi penuh harap antara hamba dan Tuhannya.
Adapun pembahasan mengenai Hari Raya Idul Fitri tidak hanya membahas ritual, tetapi juga mengangkat nilai kebersamaan, kasih sayang, dan kepedulian sosial. Siswa diajak untuk melihat Idul Fitri sebagai momentum mempererat hubungan antar sesama, saling memaafkan, dan membangun harmoni sosial.

Sistem Pelaksanaan Terstruktur
Pondok Ramadhan di MTsN 3 Kota Surabaya dirancang secara sistematis dengan jadwal pelaksanaan setiap tiga hari sekali selama dua minggu, melibatkan pergantian kelas dari kelas 9, 8, hingga 7. Hal ini memberikan kesempatan yang merata kepada seluruh siswa untuk merasakan pengalaman spiritual ini dengan intensitas dan kedalaman yang sama.
Sinergi yang Menginspirasi
Kerja sama antara mahasiswa FTK UINSA dan MTsN 3 Kota Surabaya menjadi contoh sinergi pendidikan dan pembinaan karakter yang ideal. Mahasiswa tidak hanya belajar mengajar, tetapi juga belajar memimpin, berkomunikasi, dan memahami dinamika dunia pendidikan secara langsung.
Sementara itu, siswa mendapatkan pengalaman berharga dari sosok mahasiswa yang lebih dekat secara usia dan cara berkomunikasi, menjadikan proses belajar tidak terasa kaku, namun tetap bermakna.
Pondok Ramadhan, Tempat Tumbuh Harapan
Pondok Ramadhan ini bukan sekadar tempat belajar agama. Ia adalah tempat lahirnya harapan dan inspirasi bagi generasi muda Islam yang berakhlak mulia, berilmu, dan siap menghadapi tantangan zaman dengan kepercayaan diri. Kolaborasi ini membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan niat tulus, pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam bisa ditanamkan dengan cara yang menyenangkan dan efektif.