Berita

Surabaya, 18 Oktober 2023 – Seminar bertajuk “Sosio Preneurship Berbasis Komunitas” diselenggarakan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Kegiatan ini diikuti oleh para mahasiswa semester 5 Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf, yang diharapkan dapat menjadi pionir dalam pengembangan ekonomi berbasis komunitas di masa depan. Seminar ini menghadirkan tiga narasumber ahli yang berbagi pengalaman dan pandangan mereka tentang bagaimana pemberdayaan ekonomi umat dapat diwujudkan melalui sosio preneurship yang berakar pada nilai-nilai zakat dan wakaf.

Mengintegrasikan Zakat dan Sosio Preneurship dalam Pemberdayaan Umat

Aditya Kusuma, Kepala Perwakilan LAZ Al Azhar Jawa Timur, membuka sesi dengan pemaparan mengenai peran strategis zakat dalam pemberdayaan ekonomi umat. Menurutnya, zakat bukan hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga sebuah instrumen ekonomi yang efektif untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial.

“Zakat memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik dan dikombinasikan dengan konsep sosio preneurship. Melalui pemberdayaan komunitas, kita bisa menciptakan wirausaha sosial yang mandiri dan berkelanjutan,” ujar Aditya. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara lembaga amil zakat (LAZ) dan komunitas dalam mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat secara holistik.

Peran Forum Zakat dalam Pengembangan Sosio Preneurship

Sigit Iko Sugondo, Associate Expert Forum Zakat Nasional, melanjutkan dengan menjelaskan bagaimana Forum Zakat Nasional berperan dalam mendukung pengembangan sosio preneurship di berbagai daerah. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai stakeholder, termasuk pemerintah, lembaga zakat, dan komunitas lokal.

“Forum Zakat Nasional telah menginisiasi berbagai program yang bertujuan untuk mengintegrasikan konsep sosio preneurship dengan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah. Hal ini dilakukan agar dana yang terhimpun tidak hanya digunakan untuk bantuan langsung, tetapi juga untuk investasi jangka panjang yang berdampak luas,” kata Sigit.

Ia juga menggarisbawahi perlunya pendekatan berbasis komunitas, di mana masyarakat setempat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi pelaku aktif dalam menggerakkan roda perekonomian.

Kiat-Kiat Sukses Pendekatan kepada Komunitas

Pada sesi berikutnya, Achmad Fatkhurrozi, Asisten Direktur LAZIS Nurul Falah, tidak hanya berbagi pengalaman dalam mengelola program sosio preneurship, tetapi juga memberikan kiat-kiat sukses dalam pendekatan kepada komunitas. Menurutnya, keberhasilan suatu program sangat bergantung pada bagaimana pendekatan dilakukan sejak awal. Ia menekankan beberapa langkah penting:

  1. Memahami Kebutuhan dan Karakteristik Komunitas
    Sebelum merancang program, sangat penting untuk memahami kebutuhan dan karakteristik unik dari komunitas tersebut. “Setiap komunitas memiliki tantangan dan potensi yang berbeda. Oleh karena itu, kita harus melakukan survei dan diskusi mendalam dengan tokoh-tokoh lokal untuk memastikan program yang kita tawarkan relevan dan dibutuhkan,” jelas Achmad.
  2. Membangun Kepercayaan
    Kepercayaan adalah kunci utama dalam bekerja dengan komunitas. “Tidak mungkin kita bisa sukses tanpa mendapatkan kepercayaan dari anggota komunitas. Untuk itu, kita harus transparan dalam setiap langkah, melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, dan memastikan bahwa mereka merasa memiliki program tersebut,” katanya.
  3. Kolaborasi dengan Pemimpin Lokal
    Menggandeng pemimpin lokal atau tokoh yang dihormati dalam komunitas bisa mempermudah pelaksanaan program. “Pemimpin lokal memiliki pengaruh besar dalam komunitasnya. Dengan bekerja sama dengan mereka, kita dapat menggerakkan komunitas dengan lebih efektif,” ujar Achmad.
  4. Pendampingan Berkelanjutan
    Achmad menekankan pentingnya memberikan pendampingan secara berkelanjutan. “Program yang sukses tidak hanya berhenti pada pemberian modal atau pelatihan awal, tetapi juga harus disertai dengan pendampingan dan monitoring secara berkala. Ini penting untuk memastikan bahwa komunitas dapat mandiri dan terus berkembang,” terangnya.

Antusiasme Mahasiswa dalam Menerapkan Ilmu Sosio Preneurship

Seminar ini disambut dengan antusias oleh para mahasiswa yang hadir. Mereka menyadari bahwa ilmu yang diperoleh selama kuliah harus diterapkan secara nyata untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat. Salah satu peserta, Rina Anjani, mengungkapkan bahwa seminar ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana zakat dan wakaf bisa menjadi pondasi kuat dalam membangun usaha sosial yang berdampak luas.

“Saya semakin termotivasi untuk terlibat dalam pengembangan sosio preneurship di lingkungan sekitar saya. Ilmu yang saya dapatkan di sini akan menjadi bekal berharga dalam merancang program pemberdayaan yang lebih efektif,” ujarnya.

Seminar Sosio Preneurship Berbasis Komunitas ini menjadi momen penting bagi para mahasiswa dan praktisi untuk berdiskusi serta bertukar pengalaman mengenai langkah-langkah strategis dalam pemberdayaan ekonomi umat. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan konsep sosio preneurship ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Add Your Heading Text Here

Add Your Heading Text Here