Selasa, 24 Oktober 2023 Pusat Studi Konstitusi dan Legislasi FSH UINSA menyelenggarakan acara Sekolah Kebangsaan. Acara tersebut bertempat di Student Access Center Lantai 3 UIN Sunan Ampel Surabaya Kampus Ahmad Yani mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB. Tak sendirian, Puskolegis FSH UINSA juga turut menggandeng Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dalam menyelenggarakan acara ini.
Acara ini mengusung tema menarik yakni “Memangnya Suara Remaja Didengar?” Tak hanya menarik, sekolah kebangsaan diselenggarakan dengan tujuan untuk sharing ilmu dan Tular Nalar mengenai Pemilu 2024. Acara diawali dengan peserta melakukan registrasi dan mengerjakan pre-test dari Mafindo. Setelah mengerjakan pre-test acara kemudian dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan serta sambutan hangat dari Direktur Puskolegis Dr. Nurlailatul Musyafaah, Lc., M.Ag. Tak lupa juga sambutan Dekan FSH UINSA Dr. Suqiyah Musafaah, M.Ag dan Sekretaris Mafindo Surabaya Raya, Diana Aziz. Puskolegis FSH UINSA dan Mafindo juga mengajarkan kepada mahasiswa/i FSH UINSA Tular Nalar dan cara untuk menghindari hoax Pemilu 2024.
Tular Nalar merupakan salah satu progam Mafindo yang didedikasikan untuk memajukan literasi digital dan pemikiran kritis. Tular Nalar menggelar sekolah kebangsaan yang diinisiasi oleh Mafindo dan didukung oleh Googe.org. Kegiatan ini hadir yang harapannya mampu menjadi bekal bagi mahasiswa/i FSH UINSA dalam menangkis hoax pemilu 2024.
Puskolegis FSH UINSA
“Saya berharap pemilih pemula seperti mahasiswa dan yang lainnya bisa menanggapi dengan baik berita tentang pemilu,” tutur Direktur Puskolegis. “Saat ini hawa-hawa pemilu sudah mulai terasa, bagaimana rasanya masuk kolom bilik suara,” sambung beliau. Direktur Puskolegis juga menegaskan kita harus bisa menghadapi berita yang positif dan tidak terpapar hoax.
Dekan FSH UINSA, juga berpendapat dengan hadirnya sekolah kebangsaan, permainan pemilu haruslah cantik, serta menjaga nama baik bangsa. Antusiasme peserta meningkat setelah jargon dilayangkan dari masing-masing penyelenggara. Jargon “Ramah, Rahmah, Maslahah” disampaikan oleh Dekan FSH UINSA. Jargon dari Mafindo yaitu, “Tular nalar, bukan sekedar paham” lalu diakhiri dengan slogan dari Puskolegis, “Mandiri Berprestasi.” Penukaran cinderamata pun dilakukan dan menjadi salah satu hibah bagi kedua pihak. Para fasilitator yang merupakan volunteer dari Mafindo diajukan untuk memberikan pemaparan materi. Sebanyak 100 peserta dari semester 1 dan 3 FSH UINSA begitu antusias dalam mengikuti acara sampai selesai. “Pertanyaannya mudah, karena dijawab sesuai pendapat atau opini kita,” ucap Agil, mahasiswa semester 3 Prodi Perbandingan Madzhab.
Pembukaan
Setelah selesai pembukaan, para mahasiswa diarahkan untuk menuju kelas masing-masing untuk melanjutkan sesi diskusi. Peserta Sekolah Kebangsaan ini dibagi menjadi 7 kelompok untuk menerima materi dan diskusi bersama fasilitator dari Mafindo. Diskusi dilaksanakan dengan begitu menyenangkan karena disisipi dengan serangkaian game. Namun hal tersebut tidak menghilangkan esensi dari Sekolah Kebangsaan ini.
Terdapat beberapa materi yang diberikan oleh fasilitator Mafindo di sekolah kebangsaan. Materi tersebut diantaranya, pemilu, demokrasi, penghindaran hoax, dan jejak digital atau sanksi apabila menyebarkan hoax. Sesi kelompok kecil ini dibentuk bukan hanya sebagai diskusi. Mereka juga ada yang sambil bermain dan bebas untuk memberikan argumentasinya masing-masing. Setelah sesi diskusi telah usai, dilanjutkan dengan refleksi diri sebagi bentuk kesan para peserta selama mengikuti acara. Refleksi diri dituliskan dalam bentuk manfaat yang di dapat, hal nyata yang akan diterapkan, evaluasi kegiatan, dan apa yang perlu ditingkatkan. Peserta diminta oleh Mafindo untuk menempel refleksi dalam sticky note pada whiteboard dan mengisi post-test. Acara Sekolah Kebangsaan ini kemudian diakhiri dengan foto bersama.