Berita

Sabtu (03/02/2024) menjadi kesempatan yang menggembirakan ketika Jose Frangelino Borges Fernandes, mahasiswa non-Muslim kelahiran 6 Mei 1997, mencatatkan namanya sebagai mahasiswa pertama dari Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang berhasil meraih gelar sarjana. Jose Frangelino Borges Fernandes, mahasiswa yang belajar di Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Adab dan Humaniora, adalah mahasiswa pertama beragama Katolik yang berhasil menyelesaikan gelar Sarjana Sastra S1 dan secara resmi diwisuda di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dengan tekad dan semangat yang kuat, Jose, atau akrab disapa Yusuf di UINSA, berhasil menyelesaikan program studi Sastra Indonesia dalam waktu sembilan semester. Meskipun awalnya merasa canggung sebagai seorang Katolik di kampus yang didominasi oleh mahasiswa Muslim, dukungan penuh dari fakultas, staf, dan rekan-rekannya membantu Jose melewati segala rintangan.

Jose, yang berasal dari desa De Marco Cailaco, Brazil, telah menjalani perjalanan hidup yang sulit akibat dampak perang saudara. Sebagai korban perang, ia harus meninggalkan desanya dan mencari suaka di Timor Leste. Setelah beberapa tahun di sana, Jose akhirnya tiba di Surabaya pada tahun 2004, di mana ia menetap dan menjadi warga negara Indonesia.

Perjalanan Jose tidaklah mudah. Setelah lulus dari SMK pada tahun 2016, ia harus bekerja mandiri untuk membiayai hidup dan mengumpulkan uang agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk ujian masuk yang sulit, Jose akhirnya berhasil masuk ke UINSA melalui tes mandiri pada tahun 2019.

Jose mengungkapkan, “Dengan penuh terharu dan bahagia, saya berhasil lulus dari UINSA dengan dukungan welas asih dan cinta dari semua pihak. Ajaran “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil” menjadi kunci keberhasilan saya di kampus yang penuh kenangan ini. Meskipun awalnya minder dan takut tidak memiliki teman, namun di UINSA, saya merasakan ikatan manusiawi yang kuat.Terima kasih kepada sahabat, saudara, dosen, dan staf yang selalu mendukung saya. Saya bangga berada dalam lingkungan yang suportif, meskipun sebagai non-Muslim beragama Katolik Ortodoks. Kesempatan ini bukan hanya pencapaian pribadi, tapi juga pesan penting tentang pentingnya menerima perbedaan dan bekerja bersama menuju masa depan yang lebih baik. Dengan proses, tekad, dan hasil perjuangan ini, saya berharap menjadi bagian dari cahaya pembangun bangsa Indonesia. “Dimanapun kita berada, jadilah orang baik, setia hati, dan teruslah berjuang sebagai cahaya Tuhan dalam kegelapan dunia ini. Allah menyinari kita selamanya. Terimakasih dan semoga Tuhan memberkahi UINSA ku tercinta selamanya.”

Keberhasilan Jose menjadi wisudawan di lingkungan kampus Negeri Islam, adalah sebagai bukti nyata komitmen mereka terhadap inklusi dan keragaman, khususnya di UINSA. Jose dianggap sebagai teladan bagaimana pendidikan dapat menjadi sarana untuk mempromosikan toleransi dan harmoni antarbudaya, tidak hanya di UINSA, tetapi juga sebagai inspirasi bagi perguruan tinggi yang lain, menciptakan lingkungan yang penuh cinta kasih dan toleransi.