Berita

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), kembali konsisten  dalam mengintegrasikan tridarma perguruan tinggi melalui pendekatan service learning (SL) pada setiap semester yang dikelola oleh pusat studi Service Learning (FLSLC). Sebagai bentuk penjaminan mutu akademik berbasis siklus PPEPP (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan), Prodi PBI menggelar Rapat Evaluasi Service Learning yang dilaksanakan secara daring pada Rabu, 9 Juli 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran manajemen jurusan dan program studi, para dosen pengampu mata kuliah berbasis service learning, perwakilan mitra dari sekolah/madrasah dan dunia usaha dan industri (DUDI), pengelola Foreign Language Service Learning Center (FLSLC), serta seluruh mahasiswa semester 2 dan 4 yang mengikuti program SL pada semester genap tahun akademik 2024/2025.

Rapat evaluasi dibuka secara resmi oleh Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa, Dr. Moh. Faizin, M.Pd.I, yang menyampaikan apresiasi atas partisipasi seluruh elemen dalam mendukung keberlangsungan implementasi SL di Prodi PBI. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian strategis dari pengembangan mutu pendidikan yang menghubungkan antara teori, praktik lapangan, dan pengabdian masyarakat.

Rapat evaluasi ini menjadi momen penting untuk menilai pelaksanaan service learning yang telah terintegrasi dalam berbagai mata kuliah, baik untuk mahasiswa semester 4 maupun semester 2. Di semester 4, SL terimplementasi dalam mata kuliah: Methods in English Language Teaching (ELT), English Language Teaching Curriculum, Instructional Materials and Media Development, Language Test, Evaluation and Assessment, English for Islamic Studies, Literature in ELT, dan Quantitative and Qualitative Research. Sementara itu, mahasiswa semester 2 menjalankan SL melalui dua mata kuliah praktikal, yaitu Spoken English dan Business English. Pelaksanaan SL di berbagai konteks tersebut memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dengan pendekatan experiential learning secara langsung di lapangan, baik di lingkungan sekolah/madrasah maupun DUDI.

Rapat evaluasi ini dipimpin oleh Rakhmawati, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, bersama Dr. Siti Asmiyah, M.TESOL, selaku Sekretaris FLSLC. Dalam pengantarnya, Rakhmawati menyampaikan bahwa pelaksanaan service learning semester ini merupakan hasil kerja sama simultan antara prodi, pusat studi, dosen, mitra, dan mahasiswa.

Para mitra service learning yang hadir, baik dari sektor pendidikan maupun DUDI, secara umum menyampaikan apresiasi tinggi terhadap manfaat kegiatan SL yang telah berjalan. Para guru dari sekolah dan madrasah menilai mahasiswa Prodi PBI telah menunjukkan kinerja yang baik dalam mendampingi pembelajaran dan program di sekolah mitra.

Namun demikian, sejumlah usulan peningkatan juga disampaikan. Koordinasi dan komunikasi antara mahasiswa dan mitra menjadi salah satu sorotan utama. Salah satu guru mitra menyampaikan pentingnya ada sesi koordinasi yang lebih intens sebelum dan selama kegiatan SL.

Sementara itu, dari sektor DUDI, evaluasi senada juga disampaikan. Riska Lailil, perwakilan dari Mama Cemerlang Academy, mengungkapkan bahwa meski kegiatan SL sangat bermanfaat bagi lembaga dan mahasiswa, keterampilan komunikasi mahasiswa dengan mitra perlu terus diasah.

Beberapa dosen pengampu juga menyampaikan saran penguatan implementasi SL ke depan. Salah satu isu yang mencuat adalah ketidaksesuaian jadwal antara kegiatan perkuliahan di kampus dan waktu operasional mitra. Hal ini berdampak pada kesulitan mahasiswa dalam melakukan koordinasi maupun pelaksanaan program secara maksimal. Menanggapi hal tersebut, Dr. Siti Asmiyah dari FLSLC menyampaikan bahwa ke depan perlu dirumuskan desain dan format SL yang lebih fleksibel namun tetap terstruktur.

Dari sisi mahasiswa, kegiatan service learning ini disambut dengan antusiasme, khususnya dari mahasiswa semester 2 yang baru pertama kali mengikuti program ini. Mereka mengaku mendapatkan pengalaman belajar yang tidak mereka dapatkan di kelas. Mahasiswa menyampaikan harapan agar kegiatan SL seperti ini bisa terus diadakan setiap semester. Experiential learning yang mereka alami dinilai memberikan pemahaman lebih mendalam tentang materi kuliah dan membuka wawasan baru mengenai tantangan dunia pendidikan dan calon dunia kerja mereka nanti.

Sementara itu, mahasiswa semester 4 secara umum menyampaikan bahwa pelaksanaan SL berjalan baik. Namun, mereka mengusulkan adanya kejelasan deskripsi tugas antar mata kuliah agar tidak terjadi tumpang tindih maupun kebingungan saat pelaksanaan di lapangan.

Setelah sesi pleno, peserta rapat dibagi menjadi 35 breakout rooms yang masing-masing terdiri dari mahasiswa, mitra, dan dosen pembimbing. Di ruang-ruang diskusi ini, mahasiswa mempresentasikan produk atau hasil dari kegiatan service learning mereka, baik berupa laporan program, media pembelajaran, materi ajar, atau dokumentasi kegiatan. Diskusi di breakout room menjadi ruang dialog langsung antara mahasiswa dan mitra untuk memberikan umpan balik terhadap hasil kerja, serta membicarakan kemungkinan pengembangan program di masa mendatang.

Dengan terlaksananya rapat evaluasi ini, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UINSA menunjukkan konsistensinya dalam menjalankan siklus PPEPP sebagai bagian dari penjaminan mutu akademik. Evaluasi menjadi fase penting yang menghubungkan antara pelaksanaan dan pengendalian mutu, serta menjadi dasar perencanaan peningkatan kualitas di semester berikutnya. Kegiatan ini juga mencerminkan nilai-nilai utama dalam pendekatan service learning, yaitu refleksi, kolaborasi, pengabdian, dan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan masyarakat dan industri.

Rapat evaluasi ini bukan hanya menjadi penutup dari pelaksanaan service learning semester ini, tetapi juga menjadi titik tolak bagi penguatan model pembelajaran berbasis pengalaman di masa depan. Kolaborasi antara kampus, sekolah/madrasah, dan dunia industri menjadi fondasi penting untuk mencetak lulusan yang adaptif, komunikatif, dan siap menghadapi tantangan zaman.